Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

Rahmatan Lil 'Alamien

Maha suci Allah, yang berhak menerima segala pujian dan sanjungan atas segala limpahan nikmat dan rahmatnya. Dia-lah Allah yang telah melimpahkan segenap nikmat atas seluruh makhluknya, tanpa pernah terputus oleh zaman, dan tiada pula terbatas oleh hitungan. Allah swt berfirman dalam kitabnya yang agung : “Jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, maka kalian takkan mampu menghitungnya” (QS an-nahel 18).

Maka suatu kewajiban bagi hamba-hamba Allah untuk mensyukuri segala nikmat yang sangat luas tersebut, dengan memelihara segala nikmat dan rahmat yang telah dilimpahkan Allah swt.

Salah satu nikmat teragung yang dikaruniakan Allah swt kepada makhluknya adalah dengan wujudnya seorang manusia pilihan yang telah diciptakan sebagai perwujudan bagi rahmatnya atas seluruh alam, yang tiada lain manusia itu adalah sang insan yang sempurna Sayyidina Muhammad saw. Maha benar Allah swt yang telah berfirman : “Dan tidaklah aku utus engkau (wahai Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam” (QS al-anbiya’ 107).

Pada diri dan sifat-sifat beliau terpancar rahmat yang sangat luas, Rasulullah rahmat bagi segenap manusia, Rasulullah adalah rahmat bagi jin dan manusia, bahkan beliau adalah rahmat bagi binatang, rahmat bagi si mukmin, dan rahmat bagi si kafir, serta bagi orang munafik sekalipun. Allah swt berfirman : “Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul dari golongan kalian sendiri, terasa berat baginya penderitaan kalian, ia sangat mengharapkan kebaikan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang bagi umat mukmin (QS at-taubah 128).

Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah saw sedang berjalan di terik matahari, karena letih beliau beristirahat sejenak dengan menyandarkan punggungnya di dinding sebuah rumah, sedang pemilik rumah tersebut adalah seorang wanita yahudi yang sangat membenci Rasulullah saw. Lalu datang Jibril as dan berkata kepada Rasulullah saw : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya pemilik rumah itu adalah seorang wanita yahudi yang sangat membencimu, dan Allah mememrintahkanmu untuk meningggal tempat itu.” Kemudian Rasulullah saw pun beranjak dari tempat itu.

Namun beberapa saat kemudian, datanglah kembali Jibril as dan berkata, “Wahai Rasulullah, Allah swt memerintahmu untuk kembali ke tempat itu, karena Allah swt telah menurunkan rahmat-Nya bagi wanita pemilik rumah itu, dikarenakan punggungmu telah menempel pada dinding rumah itu.”

Kemudian Rasulullah kembali dan wanita itupun segera menyambut beliau di rumahnya seraya berkata, “Wahai Muhammad tadi ketika engkau bersandar pada dinding rumahku ini, engkau adalah manusia yang paling aku benci, tetapi sekarang engkau adalah manusia yang paling aku cintai di dunia ini”. Wanita itupun akhirnya memuluk islam dan menjadi wanita yang shalihah. Betapa indah rahmat Allah yang diturunkan melalui hamba pilihanya ini.

Adapun sebagian dari rahmat Rasulullah saw bagi ummat ini adalah, kemudahan ajaran yang dibawa beliau bagi ummatnya. Sebuah ajaran suci dan agung, risalah yang menjadi penyempurna bagi risalah-risalah sebelumnya, namun jauh dari hal-hal yang memberatkan ummatnya. Berbeda dengan syariat yang di bawa para Nabi pendahulunya, beliau memiliki syariat yang paling ringan bagi ummatnya, hal ini karena kasih sayang beliau yang sangat tinggi kepada ummatnya, sebagaimana beliau sabdakan, “Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa syariat yang suci dan mudah.”

Diantara bukti kasih sayang beliau dan kemudahan ajaranya adalah dalam hal bersiwak, Rasulullah saw menganjurkan ummatnya agar bersiwak, sebagaimana diriwayatkan bahwa siwak membawa banyak sekali manfaat bagi mereka yang menggunakanya, akan tetapi di sisi lain beliau juga tidak ingin hal ini diwajibkan atas ummatnya, karena hawatir jikalau ummatnya takkan mampu melaksanakan kewajiban tersebut. Rasulullah saw bersabda : “Jika aku tidak takut akan memberatkan ummatku, maka aku akan wajibkan bagi mereka untuk bersiwak di setiap wudhu.”

