Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

KEAGUNGAN NAMA ALLAH SWT

Dalam sebuah riwayat yang tsiqah di dalam Ma'jam Al Kabir dan di dalam riwayat yang tsiqah lainnya, ketika Allah subhanahu wata'ala memberikan ujian kepada nabi Khidhir dengan keagungan nama-Nya hingga suatu saat datang seseorang kepadanya dan meminta shadaqah kepadanya maka ia berkata : "Aku tidak memiliki apa-apa untuk dishadaqahkan", maka orang itu berkata : "As-aluka billah, aku meminta kepadamu dengan nama Allah", maka nabi Khidir berkata : "Jika kau telah menyebut nama Allah, aku tidak bisa mengatakan kata"Tidak" lagi, memang aku tidak memiliki apa-apa maka juallah diriku sebagai budak, karena diriku tidak ada artinya dibanding dengan nama Allah subhanahu wata'ala". Maka orang itu berkata : "kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu?", maka nabi Khidir berkata : "iya aku sungguh-sungguh, juallah diriku karena diriku tidak berarti apa-apa dibanding dengan nama Allah dan kau meminta dengan nama Allah", maka ia pun membawa dan menjualnya sebagai budak, dan dibeli oleh seseorang kemudian orang itu membawa budaknya yaitu nabi Khidir AS ke rumahnya .

Tetapi ia tidak diperintah oleh tuannya sampai beberapa hari, maka nabi Khidir bertanya kepada orang yang membelinya : "wahai tuan, kau telah membeliku dan aku telah menjadi budakmu tapi mengapa kau tidak memerintah aku ? ", maka tuannya berkata : "Kau ini sepertinya orang yang sangat berwibawa sehingga aku tidak berani memerintahmu, jangan-jangan kau ini adalah raja karena kau begitu berwibawa bukan seperti budak", maka nabi Khidhir berkata : "perintahlah aku", maka tuan itu berkata : "baiklah kalau kau mau membantu aku, disana ada beberapa bongkahan batu seperti gunung kalau bisa tolong pindahkan batu itu ke tempat lain semampumu saja, aku mau berangkat ke pasar sebentar".

Setelah tuannya pulang dari pasar, semua batu telah dipindahkan ke tempat yang diinginkan. Maka ia berkata : "wahai budakku, kau ini siapa, pekerjaan ini meskipun dikerjakan oleh
sepuluh orang belum akan selesai dalam tiga hari, tapi kau mengerjakannya sendiri", maka nabi Khidir berkata : "Dengan izin Allah" . Maka tuannya berkata : "Baiklah kalau begitu, aku dan keluargaku akan pergi ke luar kota dan rumahku akan direnovasi, maka engkau bantulah semampumu, besok aku pulang". Setelah ia berangkat dan pulang keesokan harinya, iamendapati rumahnya telah rapi dan selesai direnovasi. Maka tuannya berkata : "jika aku kumpulkan para kuli bangunan untuk merenovasinya maka tidak akan selesai dalam puluhan hari, tapi kau selesaikan dalam satu malam", maka nabi Khidir berkata : "dengan izin Allah".

Maka tuan itu berkata : "sekarang jawab dengan jujur kau ini siapa ? ", nabi Khidir menjawab : "Aku hamba Allah", tuannya pun bertanya lagi dan nabi Khidir menjawab : "aku ini tidak lebih dari hamba Allah", maka sang tuan berkata lagi : "Aku bertanya kepadamu demi keagungan nama Allah, siapa engkau ? ", maka ia berkata : "Aku Khidir Nabiyyullah", maka orang itu pun bersimpuh mencium kaki dan lutut nabi Khidir seraya berkata : "wahai nabi Allah , limpahkan bala' kepadaku, agar jangan sampai aku di azab Allah di akhirat karena aku telah memperbudak seorang nabi", maka nabi Khidir berkata : "Tidak, engkau tidak salah, kau tidak memperbudak seorang Nabi karena kau tidak tau ", maka ia berkata : "Wahai nabi Allah apa yang engkau mau ? ", nabi Khidir berkata : "Kalau engkau mau bebaskanlah aku agar aku bebas beribadah", maka tuan itupun berkata : "Kau telah aku bebaskan wahai Nabi Khidir". Maka nabi Khidir berkata : "Maha Suci Allah yang membuat aku terperbudak karena nama-Nya dan terbebaskan karena nama-Nya. Demikian keadaan orang-orang yang mengagungkan nama Allah subhanahu wata'ala .
KEMULIAAN MEMUJI RASULULLAH SAW

