Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

TANGGAPAN HABIBANA MUNZIR TENTANG PERSOALAN TANJUNG PRIUK

HABIBANA MENYAMPAIKAN CERAMAH DI PETUKANGAN JAKARTA SELATAN, DG TEGAS MELARANG JAMAAH MR TERJUN KE KANCAH PRIOK, BELIAU YG AKAN TERJUN SENDIRI BERSAMA TOKOH TOKOH HABAIB RABITHAH ALAWIYAH MEWAKILI NIAT BAIK JAMAAH, MEREKA YG AKAN PERJUANGKAN KE GUBERNUR, BAHKAN SAMPAI KE PRESIDEN RI UTK MEMBELA MAKAM TIDAK DIGUSUR..
DAN BELIAU MENGATAKAN JIKA MASIH ADA JUGA JAMAAH MR TERJUN KE KANCAH PRIOK SETELAH MENDENGAR LARANGAN DARI BELIAU, MAKA IA TELAH BERKHIANAT PADA BELIAU...
JIKA KAU KHIANATI GURUMU MAKA KAU KHIANAT PADA RASULULLAH SAW..

KITA TIDAK BERTENTANGAN DG SAUDARA KITA YG MEMILIH JALAN KETEGASAN, SILAHKAN SAJA, KITA BERSAUDARA, NAMUN MASING MASING MEMPUNYAI STRATEGI DALAM PEMBENAHAN UMMAT..
DEMIKIAN PENYAMPAIAN BELIAU BARUSAN..

TANGGAPAN HABIB MUNZIR TERHADAP PERSOALAN TANJUNG PRIUK (QUBAH AL HADDAD)

Rahmat dan kesejukan semoga selalu berlimpah pada saudara saudariku muslimin muslimat, khususnya saudara saudariku Jamaah Majelis Rasulullah saw.

Saudara saudariku yg kumuliakan,
Allah swt berfirman : "Telah kami cantumkan dalam kitab Zabur (jauh sebelum Alqur;an diturunkan) setelah peringatan kalamullah dilangit, bahwa Bumi akan diwariskan pd hamba hamba Allah shalih, dan ini adalah manfaat besar bagi mereka kaum yg banyak beribadah, dan tiadalah Kuutus engkau (wahai Muhammad saw) kecuali sebagai pembawa Rahmat bagi sekalian alam" (QS Al Anbiya 105.106,107) .

