Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

Galeri Foto Habaib
Al-HABIB MUHAMMAD BIN AHMAD AL-MUHDOR (BONDOWOSO) Lahir di desa Quwaireh, Du'an al-Ayman, Hadhramaut tahun 1280 H. wafat 21 Syawaal 1344 H.











Al-HABIB MUHAMMAD BIN IDRUS AL-HABSYI (SURABAYA) Lahir di Kota Khola Rosyid, Hadhramaut tahun 1265 H. Wafat Rabu Rabiul Tsani 1337 H di kota Surabaya











AL-HABIB ABUBAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF (GRESIK) Lahir di Besuki, Jawa Timur tahun 1285 H. Wafat tahun 1376 H dimakamkan di samping Masjid Agung Jami' Kota Gresik,Jawa Timur











AL-HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-HABSYI (KWITANG, JAKARTA) Lahir di Kwitang, Jakarta hari Minggu 20 Jumadil Akhir 1286 H (20 April 1870 M). Wafat hari Minggu 20 Rajab 1388 H (13 Oktober 1968 M)











AL-HABIB HUSEIN BIN ABDULLAH BIN HASAN AIDID Lahir di kota Gurof tahun 1308 H. Wafat tahun 1379 H. di Wadi Aidid. Beliau pernah tinggal di Madudah dan terakhir di Sewun, Hadhramaut. Beliau pengarang kitab Maulid Asshfatul Muhammadiyah. Murid kesayangannya dan terbaik Al-Habib Ali bin Muhammad Alhasyi ( Simtud Durror ) 
 
Pembenci Rasulullah Terpanggang Di atas Qubbah Khadlra (Qubah Nabi)

 
Terjemah:

Dikutip dari Syekh az-Zabidi: "Para musuh Rasulullah setelah mereka selesai menghancurkan makam-makam mulia di komplek pemakaman al Baqi'; mereka pindah ke Qubah Rasulullah untuk menghancurkannya. Salah seorang dari mereka lalu naik ke puncak Qubah untuk mulai menghancurkannya, tapi kemudian Allah mengirimkan petir/api menyambar orang tersebut yang dengan hanya satu kali hantaman saja orang tersebut langsung mati hingga -raganya- menempel di atas Qubah mulia itu. Setelah itu tidak ada seorangpun yang mampu menurunkan mayat orang tersebut dari atas Qubah; selamanya. Lalu ada salah seorang yang sangat saleh dan bertakwa mimpi diberitahukan oleh Rasulullah bahwa tidak akan ada seorangpun yang mampu menurunkan mayat orang tersebut. Dari sini kemudian orang tersebut "dikuburkan" ditempatnya (di atas Qubah; dengan ditutupkan sesuatu di atasnya) supaya menjadi pelajaran".

foto tahun 1427 H


Maqam Baqi’ lama sebelum dihancurkan :


Maqam Baqi' sekarang :


Renungan, Hakikat di balik Musibah

Peristiwa Tsunami,gempa,banjir dan bencana alam lainnya Demi Allah bukanlah Azab, tetapi Rahmat dan Kasih sayang Allah swt atas Ummat Muhammad saw, mengapa?

Berapa ratus ribu Jiwa pendosa bertebaran dimuka bumi dengan lidah penuh dosa, telinga penuh dosa, pandangan penuh dosa, perbuatan penuh dosa dan hati yg membusuk dg dosa, dan setiap dosa membutuhkan Istighfar dan taubat,

Maka Genggaman Takdir seakan muncul dari dasar laut atau dari atas langit merenggut ratusan hingga ribuan tubuh penuh dosa, melemparkan tubuh mereka menjadi bangkai busuk, dan lalu tergenggamlah ruh ruh mereka dalam kelompok Syuhada yg terang benderang dengan Keridhoan Nya, dan Berbahagialah mereka dengan Nasib 1000X mujur. Demi Allah bila mereka dihidupkan kembali dan disuruh memilih antara kembali kepada keluarganya dengan kekayaan di dunia, atau meninggalkan keluarga mereka menuju Kelompok Syuhada, maka Demi Allah mereka tak ada satupun yg memilih kembali ke muka Bumi.

Dalam Shahih Muslim, hadits no : 1914 dan 1915 dan beberapa hadits lainnya, menjelaskan dengan gamblang bahwa orang yang mati tenggelam (dari Ummat Muhammad saw) adalah syuhada. Dan pada kitab Jawahirul Bukhari di jelaskan bahwa semua orang yg ditimpa bencana Alam wafat sebagai syuhada.

Namun Jenazah mereka tetap dimandikan (bila memungkinkan), lalu dishalatkan lalu dikuburkan, karena mereka dikategorikan bersama syuhada namun bukan dalam perang fii sabilillah. orang yg wafat dalam peperangan fii sabilillah maka mereka tak perlu dimandikan dan tak pula perlu dikafani, karena telah disucikan sesuci2nya oleh Allah swt.

Dan untuk mereka yg masih hidup, lalu kehilangan harta, kehilangan keluarga, kehilangan nafkah dlsb, ah..ah..ah..betapa Luhurnya Balasan Allah swt kelak, karena lebih dari 12 hadist shahih didalam HR Muslim (hadist no. 2572 dan lainnya)dan masih puluhan hadits lagi terpencar di Shahih Bukhari, Nasa'I dan Ibn Majah dan lainnya, bahwa setiap kesedihan merupakan penghapusan dosa, setiap musibah adalah pengangkatan derajat dan penghapusan dosa, bahkan Rasul saw menjelaskan dalam riwayat Aisyah Ummulmukminin ra : 'setiap duri kecil yg tanpa disengaja menusuk tubuh pun merupakan penghapusan dosa dan pengangkatan derajat (HR Muslim)

'Musibah' dikenal juga sebagai gunung gunung pahala, tanpa perlu beramal. Dan Rasul saw pernah ditanya : 'siapakah orang orang yg paling kaya raya dan senang di hari kiamat wahai Rasulullah??, Rasul saw menjawab : 'Orang yg paling banyak ditimpa musibah dimuka bumi, mereka kelak dipanggil oleh Allah dalam kelompok mulia, lalu Allah swt berkata : "Wahai hamba hamba Ku, telah kusempitkan rizki kalian dimuka Bumi, kusulitkan kehidupan kalian sehingga kalian menderita dan mengemis pada orang orang kaya, maka kini kalian kumuliakan semulia mulianya, dan saat ini orang orang kaya akan menderita dan mengemis pada kalian?!?. Maka saat itu ketika seluruh manusia melihat betapa agung nya derajat orang yg ditimpa musibah, maka mereka berharap alangkah indahnya bila seluruh hidup mereka adalah musibah dan tak merasakan nikmat sebutirpun..".