Bukan hanya mereka yang beriman, akan tetapi bagi mereka yang munafik atau bahkan kafir sekalipun juga mendapat rahmat beliau, karena selama wujudnya Rasulullah saw di dunia ini orang-orang munafik dapat hidup dengan tenang tanpa diperangi. Karena rahmat beliau pula, Allah swt tidak menurunkan adzab-Nya bagi orang-orang kafir, hingga mereka tidak mengalami seperti yang dialami kaum Nabi Nuh as yang ingkar, atau kaum Aad, kaum Tsamud, juga kaum Nabi Luuth as, yang mana Allah swt telah meratakan mereka dengan adzab-Nya setelah mereka mendustakan para Nabi utusanya tersebut.

Hal ini diabadikan dalam firma-Nya, “Dan tiada Allah akan menyiksa mereka orang-orang kafir itu, selagi engkau (wahai Muhammad) ada di antara mereka” (QS al-anfal 33)

Tiada satupun dari makhluk di alam ini, kecuali telah mendapat bagian dari rahmat Nabawiyyah yang di bawa Rasulullah saw, terlebih lagi bagi kaum lemah dan faqir miskin. Beliau adalah ayah bagi setiap anak yatim, dan beliau pula insan yang memiliki kepedulian yang sangat tinggi pada para janda yang kekurangan. Bahkan makhluk yang bernama binatang sekalipun ikut merasakan sentuhan kasih sayang beliau, seperti larangan beliau kepada ummatnya untuk tidak membuang hajat pada tanah yang berlubang. Dikhawatirkan di dalamnya menjadi tempat tinggal bagi binatang-binatang kecil. Atau anjuran beliau agar ummatnya menyembelih hewan dengan cara yang baik, supaya tidak menyiksa hewan tersebut, seperti yang disebutkan dalam hadits, bahwa Rasulullah saw bersabda : ”Sesungguh Allah swt telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, maka apabila engkau menyembelih hewan, hendaknya engkau lakukan dengan cara yang baik, dan jika engkau makan, makanlah dengan cara yang baik.”

Demikian luas rahmat yang ada pada Rasulullah saw meliputi seluruh alam. Namun sepentasnya bagi kita sebagai ummatnya untuk kembali merenung, seberapa besarkah bagian yang kita peroleh dari rahmat tersebut? Sudahkah kita dapat dengan benar merasakanya? Sungguh satu hal yang tidak mudah, melainkan bagi mereka yang menggunakan mata hatinya untuk memandang rahmat tersebut dan getar keimananya bergerak merasakan rahmat tersebut, serta kejernihan akal yang dianugrahkan Allah swt memacunya untuk memperkokoh ketaatan kepada syariat yang di bawa junjungan kita Sayyidina Muhammad saw.

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang taat dan dapat meneladani dan meneruskan perjuangan Rasulullah saw, amien..

Sumber :
Kalam Al-Imam Al Quthb Habib Abubakar Assegaf Gresik

Inilah nasihat dan kalam seorang Imam al-Qutb dan merupakan kiblat para wali di zamannya. Sebagai perantara tali temali bagi para pembesar yang disucikan Allah jiwanya, beliaulah seorang yang terkumpul dalam dirinya di antara Ainul Yaqin dan Haqqul Yaqin. Penyegar Rohani Umat, beliau adalah al-Habib al-Imam Abubakar bin Muhammad bin Umar Assegaf.

Biasanya orang-orang yang dikagumi itu namanya terukir dalam hati para pengagumnya. Dan kemudian, di antara pengagum itu tentu berhasrat kuat untuk mendokumentasi kenangan sang tokoh tersebut. Adakalanya kenangan itu dalam bentuk peringatan hari lahir atau hari wafatnya (haul), dengan merujuk sejarah hidup sang tokoh, dan ada pula yang berupa pembacaan doa-doa atau menyimak nasihat-nasihatnya. Sungguh banyak mutiara-mutiara hikmah para Salufunas shalih (para pendahulu yang baik) penuh dengan pengetahuan yang disajikan dengan pendekatan yang mudah dicerna oleh nalar manusia sekaligus menyentuh perasaan pendengar dan pembaca nasihat-nasihatnya. Ucapan-ucapan mereka sangat penuh dengan hikmah, sebagai hasil dari pendalaman mereka terhadap al-Qur’an dan al-Sunnah.

Dalam memberi nasihat terkesan selalu padat dengan ilmu, hikmah dan ungkapan-ungkapan yang dalam. Jika mau mendengarkannya dengan telinga hati, kita pasti akan merasakan kenikmatan cinta semata-mata karena Allah swt, dan mahabbah (kecintaan) kepada kakek beliau (Habib Abubakar Assegaf), yakni Rasulullah saw.

Sebuah kumpulan nasihat beliau yang ditulis oleh al-Habib Salim bin Muhammad bin Aqil dalam suatu majelis di kota Surabaya (Jum’at 7 Rajab 1368 Hijri) beliau berkata tentang hati sebagai sumber pandangan Allah : “Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hamba-Nya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya, Allah akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain.

Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima oleh Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah yang sejati jika belum membersihkan hatinya!”

Dalam kesempatan lain pada Jum’at berikutnya di rumahnya di Gresik, ada suatu majlis yang dihadiri banyak orang dari dalam dan luar kota. Beliau memberikan taushiyah (pesan-pesan) sebagai berikut : “Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini (sambil menunjuk ke dada beliau) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan tampak nyaman dan hidup, namun jika dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya maka rumah itu akan rusak dan tak terawat.

Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati !”.

Di kesempatan lain pula, nasihat beliau yang ditulis oleh al-Habib Muhammad bin Hud Assegaf , dalam sebuah majlis di Surabaya yang dihadiri oleh para tokoh ulama di antaranya Habib Abdul Qadir bin Hadi Assegaf yang membacakan nasihat dan kalam Habib ‘Ali bin Muhammad Al-Habsyi tentang Rahasia di dalam majilis-majlis yang mulia.

Kemudian Habib Abubakar menegaskan : “Wahai saudara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib ‘Ali! Beliau meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri majlis-majlis semacam ini! Ketahuilah bahwa menghadiri suatu majlis yang mulia akan dapat menghantarkan kita pada suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh banyaknya amal kebajikan yang lain”.

Kemudian beliau menambahkan : “Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi! Di zaman ini, hanya sedikit orang yang menunjukkan adab luhur dalam majlis. Jika ada seseorang yang datang, mereka berdiri dan bersalaman atau menghentikan bacaan, padahal orang itu datang ke majlis tersebut tidak lain untuk mendengarkan. Oleh karenanya, banyak aku jumpai orang di zaman ini jika datang seseorang, mereka berkata, “Silahkan kemari” dan yang lain mengatakan juga “Silahkan kemari” sedang orang yang duduk di samping mengipasinya.

Gerakan-gerakan dan kegaduhan yang mereka timbulkan menghapus keberkahan majlis itu sendiri. Keberkahan majlis bisa diharapakan apabila yang hadir beradab dan duduk ditempat yang mudah mereka capai. Jadi keberkahan majlis itu pada intinya adalah adab, sedangkan adab dan pengagungan itu letaknya di hati. Oleh karena itu, wahai saudara-saudaraku, aku anjurkan kepada kalian, hadirilah majlis- majlis khair (baik). Ajaklah anak-anak kalian ke sana dan biasakan mereka untuk mendatanginya agar mereka menjadi anak-anak yang terdidik baik, lewat majlis-majlis yang baik pula!”.

Pada kesempatan lain beliau menasehatkan tentang tarbiyah pendidikan kepada anak-anak : “Saat ini aku jarang melihat santri-santri atau siswa-siswa madrasah yang menghargai ilmu. Banyak aku lihat mereka membawa mushaf atau kitab-kitab ilmu yang lain dengan cara tidak menghormatinya, menenteng atau membawa di belakang punggungnya. Lebih dari itu mereka mendatangi tempat-tempat pendidikan yang tidak mengajarkan kepada anak-anak kita untuk mencintai ilmu tapi mencintai nilai semata-mata. Mereka diajarkan pemikiran para filosof dan budaya pemikiran-pemikaran orang Yahudi dan Nasrani.