Para shalihin berkuasa dimasa hidupnya dan tetap diberi kemuliaan oleh Allah dan dilindungi setelah wafatnya, terbukti makam makam shalihin tidak bisa disentuh tsunami di aceh, terbukti pemakaman Al Hawi tak bisa digusur dan dipindahkan, terbukti Makam hb Nuh Al habsyi di Singapura tak bisa digusur oleh pemerintah singapura,
Namun ada juga para shalihin yg makamnya dipindahkan, sebagaimana Al Arif Billah Alhabib Muhammad bin hud Alattas, (ayah dari Al arif billah Alhabib Umar bin Hud Alatttas), juga Al Arif billah Alhabib Abdullah bin Salim Alattas (kakek dari Hb Hud Alattas), pekuburan mereka dipindahkan ke pekuburan karet oleh gubernur Ali Sadikin masa it, namun bisa dipindahkan.
Menunjukkan bahwa pemindahan pekuburan shalihin tak akan bisa dilakukan siapapun kecuali ia ridho dan dg izin Allah swt tentunya.
Penolakan ruh mereka atas pekuburan mereka dipindahkan tentunya bisa saja bukan karena mereka tak mau jasadnya dipindahkan, namun dg kehendak Allah swt yg mungkin wilayah itu sangat membutuhkan keberadaan jasad mereka tetap berada disana sebagai lambang kekuatan Allah swt dan Rahmat bagi penduduk sekitar,
Namun sebaliknya bisa saja pekuburan shalihin dipindahkan, dg kehendak Allah, karena akan membawa manfaat lebih besar bagi penduduk yg tempat makam mereka akan dipindahkan.
Sebagaimana ayat diatas terkait dg ayat berikutnya yaitu hal itu merupakan manfaat besar bagi mereka yg banyak beribadah, dan diperjelas dg ayat selanjutnya bahwa keberadaan Rasul saw adalah untuk membawa Rahmat bagi alam, dan para wali Allah dan shalihin adalah para penerus pembawa Rahmat Allah swt setelah wafatnya Rasul saw.
Kembali pada pokok masalah, yaitu rencana penggusuran makam Qubbah Haddad di priok, hal itu tak akan bisa terjadi jika tak dikehendaki ruh sohibul makam dan dg Izin Allah swt tentunya, namun bisa saja dikehendaki oleh Allah swt untuk membawa manfaat pada wilayah muslimin yg akan menjadi tempat pindahnya makam itu kelak.
Instruksi saya untuk seluruh jamaah majelis Rasulullah saw, dan himbauan saya pada seluruh muslimin muslimat, jangan mengambil tindakan kekerasan, dan jangan pula menyalahkan yg mengambil cara ketegasan.
Kita berusaha secara baik baik, tanpa perlu ada keributan.
Izinkan saya meneruskan masalah ini pd pejabat terkait, saya sudah menghubungi Sekda Gubernur DKI, dan ia pula yg sering membantu kita dan telah instruksikan pada seluruh walikota DKI untuk membuat cabang majelis Rasulullah di wilayah para masing masing walikota DKI, ia mengatasi semua walikota di Jakarta dan sangat mendukung kita, posisinya adalah sekertaris Gubernur, saya menlpon beliau untuk meminta penggusuran itu dibatalkan.
Bpk Muhayat memberi kejelasan sbgbr :
Baik Habib, kami tanggapi himbauan habib, kami akan instruksi penarikan satpol PP untuk mundur dari wilayah, dan Makam tidak digusur, tapi penghuni sekitar yg mungkin akan terkena rencana penggusuran,
Lalu saya tegaskan lagi dg meminta penjelasan : kembali ke puncak masalah pak, secara singkat saja, jadi permintaan kami telah jelas bahwa makam tidak digusur??, beliau menjawab : "jelas dan dimengerti habib, insya Allah tidak digusur, namun saya perlu klarifikasi pd Bpk Gubernur utk lebih jelasnya, namun ayahanda dari Bpk Gubernur wafat dan kami sedang sibuk dalam pemakaman, akan kami hubungi habib lagi".
Maka saudara saudariku tenanglah, demikian himbauan saya pada seluruh saudara saudaraku tercinta kaum muslimin, namun utk saudara saudara kita yg memilih cara ketegasan kita tidak memusuhinya, mereka saudara saudara kita juga, Cuma masing masing punya cara dan strategi dalam hal ini.
namun instruksi saya khusus pada seluruh jamaah Majelis Rasulullah saw utk tidak terjun langsung, karena ini mengancam rencana agung kita utk membenahi Jakarta sebagai kota kedamaian dan kota Sayyidina Muhammad saw, dan kita berpegang pd sanad guru mulia kita dan himbauan beliau, bahwa kita menggunakan cara kelembutan, namun tidak memusuhi yg memakai cara ketegasan.
kami akan terus memperjuangkan hal ini bersama fihak Rabithal alawiyyah tanpa melibatkan massa, kami akan terus mengajukan kpd Bpk Sekda, Gubernur, dan kalau perlu sampai kepada Presiden RI, jika masih juga gagal, maka itu sudah kehendak Allah swt dan kita tidak bisa melawan takdir Nya, kita menahan diri utk 1 hal setelah berusaha, namun kita terus berjuang untuk sejuta hal lainnya dalam pembenahan ummat, mudah mudahan penggusuran digagalkan sebagaimana kabar terakhir yg sampai pada saya, bahwa Gubernur menerima untuk tidak menggusur makam dan tidak melarang jamaah berziarah.
Mengenai jatuhnya korban sebab oknum satpol PP dll, kita menyesalkan itu, namun merekapun bagian masyarakat kita pula, mereka bagian keluarga kita pula, buruknya mereka maka aib kita pula karena saudara sebangsa, dan baiknya mereka juga merupakan baiknya nama kita dan bangsa kita, dan mereka juga jelas organisasi aparat yg perlu mendapat bimbingan pula para Da;I dan ulama agar lebih mengenal akhlak dalam menjalankan tugasnya, hal inipun akan kita perjuangkan Insya Allah pada pejabat terkait.
Demikian saudara saudaraku sekalian
Salam hormat
(Munzir Almusawa) Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 14 April 2010 )
Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad (Tanjung Priuk)


Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad lahir di di Ulu, Palembang, Sumatera selatan, pada tahun 1291 H / 1870 M. Semasa kecil beliau mengaji kepada kakek dan ayahnya di Palembang. Saat remaja, beliau mengembara selama babarapa tahun ke Hadramaut, Yaman, untuk belajar agama, sekaligus menelusuri jejak leluhurnya, Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Shohib Ratib Haddad, yang hingga kini masih dibaca sebagian besar kaum muslimin Indonesia. Beliau menetap beberapa tahun lamanya, setelah itu kembali ke tempat kelahirannya, di Ulu, Palembang
Ketika petani Banten, dibantu para Ulama, memberontak kepada kompeni Belanda (tahun 1880), banyak ulama melarikan diri ke Palembang; dan disana mereka mendapat perlindungan dari Habib Hasan. Tentu saja pemerintah kolonial tidak senang. Dan sejak itu, beliau selalu diincar oleh mata-mata Belanda.
Pada tahun 1899, ketika usianya 29 tahun, beliau berkunjung ke Jawa, ditemani saudaranya, Habib Ali Al-Haddad, dan tiga orang pembantunya, untuk berziarah ke makam Habib Husein Al Aydrus di Luar Batang, Jakarta Utara, Sunan Gunung Jati di Cirebon dan Sunan Ampel di Surabaya. Dalam perjalanan menggunakan perahu layar itu, beliau banyak menghadapi gangguan dan rintangan. Mata-mata kompeni Belanda selalu saja mengincarnya. Sebelum sampai di Batavia, perahunya di bombardier oleh Belanda. Tapi Alhamdulillah, seluruh rombongan hingga dapat melanjutkan perjalanan sampai di Batavia.
Dalam perjalanan yang memakan waktu kurang lebih dua bulan itu, mereka sempat singgah di beberapa tempat. Hingga pada sebuah perjalanan, perahu mereka dihantam badai. Perahu terguncang, semua perbekalan tumpah ke laut. Untunglah masih tersisa sebagian peralatan dapur, antara lain periuk, dan beberapa liter beras. Untuk menanak nasi, mereka menggunakan beberapa potong kayu kapal sebagai bahan bakar. Beberapa hari kemudian, mereka kembali dihantam badai. Kali ini lebih besar. Perahu pecah, bahkan tenggelam, hingga tiga orang pengikutnya meninggal dunia. Dengan susah payah kedua Habib itu menyelamatkan diri dengan mengapung menggunakan beberapa batang kayu sisa perahu. Karena tidak makan selama 10 hari, akhirnya Habib Hasan jatuh sakit, dan selang beberapa lama kemudian beliaupun wafat.
Sementara Habib Ali Al-Haddad masih lemah, duduk di perahu bersama jenazah Habib Hasan, perahu terdorong oleh ombak-ombak kecil dan ikan lumba-lumba, sehingga terdampar di pantai utara Batavia. Para nelayan yang menemukannya segera menolong dan memakamkan jenazah Habib Hasan. Kayu dayung yang sudah patah digunakan sebagai nisan dibagian kepala; sementara di bagian kaki ditancapkan nisan dari sebatang kayu sebesar kaki anak-anak. Sementara periuk nasinya ditaruh disisi makam. Sebagai pertanda, di atas makamnya ditanam bunga tanjung. Masyarakat disekitar daerah itu melihat kuburan yang ada periuknya itu di malam hari selalu bercahaya. Lama-kelamaan masyarakat menamakan daerah tersebut Tanjung periuk. Sesuai yang mereka lihat di makam Habib Hasan, yairtu bunga tanjung dan periuk.
Konon, periuk tersebut lama-lama bergeser dan akhirnya sampai ke laut.
Banyak orang yang bercerita bahwa, tiga atau empat tahun sekali, periuk tersebut di laut dengan ukuran kurang lebih sebesar rumah. Diantara orang yang menyaksikan kejadian itu adalah anggota TNI Angkatan Laut, sersan mayor Ismail. Tatkala bertugas di tengah malam, ia melihat langsung periuk tersebut.