Namun Rasul saw menengahi hal ini, ketika seorang sahabat sakit keras dan Rasul saw menjenguknya, dan bertanya sebab penyakitnya, maka sahabat yg sudah bagaikan daun kering dari parahnya penyakit yg menimpanya itu menjawab : 'aku berdoa kepada Allah agar menumpahkan penyakit kepadaku di Bumi, agar aku tak merasakan siksa di akhirat kelak, maka datanglah penyakit ini'. Maka Rasul saw Menjawab dengan serta merta : 'Tidak..!, engkau tak akan mampu menanggungnya, jangan berdoa seperti itu, berdoalah dg doa yg diajarkan Allah, Wahai Allah berilah kami dunia yg baik, dan akhirat yg baik pula, dan bebaskan kami dari neraka' (Rabbana aatina fiddunya hasanah' hingga akhir ayat).

Betapa Maha Indah Nya setiap Ketentuan Allah, dan Betapa Agung dan luhurnya derajat ummat Muhammad Saw.

Namun Bencana alam bagi mereka yg diluar islam, maka berupa azab dan peringatan.

Semua kejadian, siang dan malam, kehidupan dan kematian, musibah dan kenikmatan, merupakan seruan Allah swt kepada kita untuk mendekat pada Nya swt.

demikian gempa atau bencana alam lainnya, yg wafat dalam kejadian itu telah dijamin mati syahid oleh Rasul saw sebagaimana hadits beliau saw : Syuhada adalah 5,
1.      orang yg wafat terkena reruntuhan (gempa, tanah longsor dll),
2.      orang yg wafat karena sakit di bagian perutnya (perut dalam hukum syariah adalah dibawah leher hingga kemaluan, dan mereka yg wafat saat hamil dijelaskan oleh Imam Nawawi termasuk dalam hadits ini),
3.      orang yg terkena wabah Thaun (Thauun adalah wabah penyakit yg mematikan dan sudah tiada dimasa kini, masa lalu jika wabah ini masuk kesuatu wilayah maka ribuan yg mati, namun sebagian ulama mengelompokkan semua wabah yg menyebabkan kematian termasuk dalam hadits ini),
4.      orang yg wafat tenggelam
5.      orang yg wafat dalam peperangan di Jalan Allah. (shahih Bukhari).

Dalam riwayat shahih lainnya terdapat hadits menyebutkan termasuk yg mati terbakar.

Maka selama mereka itu muslim dan bukan bunuh diri dan tidak dalam keadaan mabuk/maksiat, maka Insya Allah mereka dalam kelompok para syuhada dihari kiamat.

Dan orang yg terkena bencana maka itu menjadi penghapus dosa baginya demikian dijelaskan pada shahih Bukhari bahwa Rasul saw menjelaskan semua musibah pada muslim adalah penghapusan dosa.

Bagi yg tak terkena musibah, maka hal itu peringatan dari Allah swt.
BASHIROH HABIB UMAR TENTANG DENMARK & JERMAN

Duhai guru agung idola barat dan timur…,

Sebelum beliau tiba, telah didahulu putra mulia beliau, Alhabib Salim bin Umar bin Hafidh, seraya bercerita panjang pada kami sambil menanti kedatangan Sang Guru Mulia, maka alhabib salim berkata : ayahanda mengunjungi Denmark, kota yang dikenal paling membenci dan menghina Rasulullah saw, namun baru saja beliau keluar dari bandara, sudah disambut dengan pembacaan Maulid nabi saw di bandara, maka Guru Mulia berpaling pada putranya dan berkata: “kau lihat?, pernah kau lihat orang menyambutku di bandara dengan pembacaan maulid?, sungguh diseluruh dunia belum pernah terjadi, tapi terjadi disini, di Denmark, kota yang konon sangat membenci dan Menghina Nabi saw, belum aku sampai di kotanya, baru di bandara justu Lantunan Maulid Nabi saw dikumandangkan, kau lihat bagaimana Allah swt Maha Memberi hidayah walau ditempat yang konon paling menghina Nabi saw?”

Di Jerman Guru Mulia menyampaikan tausiah di salah sebuah forum, hadir diantaranya seorang missionaris nasrani yang mencuri dengar, lalu melaporkannya pada pimpinan gereja yaitu gurunya, maka pendeta besar mengundang guru mulia untuk datang ke gereja dan menyampaikan tausiyah, seakan tantangan sekaligus pelecehan, kau yang berbicara kerukunan ummat beragama, apa berani masuk gereja?
Ternyata Guru Mulia setuju, datang, dan minta izin shalat di gereja, sudah kita fahami dari seluruh madzhab sebagian mengatakan makruh, sebagian mengatakan haram, namun sebagian mengatakan boleh jika diharapkan akan diubah menjadi masjid,

Selepas beliau menyampaikan tausiah, maka pimpinan pendeta ditanya : bagaimana pendapatmu terhadap islam?, maka ia menjawab : aku benci islam, namun aku cinta pada orang ini, maka guru mulia menjawab : jika kau mencintaiku akan datang waktunya kau akan mencintai islam…
Lalu guru mulia ditegur, bagaimana melakukan shalat di gereja?, beliau menjawab : aku melakukannya karena aku tahu tempat ini akan menjadi masjid kelak..

Selengkapnya baca :
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=309&Itemid=1
Karomah "Hati"

8.      Hati

Di antara karamah hati ketika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah mampu mengetahui sesuatu sebelum terjadi. Ibnu 'Arabi berkata, "Ketahuilah anakku, Allah telah menolongmu, menerangi hatimu, melapangkan dadamu, dan menyucikan pakaian serta hatimu. Segala karamah yang berkaitan dengan anggota tubuh lainnya merujuk dan kembali kepada hati. Kalau tidak ada hati, maka seluruh anggota tubuh lainnya tidak berarti.

Setiap perbuatan berasal dari hati, kalau tidak didasari keikhlasan sebagai aktivitas hati, maka amal tersebut bagai debu beterbangan, tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan kebahagiaan." Allah berfirman, Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus (QS Al-Bayyinah [98]: 5). Dan Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat, dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah kepada dunia dan perempuan yang akan dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya." Dari sini jelaslah bahwa sudi dan ternodanya semua perbuatan lahir maupun batin tergantung pada hati. Jadi, gerakan atau diamnya anggota tubuh untuk menaati syariat dan melakukan maksiat hanya berdasarkan pada perintah dan kehendak hati.

Gagasan muncul pertama kali di dalam hati. Apabila hati ingin mewujudkan gagasan itu, maka ia mempertimbangkan anggota tubuh mana yang sesuai untuk melakukan gagasan itu, lalu hati menggerakkan anggota tubuh yang dipilihnya untuk mewujudkan gagasan itu, baik untuk ketaatan maupun kemaksiatan, dan atas anggota tubuh itulah pahala dan siksa diberikan. Tidakkah kamu merenungkan bagaimana Allah menganggap pandangan pertama kepada seorang perempuan bukan muhrim yang dilakukan tanpa sengaja dan tidak diniati dalam hati sebagai suatu hal yang dimaafkan dan tidak dikenai siksa?
 
