Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

Siapa Teladanmu ? Wahai Wanita ?
"Wajib bagi kita, para Wanita kita, Istri, Anak dan Saudari-saudari kita yang kecil maupun yang besar untuk tidak mengikuti ajaran kaum kafir. Janganlah mengikuti mereka dalam segala sesuatu. Baik cara berpakaian, adat perkahwinan, di dalam rumah serta cara keluar rumah. Siapakah yang kalian ikuti? Wahai Putri-putri dan Wanita Mukminah, siapakah yang kalian ikuti dan kalian jadikan contoh? Apakah kalian mengikuti orang kafir, yahudi, nasrani, para Wanita yang jauh dari jalan ALLAH!

Janganlah kalian sampai terjerumus, wahai Mukminah, wahai Muslimah, siapakah yang telah kalian contoh dan jalan siapa yang telah kalian ikuti? Dengan siapa kalian berteladan? Janganlah kalian menukar para teladan kalian! Apakah kalian akan menukar Sayyidah Ahlil Jannah dengan kaum kafir! Apakah kalian akan menukar Sayyidah Khadijah yang memperolehi Salam dari ALLAH, dengan kaum yang dilaknat ALLAH.

Apakah yang telah menimpa kita wahai Saudaraku? Berpikirlah secara benar dan serius. Perkara ini bukanlah sebuah lelucon, mainan ataupun guruaun. Ini perkara Agama yang berkaitan dengan Akhirat kita! Ini berkaitan dengan keadaan menjelang maut, di dalam kubur, di barzakh dan hari kebangkitan kelak.

Perkara Agama ini tergantung pada amal dan perbuatan kalian, adat, perkataan dan sikap kalian dalam kehidupan. Siapa suri tauladan kita?

Wahai Wanita, janganlah kalian berpakaian dengan pakaian yang ketat dan menampakkan bentuk tubuh, jangan bangga degan semua itu! Karena iu penyebab Kemurkaan ALLAH! Ini buktinya Sirah Sayyidah Fatimah Zahra رضي الله تعالى عنها telah terhapus dari benak kalian. Apakah kalian melihat diri kalian lebih agung dari beliau? Apa saja yang dipersiapkan RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم untuk perkahwinan Putri beliau? Dengan cara begitu, apakah turun derajat Sayyidah Fatimah az-Zahra رضي الله تعالى عنها? Di Akhirat nanti seluruh manusia, sejak awal penciptaan hingga akhir, akan menundukkan kepalanya saat beliau melewati shirath. Beliau akan berjalan bak cahaya yang bersinar terang. Ketika di padang Masyhar, akan terdengar suara dari `Arsy ALLAH, "Wahai manusia, tundukkan kepala kalian dan pejamkan mata kalian karena Fatimah binti Muhammad رضي الله تعالى عنها akan melewati shirath".

Apakah kalian tidak ingin berada di belakang beliau, lewat di shirath bersama beliau dan mengikuti beliau? Kalian telah menukar beliau dengan lainnya.

Wahai Mukminah ingatlah, karena peringatan itu sangatlah bermanfaat. Jauhilah adat-adat yang fana dan Dimurkai ALLAH tersebut, jauhilah sifat pamer. Sebagaimana dalam hadiths, RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, "Barangsiapa yang memakai pakaian untuk dipamerkan maka di Akhirat nanti akan dihinakan oleh ALLAH."

Janganlah berbangga dengan pakaian sutra dan emas. Sesungguhnya orang-orang kafir Diberi ALLAH kenikmatan dunia namun semua itu adalah kenikmatan yang fana. Mengikuti Fatimah az-Zahra رضي الله تعالى عنها adalah yang lebih mulia.

Ya ALLAH, Tanamkanlah di hati kami rasa cinta kepadaMU dan kepada RasulMU
Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم. Berilah Hidayah agar kami dapat mengikuti jalan
RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم, jalan Sayyidah Fatimah az-Zahra رضي الله تعالى عنها,
jalan `Ummahatul Mukminin dan jalan orang-orang yang Engkau Ridhai.
Dan Akhirilah usia kami dengan Husnul Khatimah. Amiin."

- Sedutan dari Kitab "Habib Umar bin Hafidz حفظه الله تعالى - Singa Podium".
Sholat Kaum Muqarrabin
Soalan : "Bagaimanakah jika Shalat kita tidak diterima? Maksiat terus saya lakukan? Bukanlah Shalat menghalangi dari perbuatan keji dan mungkar?