Karena kejadian itulah, banyak orang menyebut daerah itu : Tanjung Periuk.
Sebenarnya tempat makam yang sekarang adalah makam pindahan dari makam asli. Awalnya ketika Belanda akan menggusur makam Habib Hasan, mereka tidak mampu, karena kuli-kuli yang diperintahkan untuk menggali menghilang secara misterius. Setiap malam mereka melihat orang berjubah putih yang sedang berdzikir dengan kemilau cahaya nan gemilang selalu duduk dekat nisan periuk itu. Akhirnya adik Habib Hasan, yaitu Habib Zein bin Muhammad Al-Haddad, dipanggil dari Palembang khusus untuk memimpin doa agar jasad Habib Hasan mudah dipindahkan. Berkat izin Allah swt, jenazah Habib Hasan yang masih utuh, kain kafannya juga utuh tanpa ada kerusakan sedikitpun, dipindahkan ke makam sekarang di kawasan Dobo, tidak jauh dari seksi satu sekarang.
Salah satu karomah Habib Hasan adalah suatu saat pernah orang mengancam Habib Hasan dengan singa, beliau lalu membalasnya dengan mengirim katak. Katak ini dengan cerdik lalu menaiki kepala singa dan mengencingi matanya. Singa kelabakan dan akhirnya lari terbirit-birit.
( Al - Kisah No. 07 / Tahun III / 28 Maret - 10 April 2005 & No. 08 / Tahun IV / 10-23 April 2006 )
Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A kurang lebih 23 tahun dimakamkan, pemerintah belanda pada saat itu bermaksud membangun pelabuhan di daerah itu. Pada saat pembangunan berlangsung banyak sekali kejadian yang menimpa ratusan pekerja (kuli) dan opsir belanda sampai meninggal dunia. Pemerintah belanda menjadi bingung dan heran atas kejadian tersebut dan akhirnya menghentikan pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Rupanya pemerintah belanda masih ingin melanjutkan pembangunan pelabuhan tersebut dengan cara pengekeran dari seberang (sekarang dok namanya), alangkah terkejutnya mereka saat itu ketika melihat ada orang berjubah putih sedang duduk dan memegang tasbih di atas maqam. Maka dipanggil beberapa orang mandor untuk membicarakan peristiwa tersebut. Setelah berembuk diputuskan mencari orang yang berilmu yang dapat berkomunikasi dengan orang yang berjubah putih yang bukan lain adalah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A. setelah berhasil bertemu orang berilmu yang dimaksud (seorang kyai) untuk melakukan khatwal, alhasil diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.Apabila daerah (tanah) ini dijadikan pelabuhan oleh pemerintah  belanda tolong sebelumnya pindahkanlah saya terlebih dulu dari tempat ini.
2.Untuk memindahkan saya, tolong hendaknya hubungi terlebih dulu adik saya yang bernama Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A yang bertempat tinggal di Ulu Palembang, Sumatera Selatan.
Akhirnya pemerintah belanda menyetujui permintaan Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A (dalam khatwalnya) kemudian dengan menggunakan kapal laut mengirim utusannya termasuk orang yang berilmu tadi untuk mencari Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A yang bertempat tinggal di Ulu, Palembang.
Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A sangat mudah ditemukan di Palembang, sehingga dibawalah langsung ke Pulau Jawa untuk membuktikan kebenarannya. Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A dalam khatwalnya membenarkan “Ini adalah maqam saudaraku Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A yang sudah lama tidak ada kabarnya.”