Demikian pula ketika seorang hamba melakukan perbuatan salah tanpa sengaja, maka Allah benar-benar telah mengampuni perbuatannya itu, sebagaimana bila hati menghendaki dan berniat melakukan kemaksiatan, tetapi tidak jadi melakukannya, maka niatnya itu tidak ditulis dan tidak dihitung, selama belum dilakukan atau hanya sebatas ucapan semata. Adapun jika hati berniat melakukan ketaatan, maka ia akan diberi ganjaran sesuai dengan niat dan harapannya, meskipun ia belum melakukan ketaatan yang telah diniatkannya, niatnya telah ditulis sebagai kebaikan. Bila kamu meyakini hal ini, maka tetaplah yakin bahwa hati adalah pemimpin raga. Seluruh karamah yang muncul dari anggota tubuh merujuk kepada hati, dan hati itu sendiri dapat memunculkan karamah-karamah tertentu.

Karamah hati lainnya adalah Allah Swt. memperlihatkan kepadanya semua yang tersimpan di dunia, berupa rahasia-rahasia, alasan dan sebab perintah-Nya, atau apa pun yang mewujud dalam alam, baik spiritual maupun non spiritual.
Karomah "Kaki"

7.      Kaki

Di antara karamah yang akan muncul jika digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan ada-lah mampu berjalan di atas air, dapat mengelilingi bumi, dan berjalan di udara. Hikayat-hikayat tentang maqam ini sangat terkenal, saking terkenalnya hingga tidak perlu lagi kami jelaskan di sini. Kitab-kitab kumpulan syair dipenuhi hikayat-hikayat tentang karamah ini. Karena Allah Swt. adalah pemilik para wali, maka Dia memunculkan semua karamah ini bersama mereka. Ibnu 'Arabi menyatakan, "Kami telah menyaksikan dengan jelas penempuh jalan ini berjalan di atas air dan di udara, dan dapat melipat bumi."

Karamah seperti ini pernah terjadi pada diri seorang wali yang berada di Masjid kota Tursus (Turki). Wali tersebut pernahtergerak dalam hatinya ingin pergi ke Masjidil Haram, kemudian beliau memasukkan kepalanya dikantungnya lalu mengeluarkannya kembali. Maka dengan izin Allah, wali itu telah berada di Masjidil Haram . Kisah semacam ini pada umumnya dikisahkan secara berurutan dari orang-orang yang dapat dipercaya.

Karamah di kalangan ahli Sufi dengan “Alamul Mithsal, iaitu antara alam yang nyata dan alam arwah. Orang yang yang mendapat karamah seperti ini dapat berubah bentuk dan berpindah tempat dengan bebas. Karamah seperti jenis ini pernah di alami oleh seorang wali yang bernama Qadhibul Bani. Orang yang tidak mengenal beliau akan menyangkanya tidak pernah melakukan solat dan ia membencinya. Pada suatu hari, ketika beliau dicela oleh seorang yang menyangkanya tidak pernah melakukan solat, di saat itu Allah memperlihatkan karamahnya, sehingga beliau dapat berubah dalam beberapa bentuk yang menunjukkan bahawa beliau sedang melakukan solat. Beliau bertanya : “Dalam gambaran atau bentuk manakah yang kamu lihat aku tidak solat?” Perkara serupa ini pernah terjadi pula pada seorang wali yang pernah dilihat oleh seorang ketika beliau sedang berwudhu di Masjid Sayufiah di Cairo. Orang itu menegur: “Hai orang tua, nampaknya cara kamu berwudhu itu tidak tertib”. Jawab si wali: “Aku tidak pernah berwudhu dengan cara yang tidak tertib. Hanya saja anda tidak dapat melihatku, kalau anda dapat melihat, pasti kamu akan melihat ini”. Beliau berkata demikian sambil memegang tangan orang itu, sampai ia dapat melihat Ka’bah, kemudian beliau membawanya ke Mekkah dan menetap di sana selama beberapa tahun.

Di antara karomah pengarang kitab al-Hikam adalah, suatu ketika salah satu murid beliau berangkat haji. Di sana si murid itu melihat Ibn Athoillah sedang thawaf. Dia juga melihat sang guru ada di belakang maqam Ibrahim, di Mas'aa dan Arafah. Ketika pulang, dia bertanya pada teman-temannya apakah sang guru pergi haji atau tidak. Si murid langsung terperanjat ketika mendengar teman-temannya menjawab "Tidak". Kurang puas dengan jawaban mereka, dia menghadap sang guru. Kemudian pembimbing spiritual ini bertanya : "Siapa saja yang kamu temui ?" lalu si murid menjawab : "Tuanku... saya melihat tuanku di sana ". Dengan tersenyum al-arif billah ini menerangkan : "Orang besar itu bisa memenuhi dunia. Seandainya saja Wali Qutb di panggil dari liang tanah, dia pasti menjawabnya".
Karomah "Kemaluan"

6.    Kemaluan

Di antara karamah yang dihasilkan ketika kemaluan dipergunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah anugerah dari Allah berupa rahasia menghidupkan orang-orang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan penderita lepra, dan meninggalkan semua perkara yang membuatnya melupakan Allah. Allah berfirman, Dan Maryam puteri 'Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh Kami (QS Al-Tahrim [66]: 12). Dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam (QS Al-Anbiya' [21]: 91). 

Dalam hal ini, Ibnu 'Arabi juga telah menjelaskan secara mendalam hubungan-hubungan lain antara ketaatan anggota tubuh dan karamah yang dikeluarkannya, hikmah-hikmah dan rahasia ilmu hakikat.

Karamah seperti ini pernah terjadi pada Syeikh Sirri As-Saqathi. Seorang pernah menemuinya ketika beliau sedang menyembuhkan orang yang sakit kusta dan buta. Syeikh Abdul Qadir Jailani pernah berkata kepada seorang anak yang sakit lumpuh, buta dan kusta: “Berdirilah engkau dengan izin Allah”.
Dengan izin Allah, maka anak tersebut segera bangun tanpa suatu cacat pun.

Imam Taajus Subki memberi contoh karamah Abi Ubaid Al Busri. Beliau pernah berdoa kepada Allah agar kudanya yang mati ditengah medan perang dihidupkan kembali. Doa beliau terkabul dan kuda Abi Ubaid akhirnya hidup kembali.

Pernah Mifraj Ad Damamini berkata kepada anak burung yang telah dipanggang: “Terbanglah wahai burung dengan izin Allah”. Ucapan beliau terkabul dan burung itu hidup kemudian terbang.

Syeikh Ahdal pernah memanggil kucing yang telah mati. Akhirnya kucing itu hidup dan datang kepada Syeikh Ahdal.