Jawapan : Kewajiban kita adalah melakukan Shalat Fardhu, diterima atau tidak, dipasrahkan pada ALLAH سبحانه وتعالى. Bagaimana kita terus Shalat dan maksiat terus berjalan? Sungguh firman ALLAH سبحانه وتعالى telah Menjawabnya : "Sungguh Shalat itu menjaga dari perbuatan keji dan mungkar." Ayat ini jelas merupakan jawaban bagi orang yang sulit meninggalkan maksiat, bagaimana caranya? Tak perlu susah payah menghindari maksiat yang tak bisa atau sulit kita tinggalkan, cukup kita terus memperbaiki Shalat kita agar makin sempurna.

Teruslah daki tangga-tangga kesempurnaan Shalat, maka ALLAH سبحانه وتعالى yang akan Meruntuhkan semua dosa dan Menundukkan kekuatan maksiat agar tidak menguasai kita. ALLAH akan Membantu kita untuk jauh dari maksiat.

Jika kita terjebak dengan keadaan, maka ALLAH akan Mempermudah dan Memperluas kemudahan baginya. Jika ia terjebak dosa karena kemiskinan, maka ALLAH akan Membuatnya makmur dan sangat berkecukupan. Jika ia terjebak dosa karena keluarganya, maka ALLAH akan Mencurahkan Hidayah pada keluarganya hingga justru balik mendukungnya dalam taat. Jika ia terjebak dosa karena pekerjaan, maka ALLAH akan Berikan usaha atau pekerjaan yang sangat memuaskan dan jauh dari dosa, dan ALLAH Mengampuni dosa-dosanya. Ayat di atas juga bermakna bahwa ALLAH سبحانه وتعالى yang akan Menyingkirkan dosa-dosa bagi orang yang menjaga Shalatnya." - Dari kitab "Kenalilah Aqidahmu 2" oleh Guru Mulia Habibana Munzir ibn Fuad al-Musawa حفظه الله تعالى

SubhanALLAH wa biHamdih, jawapan serta keterangan dari Guru Mulia, sangat bernas lagi membina bagi kita semua, insya`ALLAH. Secara tidak langsung, mengingatkan hamba akan Shalat Kaum Muqarrabin. Kitab yang sangat bermanfaat, yang berjudul "Shalat Para Wali"; himpunan karangan Habib Hasan ibn Shaleh al-Bahr al-Jufri رحمة الله تعالى عليه dengan terjemahan oleh Ustaz Novel Muhammad al-`Aydrus حفظه الله تعالى, ada menerangkan tentang Shalat Kaum Muqarrabin. Dan insya`ALLAH, akan hamba titipkan sejurus ini beberapa sedutan dari kitab tersebut. Semoga sama-sama kita dapat mencontohi mereka dalam menunaikan ibadah yang sangat agung dan mulia ini, serta mendapat barakah mereka walaupun hanya setitis darinya. Perkenankanlah wahai yang Maha Mendengar, Maha Dermawan, Maha Mengasihani lagi Maha Penyayang.

_______๑۩۞۩๑_______

Dalam Bab Takbiratul Ihram : "ALLAH Maha Besar". Mengikrarkan dalam hatinya: Tidak ada yang lebih besar dari ALLAH. Ia kesampingkan segala sesuatu selain ALLAH demi mengharapkan KeridhoanNYA, karena DIAlah Tuhan dan Tuan segala sesuatu. DariNYA segala sesuatu berasal dan kepadaNYA segala sesuatu akan kembali. Hendaknya ia waspada, jangan sampai perilakunya mendustakan ucapannya karena ia masih memiliki tujuan dan kecintaan pada selain ALLAH.

Orang yang telah bersama ALLAH yang Maha Besar dan Maha Kuasa tidak akan rela lagi bersama sesuatu yang rendah dan hina. Ia segera menyingkirkan semua kehendak yang dapat menjauhkannya dari ALLAH dan bersaksi bahwa sesungguhnya ALLAHlah yang Mengatur segalanya.

Dalam Bab Rukuk : Kemudian sambil mengucapkan takbir untuk menyatakan Keagungan dan Keperkasaan ALLAH, rukuklah, rendahkanlah dirimu dan timbulkanlah rasa malu kepadaNYA, karena IA telah Menjadikanmu sebagai orang yang selalu hadir di HadiratNYA. Yakinilah, bahwa segala sesuatu tunduk pada KebesaranNYA dan takluk di bawah KeperkasaanNYA, lalu ucapkanlah: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan segala Puji BagiNYA".

Jadikan tasbihmu ini untuk MenyucikanNYA, juga untuk menimbulkan perasaan Malu kepada ALLAH, karena IA telah Mengizinkanmu yang amat hina dan lemah ini untuk bercakap-cakap denganNYA Yang Maha Agung, Maha Besar dan Maha Mulia.