Selama kurang lebih 15 hari lamanya Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A menetap untuk melihat suasana dan akhirnya Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A dipindahkan di jalan Dobo yang masih terbuka dan luas. Dalam proses pemindahan jasad Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A masih dalam keadaan utuh disertai aroma yang sangat wangi, sifatnya masih melekat dan kelopak matanya bergetar seperti orang hidup.
Setelah itu Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A meminta kepada pemerintah belanda agar maqam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad R.A itu dipagar dengan kawat yang rapih dan baik serta diurus oleh beberapa orang pekerja. Pemerintah belanda pun memenuhi permintaan Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A.
Setelah permintaan dipenuhi Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A meminta waktu 2 sampai 3 bulan lamanya untuk menjemput keluarga beliau yang berada di Ulu, Palembang. Untuk kelancaran penjemputan itu, pemerintah belanda memberikan fasilitas. Dalam kurun waktu yang dijanjikan Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A kembali ke Pulau Jawa dengan membawa serta keluarga beliau.
Dalam pemindahan jenazah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadda R.A tersebut banyak orang yang menyaksikan diantaranya :
1.      Al Habib Muhammad Bin Abdulloh Al Habsy R.A
2.      Al Habib Ahmad Dinag Al Qodri R.A, dari gang 28
3.      K.H Ibrahim dari gang 11
4.      Bapak Hasan yang masih muda sekali saat itu
5.      Dan banyak lagi yang menyaksikan termasuk pemerintah belanda
Kemudian Bapak Hasan menjadi penguru maqam Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadda R.A. Saat ini semua saksi pemindahan tersebut sudah meninggal. Merekalah yang menyaksikan dan mengatakan jasad Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadda R.A masih utuh dan kain kafannya masih mulus dan baik, selain itu wangi sekali harumnya.
Dipemakaman itulah dikebumikan kembali jasad Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadad R.A yang sekarang ini pelabuhan PTK (terminal peti kemas) Koja Utara, Kecamatan Koja, Tanjung Priuk – Jakarta Utara.
Setelah pemindahan maqam banyak orang yang berziarah ke maqam Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadda R.A sebagaimana yang diceritakan oleh putera Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A yaitu Al Arif Billah Al Habib Ahmad Bin Zein Al Haddad R.A.
Pada Tahun 1841 Al Arif Billah Al Habib Zein Bin Muhammad Al Haddad R.A di gang 12 kelurahan Koja Utara kedatangan tamu yaitu Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad R.A (orang yang selamat dalam perjalanan dari Ulu, Palembang ke Pulau Jawa) dan beliau menceritakan kejadian yang dialaminya bersama Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadad R.A beserta 3 orang azami. Cerita tersebut disaksikan Al Arif Billah Al Habib Ahmad Bin Zein Al Haddad R.A. Dari cerita itulah maka dijadikannya Maqib Maqom Kramat Situs Sejarah Tanjung Priuk (dalam pelabuhan peti kemas (TPK) Koja, Tanjung Priuk, Jakarta Utara).