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani pernah berkata kepada seekor ayam yang baru di makan dagingnya: “Hai ayam hiduplah kau dengan izin Zat yang dapat menghidupkan tulang belulang”.
Dengan izin Allah, tulang belulang tersebut berubah wujudnya menjadi ayam kembali.

Pernah Abi Yusuf Dahmani berkata kepada seorang mayat:
“Hai fulan, hiduplah dengan izin Allah”. Ucapan beliau terkabul sehingga mayat itu hidup kembali selama beberapa waktu.

Imam Subki pernah bercerita: “Aku pernah dengar kisah Syeikh Zainuddin Al Faruqy Asy Syafi’i, bahawa pada suatu hari ada seorang anak kecil jatuh dari atap rumahnya lalu mati. Ketika Syeikh Zainuddin melihat kejadian itu, beliau berdoa kepada Allah. Maka dengan izin Allah, anak kecil yang mati itu hidup kembali.
Selanjutnya Imam Subki berkata: “Sesungguhnya kejadian semacam itu tidak terhitung banyaknya. Dan aku yakin benar adanya karamah seperti itu. Hanya saja yang belum pernah kudengar adanya seorang wali yang dapat menghidupkan orang mati yang telah lama atau yang sudah menjadi tulang belulang. Yang kami dengar hanyalah pada diri sebagian Nabi di zaman dulu.Dan itu pun merupakan suatu mukjizat baginya. Bukan termasuk jenis karamah. Yang mungkin terjadi pada diri seorang Nabi terdahulu adalah menghidupkan suatu kaum yang telah mati beberapa abad, kemudian mereka dihidupkan. Dengan izin Allah kaum itu hidup selama beberapa waktu. Yang tidak mungkin terjadi dimasa ini adalah adanya seorang wali yang menghidupkan Imam Syafi’i atau Abu Hanifah, kemudian keduanya dapat hidup lama dan bergaul dengan masyarakat seperti pada waktu sebelumnya.
Karomah "Perut"

5.    Perut

Di antara karamah yang muncul bila perut digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan ”tidak termasuk dalam kategori makr dan istidraj” adalah terpeliharanya perut dari makanan, minuman, dan pakaian yang tidak halal dengan munculnya tanda yang disampaikan oleh Allah. Adakalanya tanda itu muncul dalam dirinya sendiri atau dari sesuatu yang bersifat syubhat atau haram, sehingga ia hanya memperoleh sesuatu yang baik saja. Dikisahkan bahwa ketika disajikan makanan syubhat kepada Al-Harits al-Muhasibi r.a., mengucurlah keringat di sela-sela jarinya. Begitu juga yang terjadi pada ibunda Abu Yazid al-Busthami r.a. ketika sedang mengandung Abu Yazid, tangannya tidak pernah menyentuh makanan haram. Pada wali lain, muncul suara yang berkata "jauhi". Wali lainnya jatuh pingsan ketika menemukan makanan yang tidak halal. Ada juga wali yang makanan haram di hadapannya berubah menjadi darah, berwarna hitam, seekor babi, dan lain-lain yang Allah khususkan bagi para wali dan orang-orang suci-Nya.
 
Karamah lain yang muncul karena ketaatan perut adalah makanan yang sedikit bisa mengenyangkan orang banyak. Ini merupakan warisan dari Rasulullah Saw. Ketika itu, Rasulullah menggelar sebuah tikar kulit dan didatangi oleh pemilik gandum dengan memberikan setangkai gandumnya dan pemilik biji-bijian dengan memberikan setangkai biji-bijiannya, hingga terkumpullah sedikit makanan. Beliau berdoa agar makanan itu diberkati, lalu orang-orang mengisi tempat yang mereka bawa dengan makanan itu sampai penuh, sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih riwayat Muslim.

Karamah perut yang lainnya adalah dapat membuat satu macam makanan di atas piring menjadi berbagai macam jenis makanan sesuai dengan keinginan orang-orang yang hadir di tempat itu. Termasuk karamah perut lainnya adalah didatangi jin atau raja yang membawakan makanan, minuman, dan pakaiannya, atau menggantungkannya di udara.

Karamah lain dalam maqam ini adalah mampu mengubah air minum yang asin dan pahit menjadi manis. Ibnu 'Arabi berkata, "Saya pernah meminum minuman seperti itu dari tangan Abu Muhammad 'Abdullah bin Ustad Al-Marwazi Al-Hajj, termasuk murid khusus Abu Madyan r.a., beliau selalu disebut sebagai Al-hajj al-mabrur. Makanan halal itu adakalanya diperoleh dengan bekerja atau dengan menjauhi dosa-dosa, seperti yang dikatakan beberapa syaikh, "Ahli ma'rifat adalah orang yang tidak memadamkan cahaya ma'rifatnya sebagai cahaya wara'nya, maka ketika diperoleh barang halal, sedikit saja cukup baginya. Bila ia melaksanakan hal ini, maka tumbuh dalam batinnya keinginan melakukan perbuatan baik yang diwujudkan Allah dalam jiwa hamba ini sebagai karamah karena kedudukan dan kejujurannya." Dan dari kehendak kuat itu keluar semua yang telah kami sebutkan dan banyak karamah yang belum terlintas dalam benak manusia.

Di antaranya pula ada yang diberi karamah tidak tersentuh makanan, minuman dan pakaian yang berasal dari hasil syubhat, apa lagi yang haram. Jenis karamah ini, biasanya si wali diberi tanda tertentu oleh Allah jika ada makanan, minuman dan pakaian dari hasil syubhat yang menyentuh dirinya. Di antara yang mendapat karamah macam ini adalah ibunya Abu Yazid Al Bustami. Setiap kali ia mendapat makanan atau minuman yang syubhat, maka tangannya berpeluh dan gementar, sehingga ia harus menjauhi makanan dan minumannya.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa makanan atau minuman sedikit yang dihidangkan dapat menjadi banyak. Karamah ini pernah diberikan kepada Syeikh Abu Abdullah At Tawudi ketika ia menyuruh kawannya ke tukang jahit, maka ia mengeluarkan sepotong kain yang sempit dari balik bajunya, kemudian ia menyuruh kawannya untuk membawanya ke tukang jahit seraya berkata: “Dari kain yang sempit ini buatlah pakaian yang cukup untuk beberapa orang”. Nyatanya kain yang sedemikian sempit itu dapat mencukupi pakaian untuk beberapa orang.