Apa yang akan terjadi pada generasi remaja masa kini? Ini tentu adalah tanggung-jawab bersama. Al-Habib ‘Ali pernah merasakan kekecewaan yang sama seperti yang aku rasakan. Padahal di zaman beliau aku melihat kota Sewun dan Tarim sangat makmur, bahkan negeri Hadramaut dipenuhi dengan para penuntut ilmu yang beradab, berakhlaq, menghargai ilmu dan orang ‘alim. Bagaimana jika beliau mendapati anak-anak kita di sini yang tidak menghargai ilmu dan para ulama? Niscaya beliau akan menangis dengan air mata darah.”

Beliau menambahkan : “..bahwa aku akan meletakkan pada penuntut ilmu di atas kepalaku dan jika aku bertemu murid yang membawa bukunya dengan rasa adab, ingin rasanya aku mencium kedua matanya.”

Kemudian Al-Habib Abubakar melanjutkan nasihatnya: “Aku teringat pada suatu kalam seorang yang shalih yang mengatakan, ‘Tidak ada yang menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji buku-buku sejarah kehidupan kaum shalihin dan berkiblat pada buku-buku modern dengan pola pikir moderat.’ Wahai saudara-saudaraku, Ikutilah jalan orang-orang tua kita yang shalih, sebab mereka adalah orang-orang suci yang beramal ikhlas.

Ketahuilah, salaf kita tidak menyukai ilmu kecuali yang dapat membuahkan amal shalih. Aku teringat pada suatu untaian mutiara nasihat Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Atas yang mengatakan : “Ilmu adalah alat meskipun ilmu itu baik (hasan), tapi hanyalah alat bukan tujuan, oleh karenanya ilmu harus diiringi adab, akhlaq dan niat-niat yang shalih. Ilmu demikianlah yang dapat mengantarkan seseorang kepada maqam-maqam yang tinggi”.

Begitu agung biografi insan mulia itu, namun tulisan ini menimbulkan tanda tanya besar. Akankah kita sebagai pengagum Al-Habib Abubakar Assegaf ini hanya mengenangnya (sebagai bagian dari episode sejarah) saja tanpa mau berusaha untuk meneladani? Jika “ya” adalah jawabannya, maka kita adalah umat yang hakikatnya berjalan tanpa arah!

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata’ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.

Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata’ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.

Sumber :
Manaqib Al Imam Abdullah Ba'alawy

Beliau adalah Al-Imam Abdullah Ba’alawy bin Alwi Al-Ghuyur bin Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Al-Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa, dan terus bersambung nasabnya sampai Rasulullah SAW. Beliau adalah saudara dari Al-Imam Ali Shahibud Dark.

Beliau adalah seorang imam yang agung, alim (berilmu) yang amil (mengamalkan ilmunya), seorang yang wara’ dan zuhud, wali besar, seorang guru yang faqih dan masyhur. Di dalam diri beliau terkumpul sekaligus ilmu syariah, thariqah dan haqiqah.

Beliau dilahirkan sewaktu kakeknya, Al-Faqih Al-Muqaddam, masih hidup, tepatnya pada tahun 640 H (sebagian bilang pada tahun 638 H). Beliau pernah tinggal di Makkah selama 8 tahun. Selama disana, penduduk Makkah banyak mengambil manfaat dari beliau. Cahaya beliau menerangi penduduk kota Makkah. Banyak juga para ulama besar disana yang mengambil ilmu dari beliau.

Ketika musim paceklik melanda kota Makkah, beliau bersama penduduk disana melakukan sholat istisqa’ 2 kali, dan akhirnya Allah memberikan rahmat-Nya dengan menghilangkan kesusahan mereka. Allah menghilangkan paceklik itu berkah beliau.

Beliau adalah seorang yang sangat bermujahadah kepada Allah, sehingga beliau mendapat hidayah dan mawahib laduniyyah. Berkata Al-Imam Muhammad Maulad Dawilah bin Ali Shahibud Dark, “Aku pernah bepergian dari Makkah ke Hadramaut. Tidak pernah aku melihat seseorang seperti pamanku, Asy-Syeikh Abdullah Ba’alawy.” Al-Imam Abdurrahman Assaggaf bin Muhammad Maulad Dawilah pernah berkata, “Telah sepakat para ulama di zaman kami bahwa Asy-Syeikh Abdullah Ba’alawy adalah seorang mujtahid yang masih hidup.”

Berkata Al-Faqih Ali bin Salim, “Aku pernah berada di kota Makkah bersama Asy-Syeikh Abdullah Ba’alawy waktu bulan Ramadhan . Jika kami selesai shalat tarawih, masing-masing dari kami melakukan shalat 2 rakaat, dimana di dalam 2 rakaat tersebut kami membaca Al-Qur’an sampai habis. Kami tidak makan malam kecuali setelah 2 kegiatan itu yang kami kerjakan langsung sehabis berbuka puasa dengan seteguk air dan kurma.” Al-Faqih Ali bin Salim juga berkata, “Aku dulu pernah belajar Al-Qur’an bersama beliau. Tidaklah selesai pelajaran kami kecuali sudah habis setengah dari Al-Qur’an.”

Beliau, Al-Imam Abdullah Ba’alawy, di zamannya banyak berinfaq kepada semua keluarga Ba’alawy dan pembantu-pembantu mereka. Beliau menginfaqkan hartanya yang banyak hingga tersisa sedikit saja dari harta yang ada padanya. Beliau juga mengeluarkan hartanya untuk memakmurkan masjid keluarga Ba’alawy terhitung sebanyak 9 ribu dinar. Diriwayatkan ketika beliau pergi haji, beliau berinfaq sebanyak 20 ribu dinar.

Selain itu, beliau juga pernah mengeluarkan hartanya sebanyak 500 dinar untuk majlisnya, sehingga dari majlisnya tersebut keluarlah para ulama besar, diantaranya Al-Faqih Ali bin Salim, Asy-Syeikh Muhammad Basyuaib, Asy-Syeikh Umar Bawazir, Asy-Syeikh Sholeh Fadhl bin Abdullah bin Fadhl Asy-Syihri, Asy-Syeikh Bahamran, Asy-Syeikh Khalil bin Asy-Syeikh Bamaimun, dan juga As-Sayyid Asy-Syeikh Muhammad Maulad Dawila (putra dari saudara beliau yang bernama Ali Shahibud Dark).

Al-Habib Muhammad bin Abubakar Asy-Syilli menyebutkan tentang sebagian murid-murid yang lain dari Al-Imam Abdullah Ba’alawy, diantara mereka adalah Abubakar dan Alwi (anak dari pamannya Ahmad bin Al-Faqih Al-Muqaddam), Asy-Syeikh Muhammad bin Abubakar ‘Ibad, Asy-Syeikh Muhammad bin Ali Al-Khatib, Asy-Syeikh Abdurrahman bin Muhammad Al-Khatib, dan Asy-Syeikh Abdullah bin Fahd.

Beliau berpulang ke rahmatullah pada hari Rabu, pertengahan dari bulan Jumadil Ula, tahun 731 H. Beliau meninggalkan 3 orang putra, yaitu Muhammad, Ali dan Ahmad.

Radhiyallohu anhu wa ardhah…

Sumber :
Manfaat Sholat Bagi Kesehatan Tubuh

Gerakan Sholat Bermanfaat Untuk Kesehatan Tubuh 
Dikirim: [09/10/2009]

Shalat
ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di dalam kehidupan ini, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.

Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat.
Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.

Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia.
Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:

Takbiratul Ihram
Berdiri tegak,
mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.

Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.

Gerakan sujud tergolong unik.
Sujud memiliki falsafah bahwa manusia meneundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.

Setiap inci otak
manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.

Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diamdiam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.