TERUSKAN PERJUANGAN JIHAT UNTUK KUBAH TANJUNG PRIUK

SAUDARA yang di Rahmati Allah, pagi ini Makam (Qubah) Mbah Priok digusur Pemkot DKI, Mari kita doakan bersama untuk Mbah Priok Auliya Allah.

Ya Allah lindungilah kekasih Mu Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad (Mbah Priok) dari kejahatan manusia-manusia BERHATI KOTOR. Amin Ya Rabb.

SELAMAT BERJUANG WAHAI SAUDARAKU UNTUK QUBAH TANJUNG PRIUK & MERASAKAN MANIS SERTA INDAHNYA JIHAT. ALLAHU AKBAR !!!

Petugas Satpol Robohkan Makam Mbah Priok  

Deden Yulianes

Lokasi proyek Banjir Kanal Timur.
14/04/2010 08:14
Liputan6.com, Jakarta: Kericuhan masih terjadi di lokasi makam Habib Hasan bin Muhammad al Haddad alias Mbah Priok di Koja, Jakarta utara.
Petugas satpol PP merobohkan tembok sebelah kanan gapura makam Mbah Priok. ratusan petugas satpol PP mulai masuk ke area makam sampai halaman masjid.

Warga disekitar tidak tinggal diam, mereka melakukan perlawanan sengit menggunakan batu, petasan, bahkan bom molotov. Beberapa warga juga membawa senjata tajam. saling lempar masih terjadi antara warga dan petugas. Dilaporkan Belasan petugas dan warga mengalami luka-luka.

Makam Mbah Priok yang dikeramatkan berada di atas lahan PT Pelabuhan Indonesia II.  sesuai hak pengelolaan lahan (HPL) Nomor 01/Koja dangan luas 1.452.270 meter persegi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto memastikan bangunan pendopo seluas 300 meter yang ada di samping makam Mbah Priok atau Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad, Koja, Jakarta Utara, tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Selama ini makam Mbah Priok yang merupakan tokoh penyebaran agama Islam menjadi tempat ziarah dan penyelenggaraan acara keagamaan. Nama Mbah Priok jadi asal mula nama daerah Tanjung Priok. (ARI)

http://berita. liputan6. com/hukrim/ 201004/272338/ Petugas.Satpol. Robohkan. Makam.Mbah. Priok

Rabu, 14/04/2010 08:02 WIB
Massa Mbah Priok Terdesak, Tembok Makam Mulai Dirobohkan
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Foto: Taufiq/detikcom

Jakarta - Setelah bentrok kurang lebih satu jam, massa penentang pembongkaran makam Mbah Priok mulai terdesak. Petugas Satpol PP yang jumlahnya tiga kali lipat dari massa berhasil memaksa mereka masuk ke areal makam.

Pantauan detikcom di areal makam, Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4/2010) pukul 07.50 WIB, tiga alat berat Satpol PP juga sudah berhasil merobohkan sebagian tembok makam dari luar. Meski demikian, lemparan batu tetap dilancarkan oleh massa ke arah petugas dan alat berat.

Pintu gerbang areal makam praktis sudah dikuasai petugas. Barikade bakar-bakaran ban juga sudah disingkirkan. Sementara itu petugas Brimob juga sudah turun ke lokasi pembongkaran.

Makam Mbah Priok akan digusur karena berada di atas lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II. Di areal makam rencananya akan dibangun jalan tol, kanal, serta terminal peti kemas.

Mbah Priok merupakan penyebar agama Islam di Jakarta Utara pada abad ke-18. Mbah Priok terkait erat dengan sejarah Jakarta. Namanya menjadi asal mula daerah Tanjung Priok yang dikenal sekarang.

Pembongkaran itu sejatinya akan dilakukan Maret lalu. Namun ditunda seiring rencana kedatangan Presiden Obama, yang kemudian dimundurkan Juni 2010.
(lrn/nrl)
TELAH BERPULANG KE RAHMAT ALLAH SWT GURU DAN KHALIFAH PARA HABAIB

Dinihari ahad 19 Rabiutsani 1431 H, 4 april 2010 telah berpulang ke Rahmat Allah swt Guru dan Khalifah para habaib sedunia, Al Allamah Al Musnid Al Arif billah Alhabib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf, Jeddah, Saudi Arabia.

Dishalatkan di Masjidil Haram Makkah selepas shalat Isya, Ahad 4 April 2010.
Beliau adalah Seorang Imam Besar dan Khalifah para habaib saat ini, seorang yg sangat santun, lemah lembut, dan airmata selalu bercucuran jika mendengar tausiyah beliau yg membuka Rahasia rahasia kelembutan Allah swt, menggetarkan jiwa, membuat sanubari bagai hancur karena terharu akan kelembutan dan kasih sayang Allah pada kita, beliau kelahiran Seiyun Hadramaut, Yaman, lalu hijrah ke Jeddah, dan berkunjung acapkali ke pelbagai negeri, dan Indonesia sangat sering dikunjungi beliau, dimasa Alhabib Shaleh bin Muhsin Alhamid (Tanggul) Rahimahullah, Alhabib Alwi bin Ali Al Habsyi rahimahullah (ayah Almarhum Alhabib Anis Solo), Alhabib Umar bin hud Alattas rahimahullah, dan masa para habaib sepuh di Indonesia, beliau selalu berkunjung ke Indonesia.