Disebutkan bahawa ada seorang ingin menguji karamah Syeikh Isa Al Hattar. Ia menyuruh pelayannya membawa dua botol minuman keras kepada beliau. Setelah kedua botol itu diterima oleh Syeikh Isa, maka ia menuang isi kedua botol itu seraya berkata kepada sebilangan orang yang ada di sisinya: “Minumlah minyak samin ini”. Maka minuman keras yang ada di kedua botol itu berubah menjadi minyak samin yang rasanyaamat lazat. Kisah karamah jenis ini sering terjadi.
Karomah "Tangan"

4.   Tangan

Di antara karamah yang akan muncul bila tangan dipergunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah munculnya warna putih bersih tanpa noda di tangan ketika dimasukkan ke dalam saku seperti yang terjadi pada Nabi Musa as, memancarkan air di sela-sela jari yang terjadi pada Nabi Muhammad Saw., melemparkan tanah ke muka musuh, sehingga mereka kalah. Para wali Allah dengan kehendak-Nya mengepalkan tangan ke udara, lalu ketika mereka membukanya muncullah perak, emas, dan lain-lain.

Diriwayatkan bahawa sebahagian wali ada yang diikuti oleh hujan. Salah seorang dari mereka bernama Syeikh Abul Abbas As Syatir, ia sering menjual hujan dengan harga beberapa dirham. Kisah semacam ini banyak terjadi, sehingga sukar untuk dimungkiri kewujudannya.

Karamah Abu Turab, ketika beliau menghentakkan kakinya ke bumi, maka Allah mengeluarkan air dari tanah itu. Kata Imam Subki: “Di antara jenis karamah seperti ini ialah terpancarnya sumber mata air di musim kemarau dan bumi tunduk pada seorang yang memukulkan kakinya ke bumi”. Pernah diceritakan bahawa ada seorang yang berjalan ke kota Mekkah untuk berhaji. Dalam perjalanan itu ia merasa haus sekali. Namun ia tidak mendapat seteguk air pun. Kemudian ia menemui seorang fakir yang bertongkat. Tepat di tempat itu terpancarlah sumber mata air yang dapat memberikan minuman kepada para jemaah haji yang sedang lewat di tempat itu. Semua jemaah haji yang lewat di tempat itu membekali dirinya dengan air yang terpancar di bawah tongkat si fakir.

Karomah lain Adakalanya untuk menulis sebuah karangan sahaja seorang akan menghabiskan seluruh umurnya. Apalagi akan menulis berpuluh-puluh buah karangan dalam waktu yang sangat singkat. Karamah semacam ini termasuk jenis karamah waktu dapat menjadi panjang. Jenis karamah ini pernah dialami oleh Imam Syafi’i Rahimullah. Beliau mampu mengarang berpuluh-puluh kitab, padahal sebenarnya waktunya tidak akan cukup untuk melakukan hal itu, disebabkan kesibukan beliau sehari-harinya untuk mengkhatamkan Al Qur’an setiap harinya dengan bacaan yang penuh oleh tadabbur dan di bulan Ramadhan pun beliau dapat mengkhatamkannya dua kali setiap harinya. Di samping itu, beliau juga di sibukkan oleh banyaknya memperdalami ilmu pengetahuan, memberikan pelajaran, berzikir dan banyaknya penyakit yang dialaminya. Dalam suatu riwayat dikatakan bahawa beliau menderita tiga puluh macam penyakit. Karamah semacam ini dialami juga oleh Imamul Haramain Abul Ma’ali Al Juwaini. Dengan umur yang tidak panjang, beliau mampu mengarang beberapa buah kitab. Sebenarnya umur yang sependek itu tidak akan cukup untuk mengarang berpuluh-puluh kitab disebabkan kesibukan beliau dalam belajar dan mengajar serta berzikir.

Jenis karamah seperti ini diberikan juga kepada seorang wali yang mampu mengkhatamkan Al Quran sebanyak lapan kali dalam sehari. Imam Nawawi juga diberi Allah kemampuan untuk mengarang berpuluh-puluh kitab dalam waktu singkat. Sebenarnya umur beliau yang sedemikian itu tidak cukup untuk mengarang kitab sebanyak itu. Ditambah lagi dengan berbagai macam ibadah yang beliau lakukan setiap harinya. Karamah seperti ini diberikan juga kepada Imam Taqiuddin As Subki. Beliau mampu menulis berpuluh-puluh kitab. Sebenarnya umur yang sependek itu tidak akan cukup untuk menulis kitab sebanyak itu disebabkan beliau sangat sibuk memberi pengajaran, tekun beribadat, banyak membaca Al Quran dan berzikir. Sebenarnya jika kita hitung pekerjaan besar yang dikerjakannya dengan umurnya yang singkat, pasti tidak cukup untuk memenuhi sepertiganya, namun Allah memberinya barakah dalam umur, sehingga beliau dapat merampungkan segala tugas besar dipikulnya.
Karomah "Lidah"

3.  Lidah

Ketika lidah digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menghindari kemaksiatan, karamah yang akan muncul adalah mampu berbicara dan bercakap-cakap dengan alam yang lebih tinggi (alam a'la). Jadi, apabila seorang hamba memperoleh karamah atas telinganya, maka ia akan bisa memanggil dan berhubungan dengan para penghuni alam yang lebih tinggi. Apabila ia hanya sekedar berbicara dengannya, penghuni alam itu tidak menjawabnya. Apabila terjadi pembicaraan antara dia dengan mereka, maka kemampuannya berbicara dengan mereka adalah karamah lisan, kemampuannya mendengar ucapan mereka adalah karamah telinga, dan kemampuannya menyaksikan mereka adalah karamah mata. Demikian juga anggota-anggota tubuh lainnya, karena ada hubungan antara anggota-anggota badan dan ketaatan yang dilakukannya. Di antara karamah lainnya adalah mampu mengatakan suatu keadaan sebelum terjadinya, memberitahukan hal-hal gaib, dan akan munculnya benda-benda.

Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat berkata-kata dengan makhluk alam arwah, sehingga ia dapat mengetahui keadaan mereka yang sudah wafat, walaupun telah wafat bertahun tahun. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat melenyapkan dirinya dari alam wujud ke alam ghaib, sehingga ia dapat menghilang dari suatu majlis tanpa pengetahuan mereka yang hadir.

Karamah Abu Said ibnu Abil Khair Al Maihani. Singa dan binatang yang lain takut kepadanya. Ada pula sebahagian wali yang dipatuhi segala benda seperti yang terjadi pada diri Syeikhul Islam Izzudin Ibnu Abdis Salam beliau pernah berkata kepada angin di waktu peperangan antara kaum Muslimin dan umat Nasrani: “Hai angin terbangkan musuh-musuh kami”. Dengan izin Allah kaum Nasrani diterbangkan angin dan dilempar ke tanah sampai binasa.