Sujud
adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan.
Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi.
Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Sumber :
 

Label: 0 komentar | | edit post
Makam Sahabat Nabi SAW
Maqam-sayyidina-abu-hurairah-ra











Maqam-sayyidina-bilal-bin-rabah-ra
Makam Al-Imam
Magom Al Imam As-Syafi'ie-ra












Makam Al Imam Al Muhajir Ahmad bin Isa













Maqam-al-habib-ali-bin-muhammad-al-habsyi (Shohibul Maulid Al Habsyi)

















Maqam-imam-al-ghazali-ra

















Maqam-imam-al-nawawi-ra

















Maqam-imam-ibnu-hajar-ra











Maqam-syeikh-hasan-al-bashri-ra

Turbah-4
Alhabib Muhammad Bin Alwi Bin Abdullah Bin Syahab









AlhabibAbdullah Al Idrus bin Abibakar Assakron









AlHabib Muhammad Mauladdawila









Al Ustadzul A'Dzhom Alfaqiihil Muqoddam Muhammad









Pekuburan Zambal - Tarim Hadhramaut
Turbah-3
Alhabib Ali Bin Alwi Shohibuddarek









Alhabib Alwi Bin Abdullah Syahab









Alhabib Alwi Bin Muhammad Al Quyur









Alhabib Hasan Bin Ali Bin Muhammad Mauladdawila









Alhabib Hasan bin Muhammad Jamalullail
Turbah-2
Alhabib Abdurrahman bin ali (Ainul Mukasyifin)









Alhabib Abubakar As sakron









Alhabib Ahmad Syihabuddin Al Akbar









Alhabib Ahmad Syihabuddin Al Asqhor









Alhabib Ali Bin Abibakar As sakron
Turbah-1
Alhabib Abdullah bin Ahmad Al Idrus(Shoohibuthooqoh)









Alhabib Abdullah bin Alwi Baalawi









Alhabib Abdullah bin Syekh Al Idrus









Alhabib Abdurrahman Al Qodi









Alhabib Abdurrahman Assegaf(Alfaqiihil Muqoddam Tsani)
Mu'zijat-5

Hal Ghaib Dan Ramalan
1.          Mengetahui siksa kubur dua orang dalam makam yang dilewatinya karena dua orang tersebut selalu shalat dalam keadaan kotor karena kencingnya selalu mengenai pakaian shalat.
2.          Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.
3.          Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan disekitarnya ada banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal itu terbukti pada Aisyah pada saat Perang Jamal di wilayah Hawwab yang mengalami kejadian yang diramalkan Rasulullah SAW.
4.          Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Rasulullah SAW.
5.          Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapak para khalifah” yang terbukti pada keturunan Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun.
6.          Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.

Mukjizat Terbesar
7.          Membelah bulan dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.
8.          Isra ke Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram lalu Mi’raj ke Sidratul Muntaha dari Baitul Maqdis tidak sampai satu malam pada tanggal 27 Rajab tahun 11 Hijriah.
9.          Menerima Al-Qur’an sebagai Firman Tuhan terakhir padahal ia seorang yang buta huruf

Maaf jika ada yang salah.
Wassalam
Dari:
Mu'zijat-4

Makanan Dan Minuman
1.          Makanan yang di makan oleh Rasulullah SAW mengagungkan Nama Allah.
2.          Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.
3.          Roti sedikit cukup untuk orang banyak.
4.          Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.
5.          Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.
6.          Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.
7.          Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Rasulullah SAW.
8.          Air memancar dari sela-sela jari. Kemudian air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air.
9.          Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit atas ijin Allah.

Mendo’akan Dan Menyembuhkan
10.      Menyembuhkan betis Ibnu Al-Hakam yang terputus pada Perang Badar, kemudian Rasulullah SAW meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa meresakan sakit sedikit pun.
11.      Mata Qatadah terluka pada Perang Uhud, sehingga jatuh dari kelopaknya, kemudian oleh Rasulullah SAW mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.
12.      Mendo’akan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.
13.      Mendo’akan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.
14.      Menyembuhkan daya ingat Abu Hurairah yang pelupa.
15.      Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam perang Khaibar.
16.      Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Tsur dari pengejaran penduduk Mekah.
17.      Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
18.      Menyambung tangan Badui yang putus yang dipotongnya sendiri setelah menampar Rasulullah SAW.
19.      Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian do’a tersebut dikabulkan.
20.   Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam.
Mu'zijat-3