Kemudian penuhilah hatimu dengan perasaan bahagia kepada ALLAH, dan timbulkan rasa senang di hati atas kedekatanmu denganNYA. DIA telah mengizinkanmu untuk beribadah kepadaNYA, dan Menjadikanmu patut untuk berdiri di HadapanNYA. Pujilah IA dengan pujian terbaik. Renungkanlah berbagai Nikmat, pertolongan, Kedekatan dan PerlindunganNYA yang selalu Diberikan kepadamu.

Kemudian bangkitlah dari rukuk dengan perasaan senang atas kedekatanmu denganNYA, bangga dengan cintamu kepadaNYA."

Sumber :
http://ukhti27.blogspot.com/2010/11/shalat-kaum-muqarrabin.html
Tips Habib Munzir (bangun Shubuh)
Soalan : Saya selalu telat bangun Subuh, lalu bagaimana dengan dosanya?

Jawapan : Selama kita terus berusaha untuk bangun pada waktunya lalu bangun terlambat maka ALLAH سبحانه وتعالى tidak Mencantumkan dosa bila kita telah berusaha.

Metode yang paling jitu adalah memadukan antara metode Sunnah dengan metode `ilmiah sebagaimana berikut, sebelum tidur bacalah SubhanALLAH 33x, AlhamduliLlah 33x, ALLAHu Akbar 33x, lalu sekali membaca Laa ilaaha illALLAHu wahdahu laa syariikalah, lahul Mulku walahul Hamdu, yuhyiy wayuumiit, wahuwa `ala kulli syay-in qadiir. (Tiada Tuhan selain ALLAH, Maha Tunggal tanpa bersekutu, MilikNYA Kerajaan alam, dan BagiNYA Pujian Mulia, DIA Menghidupkan dan Mematikan, dan DIA Berkuasa atas segala sesuatu).

Bacaan ini Riwayat Shahih Bukhari bahwa Rasul صلى الله عليه وآله وسلم mengajarkan Putrinya Sayyidah Fathimah Azzahra رضي الله عنها وأرضاها untuk mengamalkannya sebelum tidur, maka ia akan bangun dengan segar tanpa kantuk. Guru Mulia mengajarkannya kepada kita, dan memang terbukti, orang yang sebelum tidur membacanya maka ia akan bangun dengan tubuh segar tanpa malas dan berat untuk bangun.

Siapkan alarm di sebelah anda, lalu baca zikir tersebut, maka anda pasti bangun pada waktunya dengan segar. Sebab bila alarm saja maka anda bisa saja bangun namun tubuh masih malas bangun, maka akan kembali tidur. Atau dzikir saja maka anda bangun segar, namun karena tubuh lelah maka bangunnya telat walau segar, maka padukan keduanya.

Usahakan jangan makan malam kecuali sangat sedikit. Lalu baca dzikir tersebut sebelum tidur, maka anda akan bangun sebelum Adzan Subuh. Saya berkali-kali memberikan cara di atas pada banyak orang dan mereka sekarang menjadi Ahli Subuh." - Taushiyah Habibana Munzir ibn Fuad al-Musawa حفظه الله تعالى
Fadhilat Sholawat

Sejuta Fadhilah Shalawat

اللهم صل على سيدنا محمد عبدك
ورسولك النبي الأمي
وعلى آله وصحبه وسلم


Kalam Habib Ahmad Bin Zein Al-Habsyi رحمه الله تعالى : "Al-Mushtafa صلى الله عليه وآله وسلم. Sebingkai mozaik nan indah. Kontruksi cita rasa Sang Kuasa yang sempurna. Cahaya yang bertahta megah di atas cahaya-cahaya. Makhluk terindah, termulia, tersantun, yang tiada duanya. "Dialah yang di langit dikenal sebagai Ahmad, sedang di bumi dikenal sebagai Muhammad."

Begitulah Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi melukiskan sosok Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم dalam kata-kata. "Dialah Penguasa maqam mahmud. Bendera puja dan puji tegak dalam genggamannya."

"Tidaklah ia dikenal sebagai Muhammad sebelum diseru sebagai Ahmad. Sebab (di langit) ar-Robb سبحانه وتعالى telah Memuji sosoknya jauh sebelum seluruh makhluk mengenalnya. Ia Mengagul-agulkannya jauh sebelum manusia menyanjung-nyanjungnya. Engkau bakal menjumpai nama Ahmad pada kitab-kitab suci terdahulu. Sedang dalam al-Qur`anul Karim, termaktub nama Muhammad. Dialah yang terlayak menuai pujian-pujian. Dialah yang teragung diantara insan-insan yang layak dipuji."