Karamah lain pernah terjadi pada seorang wali yang diancam oleh seorang raja zalim. Raja zalim itu berkata: “Tunjukkanlah padaku bukti kebenaranmu, jika tidak, aku akan hukum kamu”. Pada waktu itu si wali melihat dekatnya kotoran unta. Maka ia berkata: “Lihatlah itu”. Tiba-tiba kotoran unta itu jadi sebungkal emas. Kemudian ia melihat sebuah tempat air yang tidak ada airnya. Si wali itu melemparkan tempat air yang kosong itu ke udara. Ketika tempat air itu jatuh tiba-tiba telah berisi air penuh dan tempat air itu terjungkir. Namun air yang didalamnya tidak tertumpah setitik pun. Melihat kejadian tersebut raja itu hanya berkata: “Ini hanyalah perbuatan sihir belaka”. Kemudian raja memerintahkan untuk melemparkan si wali ke dalam api yang bernyala-nyala. Tidak lama si wali tersebut segera keluar dan menarik putera raja yang masih kecil ke tengah api yang sedang menyala. Melihat kejadian ini raja hampir jadi gila, kerana putera satu-satunya diseret ke tengah api yang sedang menyala. Setelah beberapa saat, si wali keluar bersama putera raja itu dari api, sedang ditangan kanan putera raja itu memegang buah apel dan dikirinya memegang buah delima. Raja bertanya pada puteranya: “Wahai puteraku, dari mana kamu tadi?” Jawab si putra: “Aku dapat dari sebuah kebun”.Mendengar keterangan putera raja itu para pembesar kerajaan hanya berkata: “Itu hanyalah suatu sihir belaka”. Kemudian raja berkata kepada si wali: “Jika kamu dapat minum racun ini, aku akan percaya padamu”. Setelah itu, si wali minum racun itu. Namun ia tidak mati hanya bajunya sahaja yang koyak. Kemudian ditambah lagi meminum racun. Setiap kali minum racun ia tetap hidup hanya bajunya saja yang koyak-koyak. Pada terakhir kali ketika ia diberi minuman racun lagi bajunya tidak koyak dan ia pun selamat.

Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat menjadikan air asin atau payau menjadi air tawar dan segar. Karamah seperti ini pernah diberikan kepada Syeikh Abdullah Ibnul Ustad Al Marwazi sahabat Syeikh Abu Madyan.

Karomah "Telinga"

2. Telinga

Bila telinga digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, karamah yang akan muncul adalah mendengar kabar gembira bahwa sang pemiliknya merupakan salah seorang yang diberi hidayah dan akal oleh Allah. Ini merupakan karamah terbesar, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, Sebab itu sampaikanlah kabar kembira kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya (QS Al-Zumar [39]: 17-18).

Karamah lainnya adalah dapat mendengar ucapan benda mati, sehingga terdengar semua benda bertasbih kepada Allah dengan bahasa yang jelas, sebagaimana bahasa manusia.

Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa ilmu yang dapat memahami segala ucapan benda-benda yang mati, sehingga seorang wali yang diberi karamah seperti ini, ia dapat mendengar ucapan tasbih benda-benda yang mati. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui segala rahsia benda-benda yang hidup. Di antaranya pula ada yang diberi karamah segala macam ilmu pengetahuan, baik yang berupa ilmu-ilmu zahir mahupun ilmu-ilmu bathin. Seorang yang diberi karamah berupa ini, ia akan dapat memahami berbagai macam persoalan dunia dan akhirat. Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa tingkatan-tingkatan Al Quthbiyah. Di antaranya pula ada yang diberi karamah pengetahuan dan kasyaf, sehingga dapat membedakan mana-mana pendapat mazhab-mazhab yang benar. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat melihat dan mendengar hal-hal yang ghaib, sehingga antara yang terang dan yang terselubung tidak ada beda baginya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat berbicara dengan makhluk alam malakut dan dapat mendengar guratan-guratan pena di Lauh Mahfuz.

Karomah Syeikh Ibrahim Bin Adham. Beliau pernah mendengar suara dari pohon delima yang minta dimakan. Ketika Ibrahim Bin Adham makan buahnya, tiba-tiba pohon itu bertambah tinggi dan buahnya yang masam berubah jadi manis, serta dapat menghasilkan dua kali setiap tahun.
Karomah "Mata"

Nabi Muhammad Saw. bersabda bahwa Allah SWT berfirman,
"Tidak ada yang lebih mendekatkan seorang hamba kepada-Ku yang sebanding dengan menunaikan semua kewajiban yang Kuperintahkan dan senantiasa mendekati-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka aku menjadi pendengaran, penglihatan, lidah, hati, tangan, dan kakinya. Ia mendengar melalui Aku, ia melihat melalui Aku, ia berbicara melalui Aku, dan berjalan melalui Aku.'
Dalam kitab al-Futuhat, Ibnu 'Arabi menyebutkan kitabnya yang berjudul Mawaqi' al-Nujum, yang sering dipujinya sebagai kitab yang sangat bagus dalam mengupas masalah karamah yang muncul dari anggota-anggota tubuh yang taat. Anggota tubuh itu adalah mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, kaki, dan hati. Apabila masing-masing anggota tubuh menaati hukum syara' dan dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab, maka akan muncul karamah. Dalam kitab tersebut disebutkan berbagai pengetahuan, rahasia ilmu hakikat, dan manfaat ilmu syariat.
1.      Mata
Di antara karamah mata jika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah mampu melihat tamu dari jarak jauh sebelum ia datang, bisa melihat dari balik dinding tebal, melihat Ka'bah ketika shalat, dan lain-lain. Di antara karamah lainnya adalah dapat menyaksikan alam malakut spiritual baik malaikat, penghuni ketinggian (mala'ul a'la), jin, Nabi Khidir, dan para Abdal.
Di antaranya pula ada yang dibukakan baginya alam ghaib di hadapan pandangan matanya, sehingga ia dapat melihat apa saja yang terselubung di sebalik dinding, bahkan ia dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh orang dirumahnya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah kasyaf. Misalnya jika seorang wali mendatangi rumah seorang yang telah berbuat zina atau mabuk atau mencuri atau berbuat maksiat, maka wali itu dapat mengetahuinya, seperti yang terjadi pada Syeikh Ibnu Arabi. Mukasyafah semacam ini dikhususkan bagi mereka yang hidup secara wara’. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui gerak gerik orang, misalnya seorang wali bergerak hatinya ingin bertemu dengan gurunya, maka gurunya segera hadir di hadapannya. Ada pula jenis karamah berupa didatangkannya sebuah pohon kepada seorang wali, kemudian wali itu menikmati buah dari pohon yang hadir di hadapannya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui segala jenis batu-batu mulia dan logam-logam mulia yang ada di perut bumi, meskipun demikian, seorang wali yang diberi karamah jenis ini tidak memperdulikan sedikit pun tentang harta kekayaan yang terpendam itu.
Karamah Abu Ishak As-Syirazi dapat melihat Ka’bah sedangkan beliau berada di kota Baghdad.
Adakalanya seorang wali diberi kehebatan peribadi yang dapat menyebabkan kematian orang tertentu ketika ia melihat diri wali tersebut. Hal ini pernah terjadi pada seorang pembesar yang mati ketika berhadapan dengan Abu Yazid Al Busthami. Adakalanya seorang yang berhadapan dengan seorang wali seperti ini, maka ia akan tunduk, bahkan akan mengakui apa sahaja yang tersembunyi dalam hatinya. Kejadian seperti ini banyak terjadi.