Dalam riwayat yang tsiqah ( kuat ) bahwa pada beberapa waktu yang lalu Syaikh Farazdaq orang yang selalu memuji Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Ia terus menerus memuji Rasul, kalau kita sekarang pujian-pujian itu seperti qasidah, maka setiap tahun dia selalu datang ke maqam Rasul di Masjid Nabawy dan membaca syair-syair pujian kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan setelah itu pulang, setiap tahunnya seperti itu. Dan setelah beberapa tahun datanglah seseorang menegurnya dan mengundangnya
makan malam ke rumahnya.

Di Negara-negara timur tengah merupakan hal yang biasa jika ada orang asing
di kampung mereka kemudian di undang ke rumah mereka untuk makan bersama, itu adalah hal yang umum disana. Maka Farazdaq sampailah di suatu tempat di luar kota Madinah dan masuklah ia ke dalam sebuah rumah besar, kemudian ia dipegangi oleh beberapa pengawal orang yang mengundangnya, dan orang yang mengundang itu berkata : "aku benci jika engkau memuji Rasul, sekarang akan aku gunting lidahmu agar kau tidak bisa lagi membaca syair untuk memuji Rasul" maka ia pun memaksanya dan mengeluarkan lidahnya dan menggunting lidah Farazdaq dan melepaskannya dan memberikan lidah itu kepada Farazdaq kemudian menyuruhnya pergi .

Maka Farazdaq pergi dan menangis menahan sakit bathin dan sakit zhahirnya, sakit zhahirnya bagaimana rasa sakit jika lidah digunting, dan sakit bathinnya karena ia tidak bisa lagi membaca syair untuk memuji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana biasa maka ia pun pergi ke makam Rasulullah dan ia bersandar di hadrah as syarif di dalam masjid nabawy, dan ia berkata di dalam doanya : "Wahai Allah, kalau shahibul maqam ini (Rasulullah) memang benci dengan perbuatanku ini maka biarkan aku agar tidak lagi memujinya, tetapi jika Engkau meridhai dan shahibul maqam ini (Rasulullah) senang jika aku terus memujinya dengan syair maka sembuhkanlah aku", maka ia pun dalam tangisnya tertidur dan didalam tidurnya ia bermimpi Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam berhadapan dengannya dan berkata : "mana lidahmu yang digunting oleh orang itu ? kemudian diambil oleh Rasul dan beliau berkata : "buka mulutmu" dan dikembalikan ke mulutnya dan Rasul berkata : "aku gembira dengan perbuatanmu, maka teruskanlah dakwahmu dan syairmu", maka ia terbangun dan ia dapati lidahnya telah kembali pada posisinya .

Kemudian di tahun berikutnya syaikh Farazdaq kembali lagi ke maqam Rasul dan memujinya sebagaimana biasa ia lakukan tiap tahun, dan ada lagi orang yang mengundang untuk makan malam di rumahnya dan ia pun menerima undangan itu dan ia pun dibawa ke rumahnya, etika dilihat rumah itu adalah rumah yang tahun lalu pernah ia datangi, maka syaikh Farazdaq tidak mau masuk, maka orang itu berkata : "aku ingin kau masuk, kau jangan risau aku tau kau adalah orang yang baik dan kau lihat aku adalah orang yang jujur", maka Syaikh Farazdaq masuk dan dilihat di dalam rumah itu ada sebuah penjara dari besi dan di dalamnya ada seekor kera (monyet) besar dan kera itu terus memandangi dan mengamuk melihat syaikh Farazdaq, maka berkatalah orang yang mengundang syaikh Farazdaq : "Wahai syaikh taukah engkau siapa yang di dalam kerangka besi itu "? maka Farazdaq menjawab : "itu kera", maka lelaki itu berkata : "itu ayahku yang dulu setahun yang lalu menggunting lidahmu, setelah ia melakukan itu maka Allah merubahnya menjadi seekor kera, wahai syaikh tolong doakan  ayahku itu supaya diampuni Allah dan diwafatkan, kasian karena dia telah berubah menjadi kera", Maka Syaikh Farazdaq menangis dan mendoakannya dan wafatlah seekor kera itu .