"Hanya untuknya, kelak maqam mahmud disingkap diiringi pujian-pujian. Tak pernah tersingkap untuk selain dirinya. Dengan maqam mahmud itu, Sang Kuasa senantiasa Memujinya. Berbekal maqam mahmud itu, ia menjelma sebagai Pemberi syafa`at tertinggi. Bendera puja dan puji terajut hanya untuknya, seorang. Umatnya disebut-sebut sebagai al-Hamidun (Orang-orang yang gemar memuji) dalam kitab-kitab terdahulu. Dan tatkala kakeknya, `Abdul Muthalib, menyematkan nama Muhammad, ia mengunjuk doa, "Aku berharap kelak seluruh penghuni langit dan bumi akan senantiasa memujinya.""

Tidak terpungkiri, Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم memang sempurna. Tiada celah untuk mencela, kecuali hati yang buta oleh kabut kemusyrikan. Begitu sempurnanya Sang Nabi. Hingga lisan Mukminin tak lelah memadahkan puja dan puji, dari dulu hingga kini.

SALAWAT

Puncak kekaguman Sang Pencipta terhadap mahakarya (masterpiece) yang satu ini adalah Salawat. Habib Ahmad mengurai, "Salawat ALLAH سبحانه وتعالى kepada Nabi صلى الله عليه وآله وسلم adalah cucuran kebaikan-kebaikan, sifat-sifat luhur, karakter yang elok, nikmat-nikmat, penghargaan, penghormatan, dan anugerah-anugerah yang meruah. Sedang SalamNYA adalah PenjagaanNYA dari pelbagai `aib dan mala (keburukan), Karunia yang berupa ketentraman, kesempurnaan, dan kemegahan. Sebentuk penghormatan yang indah dan penuh berkah DariNYA."

Mari kita bersalawat kepada Nabi صلى الله عليه وآله وسلم. Mari kita haturkan Salam kepada Rasul صلى الله عليه وآله وسلم.

Dalam sepenggal ayat, ar-Rahman ar-Rahim menfirmankan,
"Sesungguhnya ALLAH dan Malaikat-malaikatNYA bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah Salam penghormatan kepadanya."
Ta'alluq binnabiyy

Keterikatan Yang Agung

"Sang Nabi sampai di `Arsy ar-Rahman tidak Diperintah untuk melepas sandalnya, bukan berarti sandalnya lebih mulia dari seluruh makhluk. Bagaimana Jibril عليه السلام kok tidak bisa naik tapi sandal Rasul صلى الله عليه وآله وسلم bisa sampai ke Hadirat ALLAH? Hingga muncul satu syair "Mana sih yang lebih mulia Jibril atau sandal Rasul? Kok sandal Rasul bisa sampai ke Hadirat ALLAH?"


Tentunya (sangat lebih mulia) Jibril عليه السلام, sandal hanya terbuat dari kulit kambing yang tidak ada artinya, tapi masalahnya karena terikat di kaki Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم! Ini adalah hukum taba`iyyah.


Tentunya pakaian Rasul صلى الله عليه وآله وسلم yang dipakai beliau bukan berarti lebih mulia dari semua makhluk, tapi karena hukum taba`iyyah yaitu terikat di pakaian Sang Nabi صلى الله عليه وآله وسلم, nah kalau sandal yang terikat di kaki beliau bisa sampai ke Hadirat ALLAH, terlebih lagi jiwa yang terikat kepada Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم!"
- Taushiyah Habibana Munzir ibn Fuad al-Musawa حفظه الله تعالى
Munajat yang Sangat Indah . . .

"Ya ALLAH...
Berat masalah ini untukku namun bukankah bersamaku ada Engkau,
Yang tidak pernah Menganggap segala permasalahan berat...


Ya ALLAH...
Aku memang miskin namun bersamaku ada Engkau,
Dzat yang Maha Kaya, Engkau bisa Membuat aku
tidak butuh terhadap apapun juga...


Ya ALLAH...
Aku memang hina namun bukankah bersamaku ada Engkau,
Dzat yang Maha Mulia, dengan KemuliaanMU ya ALLAH,
Engkau bisa Memuliakan aku dunia dan Akhiratku..."




Di antara do’a yang dipanjatkan oleh Ustadzah Hababah Halimah Al Aydarus
'Ainu Tariem & Keluarga
Al Imam Al Quthb Al Habib Abdullah bin Muhammad Syihab
Al Imam Al Quthb Al Habib Muhammad bin Alwi Syihab
(Ayah dari 'Ainu Tariem)
Al Imam Al Quthb Al Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab
(Kakek dari 'Ainu Tariem)
Al Imam Al Quthb Al Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab
(Kakek dari 'Ainu Tariem)
 Al Imam Al Quthb Al Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab
(Kakek dari 'Ainu Tariem)
 Maqam Ayah dan Kakek
('Ainu Tariem - Zanbal Tariem)
Al Imam Al Habib Ali bin Muhammad Syihab
(Adik dari 'Ainu Tariem)


Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"