Mendapat perlindungan Allah dari segala kejahatan yang akan menimpa. Bahkan kejahatan yang semula direncanakan itu akan berbalik jadi kebaikan. Hal ini terjadi pada diri Imam Syafi’I apabila beliau akan dihukum oleh khalifah Harun Rasyid, tetapi akhirnya dengan izin Allah beliau dibebaskan.
Habib Nuh bin Muhammad Al Habsyi Singapura

Makam Al-Habib Nuh bin Muhammad Al Habsyi

Dikisahkan bahwa Kiyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah as-Suhaimi BaSyaiban memang selalu mengamalkan bacaan maulid Junjungan Nabi s.a.w., tetapi kadangkala beliau meninggalkannya.
Pada satu malam, beliau bermimpi dan dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan Junjungan Nabi s.a.w. dan Habib Nuh yang ketika itu sudah pun berpulang ke Rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi Baginda Nabi s.a.w. yang sedang berjalan di hadapan rumah Kiyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Ya RasulAllah, marilah kita ziarah rumah kawan saya Muhammad Suhaimi.”

Tetapi Junjungan Nabi s.a.w. enggan berbuat demikian sambil bersabda: “Saya tak hendak menziarahinya kerana Muhammad Suhaimi ini selalu lupakan saya, karena dia selalu meninggalkan bacaan maulid saya.” Habib Nuh merayu kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Saya bermohonlah kepada tuan supaya dia diampuni.” Setelah itu baharulah Junjungan Nabi s.a.w. mahu masuk dan duduk di dalam rumah Kiyai Agung. Inilah kisah mimpi Kiyai Agung, selepas isyarat mimpi itu, maka Kiyai Agung tidak lagi meninggalkan bacaan maulid, hatta dalam pelayaran sekalipun dan walaupun hanya 2 atau 3 orang sahaja dalam majlis pembacaan tersebut.


Ini cerita mimpi, percaya atau tidak terpulanglah, kuceritakan kisah ini sebagai pengenalan kepada ketinggian maqam seorang waliyUllah yang bermakam di Singapura. Beliau yang kumaksudkan dan kuharapkan keberkatannya bagi diriku dan ahli keluargaku serta sekalian muslimin adalah Habib Nuh bin Muhammad al-Habsyi yang hidup sekitar tahun 1788M – 1866M.

Makam beliau terletak di Palmer Road, Tanjong Pagar, Singapura. Keistimewaan Habib Nuh al-Habsyi makin tersohor apabila kerajaan Singapura sewaktu pembinaan lebuh raya coba untuk memindahkan makam beliau tetapi gagal. Akhirnya, makam beliau dibiarkan dan sehingga kini terus di bawah penjagaan Majlis agama Islam Singapura.

Habib Nuh al-Habsyi wafat pada hari Jum’at, 14 Rabi`ul Awwal 1283H. Sebelum meninggal, beliau telah mewasiatkan agar dikebumikan di atas sebuah bukit kecil di Jalan Palmer tersebut. Wasiat ini dipandang ganjil kerana tempat yang ditunjukkannya itu adalah terpencil daripada perkuburan orang Islam dan berada di tepi laut yang terdedah kepada pukulan ombak dan hakisan laut. Maka ahli keluarga beliau memutuskan agar jenazahnya dimakamkan saja di tanah perkuburan biasa. Setelah selesai urusan jenazah dan ketika hendak dibawa ke tanah perkuburan biasa, jenazah beliau tidak dapat diangkat oleh orang yang hendak membawanya. Diceritakan puluhan orang cuba untuk mengangkat jenazah tersebut, semuanya gagal. Akhirnya mereka diperingatkan agar mematuhi sahaja wasiat Habib Nuh berhubung tempat pengkebumiannya. Maka apabila jenazahnya hendak dibawa ke tempat menurut wasiatnya tersebut, maka orang-orang yang membawanya merasa jenazahnya amat ringan dan mudahlah mereka mengusungnya. Tahun 1962, kerajaan Singapura telah menambak dan menebus guna laut sekitar makam Habib Nuh, dan sekarang makam tersebut berada di tengah daratan dan bukan lagi tepi laut. Makam beliau tetap terpelihara sehingga sekarang dan menjadi tempat ziarah bagi mereka-mereka yang mencari keberkahan seorang sholih lagi wali.


Karamah Habib Nuh al-Habsyi zahir sewaktu hayatnya lagi. Diceritakan bahawa pernah beliau dipenjarakan oleh penjajah orang putih. Anehnya, Habib Nuh boleh berada di luar penjara pada bila-bila masa sahaja yang dia kehendaki, walaupun dalam penjara kaki dan tangannya dirantai. Walaupun ditangkap semula, beliau tetap dapat keluar dari penjara, sehingga penjajah tidak betah lagi untuk memenjarakan beliau kerana penjara tidak lagi mempunyai apa-apa arti buat beliau.

Diceritakan lagi bahwa pada satu ketika ada seorang saudagar yang sedang dalam pelayaran ke Singapura. Dalam pelayaran, kapalnya telah dipukul ribut kencang. Dalam suasana cemas tersebut, saudagar itu berdoa kepada Allah agar diselamatkan kapalnya dari ribut tersebut dan dia bernazar jika sekiranya dia selamat sampai ke Singapura dia akan menghadiahkan kain kepada Habib Nuh. Alhamdulillah, dia dan dagangannya diselamatkan Allah dari keganasan ribut tersebut. Setibanya di Singapura, dia hairan kerana Habib Nuh telah sedia menunggu kedatangannya di pelabuhan dan memintanya melaksanakan nazar yang telah dibuatnya di tengah laut itu.

Diceritakan lagi bahwa seorang yang hendak belayar membawa dagangan yang mahal mengikut sebuah kapal telah menghadap Habib Nuh memohon doa agar pelayarannya selamat. Habib Nuh dengan keras melarang dia membawa dagangannya tersebut. Memandangkan ketegasan Habib Nuh tersebut, maka saudagar tersebut tidaklah jadi membawa dagangannya dengan kapal tersebut. Tidak berapa lama selepas kapal tersebut berlepas, penduduk Singapura dimaklumkan bahawa kapal tersebut telah terbakar dan tenggelam.