Sumber : www.majelisrasulullah.org
Betapa Allah sangat sayang dengan wanita

Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini:
1.      Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2.      Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3.      Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4.      Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5.      Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6.      Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7.      Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8.      Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak Ada pada lelaki.

Pernahkah Kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?
1.      Benda yang Mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.
2.      Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
3.      Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, IA perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
4.      Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia meninggal dunia karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
5.      Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung- jawabkan terhadap! 4 wanita, yaitu: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki,yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
6.      Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu: shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
7.      Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggung-jawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita

Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan Kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala Hukumnya / peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia.

Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar Kita (kaum lelaki) Berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.

Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah Yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).

Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu....AMIIEENN!!
Adab Majlis-3

(dalam Kitab Bahjatunnufus fi Ba'dhi Kalam Al-Habib Abdulbari bin Syaikh Alaydrus)

Habib Abdulbari bin Syeikh Alaydrus melihat para pelajar mengobrol ketika sedang disampaikan mudzakaroh di suatu majelis rouhah. Beliau berkata, "Dahulu, para salaf, ridhwanulloh alaihim, melarang para pelajar menyibukkan diri dengan kegiatan lain ketika sedang berlangsung qiro'ah atau mudzakaroh di suatu majlis, walaupun hanya menggenggam tasbih ditangannya. Sedangkan Al-'Am Abdurrahman Al-Masyhur, apabila melihat ada murid yang memegang tasbih ketika sedang menghadiri qiro'ah atau mudzakaroh di suatu majlis, maka beliau akan segera merebut dan memutuskan tasbih itu."

Salah satu adab di dalam majlis

Dalam suatu rauhah yang dihadiri oleh Al-Habib Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus, seorang munsyid membacakan sebuah qosidah Al-Habib Abdulloh bin Alwi Alhaddad. Setelah qosidah itu selesai dilantunkan, berkata Al-Habib Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus :

Jika ada seseorang yang asyik berbicara pada saat dilantunkan suatu qosidah yang digubah oleh Salaf, maka hal itu akan berarti dia merasa yakin bahwa dia punya omongan pembicaraan lebih baik dari kalam Salaf. Atau bisa berarti dia menolak kalam tersebut.
Begitu juga jika seseorang asyik berbicara pada saat yang lain lagi membacakan Fatihah atau berdoa, maka hal itu menunjukkan sesungguhnya dia tidak mau mendapatkan pahala dari Fatihah atau doa yang dibacakan itu.

Didalam hadits dikatakan : Jika ada seseorang asyik berbicara ketika yang lainnya sedang membaca Al-Qur'an, maka Alloh menyuruh seorang Malaikat dan Malaikat tersebut akan berkata kepada yang lagi asyik berbicara, "Diamlah wahai musuh Alloh", sampai ia tidak bicara lagi. Jika ia masih tetap berbicara, Malaikat tadi akan berkata kepadanya, "Diamlah wahai orang yang sungguh dibenci oleh Alloh", sampai ia berhenti berbicara. Jika ia masih juga tetap berbicara, Malaikat itu akan berkata kepadanya, "Diamlah wahai orang yang sungguh dilaknat oleh Alloh".

