Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

Abdullah bin Mubarak

Diambil dari Tanya Jawab Web Forsan Salaf,

Pertanyaan: Apabila dihadapi 2 perkara, ingin membeli mobil/barang tetapi masih terbesit akan perkara yang lai yang lebih penting, bagaimana menyikapinya?

Ketika kita dihadapkan pada dua perkara, maka kita harus menilai dan mendahulukan yang lebih penting dan lebih bermanfaat. Oleh karena itu, misalnya apabila pembelian mobil masih bisa ditunda, maka akan lebih baik disalurkan untuk kaum dhu’afa’ dari muslimin. Bahkan jika sudah menjadi suatu kewajiban (ta’ayyana ‘alaihi) seperti tidak ada lagi yang bisa membantu kecuali dia, maka haram membeli mobil.

Diceritakan bahwa, Abdullah bin Mubarak ketika akan melaksanakan haji, di perjalanan menemui seorang wanita yang sedangmencabuti bulu bangkai ayam, maka Abdullah bin Mubarak menegurnya dan memberitahukan bahwa memakan bangkai itu haram. Perempuan itu menjawab : “berangakatlah kamu haji !. karena bagimu bangkai ini haram namun bagiku halal”. Abdullah bin Mubarakpun bertanya : “mengapa demikian?”.

Jawabnya : “karena aku dalam keadaan mudhthar (terpaksa) dirumahku ada beberapa anak yatim sedang kelaparan, maka halal bagiku memakannya”. Abdullah bin Mubarak mulai curiga dengan ilmu agama perempuan tersebut. Beliaupun akhirnya bertanya : “siapa anda?” . maka ia menyabut nama orang tua kakek dan seterusnya, ternyata ia seorang wanita keturunan Rasulullah SAW.

Akhirnya Abdullah bin Mubarak menyatakan : “bagaimana aku akan melaksanakan haji dan berziarah kepada Nabi sedangkan aku membiarkan cucu-Nya dalam keadaan menderita seperti ini”. Kemudian ia memberikan segala yang ia miliki termasuk perbekalan hajinya kepada perempuan tersebut. Maka batallah keberangkatannya untuk haji. Ketika orang-orang yang berhaji pulang, Abdullah bin Mubarak datang kepada mereka untuk memberikan tahni’ah dengan mengucapkan : “Hajjan Mabrur (mudah-mudahan hajinya mabrur), sa’yan masykur (mudah-mudahan sa’inya dibalas kebaikan oleh Allah)”, mereka pun mengatakan : “kamu juga wahai Abdullah bin Mubarak, mudah-mudahan hajimu mabrur”.

Abdullah bin Mubarak menjawab : “ tahun ini aku tidak jadi haji”. Sebagian dari mereka mengatakan : “kamu haji, aku melihatmu ketika thawaf”. Ada juga yang mengatakan : ya, akupun menyaksikanmu ketika sa’i, bahkan aku bersama kamu ketika wuquf di Arafah”. Kejadian ini membuat Abdullah bin Mubarok terheran hingga ketika tertidur, beliau bermimpi bertemu Rasulullah seraya berkata “ ya Abdullah bin Mubarak, kamu telah memperhatikan cucuku hingga kau batalkan hajimu, maka Allah mengutus malaikat yang menyerupaimu untuk menghajikanmu setiap tahunnya hingga hari kiamat”. Kisah ini menjadi satu gambaran betapa pentingnya bagi kita untuk memperhatikan amalan yang paling afdhal, paling baik dan paling besar pahalanya.

"Sayyiduna Ali Ibn Abi Tholib KW, "Dunia merupakan Rumah utk Beramal & Tiada balasan didalamnya. Akhirat merupakan Rumah pembalasan & Tiada amal didalamnya, Maka beramal ibadahlah kalian diRumah (Dunia) yg Tiada balasan didalamnya utk Menetap diRumah (Akhirat) yg Tiada amal didalamnya."

[Risalatul Mudzakarah - Hb Abdullah Bin Alwy Al Haddad]
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar


Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"