Binatang, Tumbuhan, Alam Dan Benda Mati
1.          Seekor srigala berbicara kepada Rasulullah SAW.
2.          Berbicara dengan unta yang lari dari pemiliknya yang menyebabkan masyarakatnya meninggalkan shalat Isya’.
 3.       Berbicara dengan unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk Rasulullah SAW.
4.          Mengusap kantung susu seekor kambing untuk mengeluarkan susunya yang telah habis.
5.          Dua Sahabat Nabi saw dibimbing oleh cahaya.
6.          Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.
7.          Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.
8.          Batang pohon kurma meratap kepada Rasulullah SAW.
9.          Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Rasulullah SAW.
10.      Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Rasulullah SAW.
11.      Mendatangkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah yang saat itu mengalami kekeringan.
12.      Berbicara dengan gunung untuk mengelurkan air bagi Uqa’il bin Abi Thalib yang kehausan.
13.      Berbicara dengan gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka.
14.      Merubah emas hadiah raja Habib bin Malik menjadi pasir di gunung Abi Qubaisy.
15.      Memerintahkan gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya.
16.  Tubuh Rasulullah SAW memancarkan petir ketika hendak di bunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pada Perang Hunain.
Mu'zijat-2

Kharisma
1.          Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang sedang menghunus pedang kearah leher Rasulullah SAW.
2.          Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.
3.          Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Rasulullah SAW, kemudian jin itu diganti namanya menjadi Abdullah bin Abhar.

Menghilang Dan Menidurkan Musuh
4.          Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan.
5.          Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Rasulullah SAW ketika ia duduk di sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar.
6.          Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal dimana saat itu ia sedang shalat.
7.          Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir.
Mu'zijat-1

Mukjizat Rasulullah SAW adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terbesar Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an. Selain itu, Rasulullah SAW juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi’raj tidak sampai satu hari.

Kemampuan lain yang dimiliki Rasulullah SAW adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketuhanan. Hal ini tidak sebanding dengan dirinya yang ummi atau buta huruf. Walau begitu, umat Islam meyakini bahwa setiap hal dalam kehidupan Rasulullah SAW adalah mukjizat. Hal itu terbukti dari banyaknya kumpulan hadits yang diceritakan para sahabat mengenai berbagai mukjizat Rasulullah SAW. Berikut ini adalah 63 mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW :

Masa Kecil Rasulullah SAW
1.          Sayyidatina Aminah binti Wahab, ibu Rasulullah SAW pada saat mengandung Rasulullah SAW tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya.
2.          Saat melahirkan Rasulullah SAW, Sayyidatina Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
3.          Rasulullah SAW dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
4.          Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu
berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
5.          Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susuan Rasulullah SAW dapat menyusui kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya. Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Rasulullah SAW karena yatim. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sa’d, ia menerima Rasulullah SAW. Selama dengan Halimah, Rasulullah SAW hidup nomaden bersama Bani Sa’d di gurun Arab selama empat tahun.
6.          Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka’bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Rasulullah SAW. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka’bah berbicara, “Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini.”
7.          Dikisahkan saat Rasulullah SAW berusia empat tahun, ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu
terjadi di ketika Rasulullah SAW sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badui. Setelah kejadian itu, Rasulullah SAW dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah.
Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran detai bahwa kedua orang itu, “membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.” Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Rasulullah SAW diisra’kan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah.
8.          Dikisahkan pula pada masa kecil Rasulullah SAW, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Rasulullah SAW pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut.
9.        Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Rasulullah SAW. Rasulullah SAW saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Rasulullah SAW saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Rasulullah SAW dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit punggungnya.
10.      Mukjizat lain adalah Rasulullah SAW pernah memperpendek perjalanan. Kisah ini terjadi saat pulang dari Syiria. Rasulullah SAW diperintahkan Maisarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Rasulullah SAW sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. Dalam kitab as-Sab’iyyatun fi Mawadhil Bariyyat, Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan mendung untuk membantu Rasulullah SAW. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Rasulullah SAW dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Rasulullah SAW.

Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"