Banyak lagi kejadian aneh yang dihubungkan kepada karamah Habib Nuh ini. Walau apa pun khawariqul adah yang berlaku pada dirinya, maka itu bukanlah tuntutan kita. Yang pasti, sejarah telah menyaksikan bahawa Habib Nuh al-Habsyi adalah seorang sholeh yang taat kepada ajaran Islam. Apa yang kita citakan ialah agar dapat mencontoh jejak langkah beliau dalam menuruti perjalanan para leluhurnya sambung-menyambung sehingga ke hadhrat Junjungan Nabi s.a.w. Mahabbah kepada para sholihin adalah dituntut dan ingat seseorang itu nanti akan berada bersama orang yang dikasihinya. Sesungguhnya istiqamah atas agama itu lebih baik daripada 1000 kekeramatan. Karamah maknawi itu lebih bermakna dari karamah hissi. Mudah-mudahan keberkatan Habib Nuh al-Habsyi mengalir terus kepada kita dan anak keturunan kita, keberkatan yang dengan sebabnya diharap Allah memandang kita dengan pandangan rahmat dan kasih sayangNya. Mari kita hadiahkan al-Fatihah kepada wali Allah Kota Singa ini…..al-Fatihah.
Pendapat Habibana Munzir Tentang Gunung ?
ketika kumerenung dalam tafakkur, kutanyakan pd alam, wahai gunung gunung, apa yg kalian inginkan terus mengganggu ummat Muhammad saw...?

kalian akan terkena sidang kelak.., bukankah kalian ini makhluk Allah swt, dan Allah swt mencintai Nabi Muhammad saw, lalu kenapa kalian mengambil posisi turut memerangi ummat Muhammad saw pula?

mereka menjawab : kami adalah pendukung dakwah sayyidina Rasulillah saw..,

ketika ummat beliau ghaflah,
ketika masjid masjid sepi,
ketika musholla mulai runtuh tak disentuh,
ketika Alqur'an mulai tak terngiang..
kami tahu kemuliaan sayyidina Rasulillah saw...

kami takut dijadikan saksi dihari kiamat, kami menyaksikan para da;i lemah mengunjungi wilayah wilayah kami, maka kami berdakwah, kami terjun sebagai da'i, dengan cara kami tentunya, 

bukankah dg perbuatan kami justru musholla dan masjid makmur?,
bukankah dg perbuatan kami muslimin menjadi banyak berdoa dan berdzikir?
bukanlah dg perbuatan kami orang kaya kikir menjadi berinfak?
bukankah dg perbuatan kami dosa dosa ummat banyak terhapus?
bukankah dg perbuatan kami banyak ummat pendosa ini mati syahid?

salahkah usaha kami?,

kenapa kami dilarang membantu padahal para da;i tak mampu berbuat seperti yg kami perbuat?,

lalu apakah para shalihin akan menghentikan usaha kami membantu sayyidina Rasulillahh saw agar ummatnya kembali dan sadar dari ghaflah?

jika kami dijadikan saksi kelak atas dosa ummat ini tentu para da'i dan shalihin yg akan tertuduh.. maka kami membantu mereka..

kenapa kami disalahkan..?, jika kami berhenti mampukah para shalihin dan da'i menggatikan perbuatan kami dan mengunjungi wilayah kami?

kami hanya membantu mneringankan beban para shalihin dan para da'i.

maka kuterdiam... wahai Alah, gunung gunung mu sudah turut berbakti pd dakwah ini.. tapi setidaknya batasilah cara bakti mereka agar tak terlalu menyakiti ummat ini... amiin

terimakasih wahai gunung gunung, kalian turut berperan serta menyadarkan ummat ini dan meringankan beban para shalihin dan da'i.

semoga Allah swt segera melimpahkan hujan taubat dan rahmat pada ummat ini tanpa perlu reaksi para gunung gunung ini, amiin
Sekilas Manaqib Syekh Sekumpul

‘Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Syekh M. Zaini Abd. Ghani adalah seorang ulama yang menghimpun antara thariqat dan haqiqat, dan beliau seorang yang Hafazh AI-Quran beserta hafazh Tafsirnya, yaitu Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim Lil-Imamain Al-Jalalain. Beliau seorang yang “mahfuzh”, yaitu suatu keadaan yang sangat jarang sekali terjadi, kecuali bagi orang orang yang sudah dipilih oleh Allah SWT. beliau tidak pernah ihtilam.

Pada usia 9 tahun di malam jumat beliau bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Safinah al-Auliya”. Beliau ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Beliaupun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, beliau kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam jumat ketiga, beliau kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini beliau dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah seorang syaikh. Ketika sudah masuk beliau melihat masih banyak kursi yang kosong. Ketika beliau merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka orang yang pertama kali menyambut beliau dan menjadi guru adalah orang yang menyambut beliau dalam mimpi tersebut.

Dalam usia 10 tahun sudah mendapat khususiat dan anugerah dari Tuhan berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa-apa yang ada di dalam atau yang terdinding. Pernah rumput-rumputan memberi salam kepada beliau dan menyebutkan manfaatnya untuk pengobatan dari beberapa penyakit, begitu pula batu-batuan dan besi.

Di masa remaja 'Alimul 'allamah Al 'Arif Billah Asy-Syekh H. M. Zaini Abd Ghani pernah bertemu dengan Saiyidina Hasan dan Saiyidina Husin yang keduanva masing-masing membawakan pakaian dan memasangkan kepada beliau lengkap dengan sorban dari lainnya. Dan beliau ketika itu diberi nama oleh keduanya dengan nama Zainal 'Abidin.
kedua anak dari beliau
Qubah Makam Wali Quthb
Sayyid Ahmad Al Badawi

Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili

Syekh Abdul Qadir Al Jailani

Sayyid Ahmad Ar Rifa'i

Foto Masjid Al-Aqsha’ dan Qubbah Al-Shakhra’

Apa yang anda ketahui tentang Masjid al-Aqsha?   Perhatikanlah setiap saat disebut nama masjid Al-Aqsha selalu yang ditampilkan adalah masjid Qubah Al-Shakhra’ yang dibangun oleh Sayyidina Umar ra bukan masjid Al-Aqsha. Dan banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana bentuknya masjid Al-Aqsha’. Hal ini kembali kepada maksud busuk Yahudi untuk menghapus masjid Al-Aqsha’ dari ingatan muslimin. Mereka sengaja atau tidak sengaja selalu menampilkan foto masjid Qubbah al-Shakhra dan mengenyampingkan masjid Al-Aqsha sehingga ia lebih tenar dan dikenal dikalangan masyarakat muslim atau non muslim ketimbang masjid Al-Aqsha. 
Masjid Al-Aqsha adalah masjid yang Rasulallah saw bermi’raj bersama sama Jibril ke langit, dan sebelum naik ke langit beliau sholat bersama sama para nabi dari mulai nabi Adam as sampai nabi Isa as. Allah telah memberi keberkahan kepada masjid tsb dan tempat2 di sekelilingnya, sesuai dengan Firman Allah. “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”


 Masjid Qubbah Al-Shakhra

Sedangkan Masjid Al Aqsha yang asli adalah seperti berikut ini :




Sumber :

http://hasanalsaggaf.wordpress.com/foto-foto-bersejarah-2/foto-masjid-al-aqsha-dan-qubbah-al-shakhra/

Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"