Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
Tujuh Pesan Rasulullah SAW
Diriwayatkan, dari pada bentuk indahnya budi pekerti sang Nabi SAW dalam Shohih Bukhori: Rasul SAW memerintahkan kami tujuh hal kata para shahabat:
1. Menjenguk orang-orang yang sakit
Kita Mungkin bertanya2,hal ini sangat remeh, menjenguk orang sakit, tapi kalau kita mendalami maknanya seperti yang diriwayatkan Shohih Muslim,dalam hadits qudsi Allah SWT berfirman: “Wahai hamba-Ku Aku sakit dan kau tidak menjenguk-Ku”, maka hambanya bertanya: Robbii bagaimana kami menjenguk-Mu? Sedangkan Engkau Robbul’aalamiin, maka Allah menjawab: “fulan, hamba-Ku sakit kau tidak menjenguknya , kalau kau menjenguknya, akan kau temukan Aku (kata Allah) berada disebelahnya”, bukan berarti wujudnya Allah, tapi bentuk besarnya keridhoan Allah SWT bagi orang yang menjenguk orang yang sakit.
Orang yang menjenguk orang yang sakit disini ada bentuk kekuatan, kekuatan apa? Kekuatan shilah dan hubungan dengan orang itu dan keluarganya, orang yang sakit, apabila ia dijenguk, ia tidak akan lupa selama-lamanya, saat aku sakit yang menjengukku sifulan dan sifulan, seandainya ia wafat keluarganya pun tidak akan lupa, saat almarhum sakit yang menjenguk si anu,si anu dan si anu, ini perbuatan satu dua menit saja, akan tetapi menyambung shilah sedemikian panjangnya seumur hidup, bahkan sampai yaumil qiyamah.
Demikian hebatnya sang Nabi mengajarkan satu dua menit perbuatan, bisa menyambung silaturrahminya dunia dan akhirat dengan orang tersebut dan keluarganya “ ‘iyaadatul maridh” bathinnnya ia mendapat keridhoan Allah sebagaimana hadit qudsi tadi, dzohirnya ia menyambung hubungannya kepada yang sakit dan keluarganya.
2.Mengucapkan doa “Yarhamkallah” bagi orang yang bersin”.
mungkin ada orang yang berpikir masa’ sunnahnya Nabi hanya urusan bersin saja pakai didoakan, pakai diperintah.disinilah tersimpan dahsyatnya rahmatnya Allah SWT bagi orang yang memperbuatnya, karena ketika seseorang bisa mendoakan saudaranya, walau saudara hanya bersin saja, apalagi kalau saudaranya ditimpa sakit yang keras, bersin saja ini penyakit paling ringan sudah diajarkan doa oleh Nabi Muhammad SAW, doa itu muncul, melihat kesulitan saudaranya walaupun hanya besin, ini hebatnya sunnah Nabi Muhammad SAW mendidik dan mentarbiyah jiwa, untuk sampai kepada rahmat-Nya Allah SWT , karena Allah SWT akan menyayangi orang-orang yang menyayangi makhluk-Nya.
3.Mengikuti dan mengantar jenazah”.
kita jadi bertanya, ada urusan apa dengan mengantar jenazah? Rasul SAW bersabda, diriwayatkan dalam Shohih Muslim: “Barang siapa yang mengantar jenazah sampai mensholatkannya ia mendapat satu qiradh dan bila ia meneruskannya sampai menguburkannya ia mendapat pahala dua qiradh yang setiap satu qiradhnya bagaikan gunung uhud”, berapa menit kita mengantar jenazah? berapa menit mensholatkannya? berapa menit menguburkannya? barang kali paling lama dua jam saja, itu tersimpan pahala dua gunung uhud, lalu kita beribadah siang malam seratus tahun belum tentu terkumpul sebesar pahala dua gunung uhud, ini dijadikan oleh Allah SWT, pahala besar karena apa? demi muslimin muslimah, menyambung silaturrahmi kepada saudaranya, walaupun saudaranya telah wafat, wafat masih dikejar oleh muslimin muslimah karena tersimpan rahasia keridhoan Allah SWT, manfaat dari mayit, sekarang, bagaimana mayit memberi manfaat? Jelas hadits Nabi Muhammad SAW, ikut mensholatkannya, ikut menguburkannya, rahasia kemuliaan Allah dan keridhoan-Nya demikian besar dan dahsyatnya.
4.Menjalankan sumpah”
Mereka yang bersumpah dengan nama Allah SWT wajib untuk melakukannya dan bila mereka tidak mampu melakukan apa yang telah ia sumpahkan maka kafaratnya berpuasa empat hari
5.Menolong orang-orang yang teraniaya”.
