Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
CARA DAKWAH AL HABIB SALIM BIN AHMAD BIN JINDAN...MELETAKKAN PATUNG BUNDA MARIA DIPEKARANGAN RUMAH BELIAU.
Suatu ketika Habib Salim bin Ahmad bin Jindan membawa patung Bunda Maria kerumah Beliau dan diletakkan dipekarangan rumah Al-Habib, Hal tersebut terasa aneh bagi sebagian masyarakat maupun para Ulama waktu itu.
Bahkan pernah juga salah seorang Ulama mendatangi rumah Habib Salim Jindan untuk menanyakan, kenapa patung Bunda Maria diletakakan di Pekarangan Rumahnya dan merasa bahwa Habib Salim telah Murtad, namun dengan ketenangan Habib Salim menyuruh Ulama yang marah tersebut untuk mengaji dan mempedalam Ilmu Agama, baru nanti datang lagi kembali.
Dengan Rasa penasaran dan keheranan pergilah sang Ulama tersebut dari Rumah Habib Salim bin Jindan.
Belakangan Diketahui Bahwa Habib Salim memang sengaja menaruh patung Bunda Maria di pekarangan rumahnya agar dapat terlihat oleh orang-orang Nasrani yang pulang dari Gereja yang kebetulan berseberangan dengan Rumah Habib salim, patung itu akan tetap disitu agar mereka sadar bahwa apa yang mereka sembah selama ini hanyalah sebuah patung yang tidak bisa berbuat apa-apa, Patung itu tidak bisa membela dan menyelamatkan dirinya, bagaimana mungkin bisa membela dan menyelamatkan umat Nasrani.
Patung itu kepanasan, kehujanan tanpa bisa berbuat apa-apa kalau tidak dipindahkan oleh pemiliknya.
Ini berarti Bunda Maria yang selama ini mereka sembah hanya sebatas benda mati saja, karena dia sendiri pun tidak mampu untuk menolong dirinya sendiri, apalagi menolong orang lain.
Dan ternyata banyak dari mereka orang Nasrani yang sering melintas didepan Rumah Al-Habib Salim bin Jindan akhirnya sadar, bahwa mereka selama ini hanya menyembah patung yang tidak bisa berbuat apa-apa itu, yang pada akhirnya, mereka memeluk Agama Islam setelahnya.
Inilah salah satu Metode Dakwah yang dilakukan Habib Salim yang menurut sebagian orang tidak Lazim.
Namun ketokohan dan Keilmuan yang dalam tentang Agama Allah membuat sebagian Ulama dan masyarakat dapat memahami hal tersebut.
Bahkan pernah suatu ketika seorang pendeta mendatangi Habib Salim bin Jindan untuk melakukan dialog...
”Habib saya mau tanya, lebih mulia mana? Orang yang masih hidup atau orang yang sudah mati ??" Tanya pendeta kepada Habib Salim.
Habib Salim menjawab :
“Semua orang akan menjawab Bahwa orang yang masih hidup itu lebih mulia dari pada orang yang sudah mati, sebab orang yang sudah mati sudah menjadi bangkai".
“Semua orang akan menjawab Bahwa orang yang masih hidup itu lebih mulia dari pada orang yang sudah mati, sebab orang yang sudah mati sudah menjadi bangkai".
Lalu dengan pertanyaan menggurui Pendeta itu membalasnya :
”Kalau begitu Nabi 'Isa Yesus kristus lebih mulia dari pada Nabi Muhammad...Karena Muhammad Nabi anda telah meninggal, sedangkan Nabi 'Isa Menurut keyakinan Anda Masih hidup hingga sekarang!".
Habib Salim tak mau kalah, dengan tutur bahasa yang sangat diplomatis Habib Salim pun menjawab :
"Kalau begitu Ibu saya lebih mulia dibandingkan dengan Bunda Maria, sebab Bunda Maria sudah meninggal, sedangkan ibu saya masih hidup dan sekarang sedang memasak didapur."
Mendengar jawaban enteng dari Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, sang Pendeta itu pun terdiam seribu bahasa lalu ia pun pergi meninggalkan Habib Salim.
DOA HUSNUL KHATIMAH AL IMAM AL QUTHBIR RABBANI AS SAYYID ABDULLAH BIN ALWY AL AHADDAD
Al Imam Al Quthb Al Habib Abdullah bin ‘Alwi Al Hadad berkata,
“Diantara yang menjadikan seseorang meninggal dunia dalam keadaan husnul
khotimah adalah, setiap selesai mengerjakan sholat Maghrib ia
mengucapkan,
استغفر الله الذي لا اله الا هو الحي القيوم الذي لا يموت و اتوب اليه رب اغفرلي
Astagfirulloohalladzii laa ilaa-ha illaa huwal Hayyul Qoyyuum alladzii laa yamuut wa atuubu ilaih, robbighfirlii
Kemudian dilanjutkan dengan membaca sholawat Husnul Khotimah berikut ini,
اللهم صل على سيدنا محمد و على اله وصحبه وسلم بعدد كل حرف جرى به القلم
Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad in wa ‘ala aaliihi washohbihi wasallim bi’adadi kulli harfin jaro bihil qolam
Artinya: Yaa Allah limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina
Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya sebanyak bilangan huruf
yang digariskan oleh qolam.
Barangsiapa membaca semua itu
(setelah sholat Maghrib), sebelum mengucapkan yang lain, niscaya ia akan
meninggal dalam keadaan beriman.” Insyaa Allah. Wallahu A’lam.
Sumber :
(As Sayyid Al Habib Al ‘Alim Al Faqih Abdurrahman bin Muhammad bin
Husain bin Umar Al Masyhur Al Ba’alawi, dalam kitab Bughyatul
Mustarsyidin fi Talkhish Fatawa Ba’dhil A’immati minal ‘Ulama’ Al
Muta-akhkhirin)