Sekitar 12 tahun yg lalu, tepatnya tahun 1998 ketika saya lulus bersama alumni pertama Murid Guru Mulia Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh, beliau mengantar kami sebelum pulang ke Indonesia untuk haji dan berkunjung pd Guru beliau tsb di Jeddah,

Kupandang wajah sepuh bercahaya yg rebah diatas kasur, airmata beliau terus mengalir memandangi wajah wajah para alumni yg akan berpulang ke Indonesia, airmata kami terus mengalir, mata bagai terpaku tak ingin melirik ke arah lain selain memandangi wajah bercahaya itu, mata yg bercahaya kelembutan itu terus menangis dalam doa, kedua tangan beliau gemetar terangkat mendoakan kami..
Maka perjumpaan diakhiri dg nasyidah lembut seorang hadirin, membuat beliau menangis hingga terguncang guncang tubuh beliau karena dahsyatnya tangisan, membuat kami hampir bergelimpangan tak tahan menyaksikan kehadiran agung dihadapan beliau.

Kamipun pamit, satu persatu mencium tangan beliau, Guru Mulia disamping beliau mengenalkan satu persatu nama kami saat kami menyalami beliau..
Itulah terakhir kali saya berjumpa beliau.., kondisi beliau terus menurun dan tidak lagi bangkit dari tempat tidur, namun dikatakan oleh Guru Mulia, bahwa tubuh beliau sudah tak berdaya, namun ruh beliau terus dalam cahaya keluhuran dan tidak lemah tak berdaya, terus berdoa dan berdoa.. terus mendoakan para da’I di barat dan timur, terus berkhidmat pada Rasulullah saw..

Ahad dinihari 19 Rabiutsani 1431 H sebelum subuh beliau wafat, seakan menandakan bahwa kemangkatan beliau menunjukkan dekatnya waktu kebangkitan islam di dunia..
Selamat Jalan Imam dan Khalifah para habaib di dunia..

Khalifah para habaib terus silih berganti dari generasi ke generasi mengemban beban luhur..
Wahai Allah.., anugerahkan kepada kami Khalifah luhur pengganti Beliau yg memimpin dakwah diseluruh dunia dalam kebangkitan islam dan dakwah kedamaian sayyidina Muhammad saw, yg terus dibawa dari zaman ke zaman dari Sang Nabi Mulia saw, sampai ke negeri kami dimasa para Wali Songo, terus berlanjut hingga kini..
Wahai Allah muliakan para penyeru ke jalan Allah swt dibarat dan timur, limpahkan bantuan dan kemudahan dan bimbingan Mulia..,

Wahai Allah limpahkan kemuliaan dan keluhuran dan kemudahan pada segenap pecinta Sang Nabi saw..
Wahai Allah limpahkan kemuliaan, kemudahan pada seluruh muslimin di barat dan timur..
Wahai Allah limpahkan hidayah pada penduduk bumi yg masih menyembah selain Mu..
Wahai Allah jangan kau jadikan wafatnya beliau adalah Musibah besar yg akan menimpa kami, namun hiburlah kesedihan kami dg Kau jadikan wafat beliau adalah tanda terbitnya Matahari Kebangkitan Islam di Dunia, Kemakmuran di barat dan Timur.. Amiin.

Tabahkan hati Guru Mulia kami.., beri beliau kekuatan dan keluhuran dan ketenangan.. , muliakan derajat beliau dan permudah perjuangan beliau.. beliau telah ditinggal pergi oleh sang guru, maka kuatkan hati beliau dalam menanggung beban yg semakin berat dg kemangkatan guru beliau..
Yaa Allah.. Yaa Allah.. Yaa Allah..
Amiin..

dari :

Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"