Kalam Rasululloh SAW bersesuaian dengan Al-Qur'an. Begitu juga dengan kalam Salaf bersesuaian mengikuti kalam Rasululloh SAW. Karena mereka tidaklah berbicara kecuali dengan ijin robbani. Begitulah ilmu tidak akan bisa didapatkan kecuali dengan adab maka beradablah kalian...beradablah ...
[diambil dari kitab Bahjatun Nufus fi kalam Al-Habib Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus, disusun oleh Al-Habib Muhammad bin Saggaf bin Zain Al-Hadi, hal. 84-85]

Referensi : 
1. Kunuzus Sa'adatil Abadiah, Habib Muhsin bin Abdullah Assegaf.
2. Jawahirul Anfas Fi Ma Yurdhi Rabban Nas, Habib Umar bin Muhammad Maulakhaela, juz.1.
Adab Majlis-2

Dari kitab "Al-Fawaidud Durriyyah minal Anfasil Haddadiyyah" . Kalam Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Al-haddad.

Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad mencela orang-orang yang berdiri atau melakukan kegiatan lain pada waktu qiroah atau mudzakaroh. 
Habib Alwi berkata, "Suatu hari, seseorang yang hadir di majlis Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi, ridwaanallahu alaih, sibuk bertasbih padahal saat itu qiro'ah sedang berlangsung. Habib Muhammad menghentikan qiro'ahnya, lalu berkata kepada orang itu, "Kita berada dalam kebaikan atau keburukan? Bila kita berada dalam kebaikan mengapa engkau tidak turut bersama kami? Tapi, bila kami berada dalam keburukan mengapa tak kau mencegah kami? Jika kau katakan bahwa engkau menyimak qiro'ah sambil bertasbih, maka sesungguhnya Allah tidak menciptakan dua hati dalam diri seseorang."

Orang itu merasa malu dan tidak menjawab sepatah kata pun.
Adab Majlis-1

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi

Habib Ali, Muallif Simtud Duror, rodhiallohu anhu berbicara tentang adab dalam suatu majelis ilmu, atau dalam Rouhah di suatu zawiyah:

Di zaman ini, hanya ada sedikit orang yang menunjukkan adab luhur dalam majelis. Bahkan dalam majelis ilmu sekalipun tidak kalian temukan adab yang sempurna. Sesungguhnya rumah memiliki hak, pemilik rumah memiliki hak, teman duduk memiliki hak, dan hak itu menjadi semakin besar sewaktu duduk dihadapan orang yang berilmu. Kau lihat seseorang membentak saudaranya karena kesalahan yang sangat kecil, seakan-akan ia adalah budaknya. Padahal makhluk itu adalah tanggungan Allah. Kakek mereka adalah Adam dan Adam berasal dari tanah, lalu apa yang akan ia sombongkan?! (N:332)

Setiap majelis perlu adab. Rumah perlu adab, makan perlu adab, tuan rumah perlu adab, teman duduk juga perlu adab. Kami sama sekali tidak berminat pada majelis kaum awam, karena majelis itu tidak diselenggarakan dengan adab yang mulia. Jika ada seseorang yang datang mereka berdiri dan bersalaman, atau menghentikan bacaan, padahal masyarakat datang tidak lain untuk mendengarkan. Jika datang seorang lelaki terpandang mereka bangun dan berkata, “Silahkan, kemari.” Dan yang lain berkata, “Silahkan, kemari.”. Orang yang duduk di sampingmu mengipasimu.

Gerakan-gerakan mereka dan kegaduhan yang mereka timbulkan menghapus keberkahan majelis. Keberkahan majelis bisa diharapkan apabila yang hadir beradab dan duduk di tempat yang mudah mereka capai. Jadi, keberkahan majelis itu intinya adalah adab. Sedang adab dan pengagungan (ta’zhîm) letaknya di hati. (N:355-356)

Kadang kala aku memaksakan diri untuk berbicara tentang berbagai hal yang sebenarnya tidak pantas dibicarakan di majelisku; sebenarnya aku sama
sekali tidak ingin membicarakannya. Namun, demi mengambil hati orang-orang yang duduk bersamaku, maka kupaksakan diriku untuk berbuat demikian.(Q:I:518)

(Sekilas tentang Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Putera Riyadi)

Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"