Menolong orang yang teraniaya, ini pahala besar, karena doa mereka tidak akan dihalangi oleh Allah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang telah kita baca beberapa pertemuan yang lalu : “Ittaquu da’watal madzlum fainnahu laisa bainahu wa bainallahi hijaab“ hati-hatilah kalian pada doa orang-orang yang didzolimi karena tidak ada batas yang membatasi doa mereka dengan Allah SWT”. Allah menjawab doa orang yang dizholimi, walaupun dari orang yang diluar Islam.
demikian jumhur (kesepakatan/ kebanyakan pendapat) para ulama, bahwa orang yang dizholimi itu dikabul doanya oleh Allah, walaupun ia diluar Islam, karena apa? Bukan karena ia diterima imannya oleh Allah, tapi keadilan Allah SWT kepada hambaNya, sebagaimana sang Nabi pun, ketika orang-orang non muslim dizholimi oleh orang muslim, sang Nabi menghukumnya, sang Nabi membela orang tersebut, ia mengadu sebagaimana riwayat Shohih Bukhori “salah seorang Yahudi datang kepada sang Nabi, ya Rasulullah, ada dari shahabatmu menamparku, kenapa kau ditampar? Karena aku berkata; Nabi Musa lebih mulia dari engkau, tentunya menurut agamakan kepercayaannya, maka Rasul memanggil Shahabat itu kehadapan sang Nabi, sekarang wahai Yahudi, tampar balik shahabatku ini, demikian qishosh (hukum timbal balik) sang Nabi, membela orang non muslim yang dizholimi,
Orang yang dianiaya doanya diijabah oleh Allah SWT, Rasul mengajarkan apa, untuk membantu orang yang teraniaya, orang yang teraniaya, saat dibantu pasti berterima kasih dan mendoakan orang-orang yang membantunya, ijabah dari Allah SWT muncul, berkat perbuatan ini. Ini siasat sang Nabi mentarbiyah umatnya untuk selalu mendapatkan keuntungan besar dalam pahala-pahala, dibuka oleh Rasul SAW rahasia-rahasia kemuliaan.
menolong orang-orang yang dizholimi adalah perbuatan yang sangat dicintai oleh Allah, sehingga diriwayatkan didalam Shohih Bukhori “ketika ada orang yang ketika dihari kiamat ia kehabisan amal, maka ia berkata kepada Allah; ya Robb aku dahulu, si fulan didalam kesulitan aku membantunya, fulan dalam kesulitan aku membantunya, fulan dalam kesedihan aku menghiburnya, maka Allah SWT berkata kepada para malaikat; “Tajaawaz ‘anhu” maka tolonglah dia, kata Allah; tolonglah dia, demikian Allah memuliakan orang-orang yang menolong orang-orang yang zholim dan Rasul tidak menyisakan satu kemuliaan pun dalam kehidupan ini terkecuali telah diajarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.
6.Menjawab salam”
menjawab salam ini kecil sebenarnya remeh saja, tapi kalau kita renungkan, ini menyambung silaturrahmi pada orang-orang yang tidak kita kenal, karena salam bukan hanya untuk orang yang kita kenal, untuk semua orang yang kenal dan tidak kenal maka ia menjawab salam, kita bertemu dengan seseorang yang tidak kita kenal, kita ucapkan salam hormat padanya, ia menjawab, selesai, satu dua tahun lagi misalnya berjumpa lagi, ia akan kenali orang yang mengucap salam padaku padahal aku tidak kenal padanya , ketika ia terjebak dalam kesulitan orang itu akan menolongnya, ini orang berakhlak baik, ia tidak kenal padaku, ia berikan salam hormat padaku, hubungan kasih sayang, antara umat Nabi Muhammad SAW satu sama lain, tanpa mengenalnya, tanpa perlu pengakraban, tapi ucapan salam itu yang menyambung mereka satu sama lain, demikian Allah menginginkan ucapan salam sejahtera yang berasal dari nama-Nya yang Maha Agung, Maha Penyejahtera, disebarkan antara muslimin muslimat satu sama lain, bahkan kapada sholihin yang telah wafat, didalam sholat kita selalu mengucapkan “assalamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahishoolihin“
Rasul bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori “barang siapa yang mengucap ‘assalamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahishoolihin’ didalam sholatnya, maka Allah SWT menyampaikan salamnya kepada seluruh hamba Allah yang sholeh dilangit dan bumi”.
satu ucapan itu, menyambung silaturrahmi kita kepada seluruh hamba Allah yang sholeh, yang masih hidup dan yang telah wafat, untuk nanti dihari kiamat, orang-orang sholeh semua mengenal umat Nabi Muhammad SAW, ia bersalam kepada kami, disampaikan salamnya oleh Allah kepada kami tanpa kita mengenalnya, muncul nanti umat akhiruzzaman (akhir zaman) sudah satu kelompok dengan orang-orang yang sholeh, sudah dikenal dan berkenalan dengan orang yang sholeh karena selalu menyampaikan salam kepada mereka, demikian hebatnya Allah menyambung kemulian umat ini satu sama lain, bertemu seluruh hamba Allah yang sholeh dilangit dan bumi.
7.Mendatangi undangan-undangan”
yaitu memenuhi undangan walimah, undangan akad nikah, ini adalah hal yang sangat disarankan oleh sang Nabi untuk dihadiri, sebagian ulama mengatakan haram orang yang tidak mendatangi undangan walimah tanpa uzur, ini tujuh wasiat dari Nabi kita Muhammad SAW.
semoga bermanfaat ,Saya kutip dari tausiyah Habib Munzir bin fuad Almusawa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar