Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

Ratu Penghuni Surga

PDF Print E-mail

“Pembawaan Fathimah begitu lembut, memiliki budi pekerti tinggi, ramah, sopan, murah hati, simpatik, terjaga dari hal-hal yang bathil dan haram. Sosok wanita sempurna untuk kita jadikan idola. Sehingga kelak kita mejadi pengikutnya di surga...."


Fathimah Az-Zahra binti Muhammad, Rasulullah SAW, wanita berparas jelita, memiliki wajah seindah namanya. Menurut riwayat Imam Ja’far Ash-Shadiq, Rasulullah SAW memberikan nama “Fathimah”, yang dalam bahasa Arab berarti “melindungi”, lantaran ia dan para pengikutnya akan dipelihara atau terlindungi dari api neraka.

Sementara nama belakangnya, Az-Zahra, dalam satu riwayat dijelaskan bahwa Jabir bertanya kepada Imam Ash-Shadiq, “Apakah artinya Zahra?”

Imam Ash-Shadiq menjawab, “Karena Allah SWT menciptakan Fathimah dari cahaya. Ketika cahaya Fathimah muncul, seketika itu juga langit dan bumi terang benderang dipenuhi cahayanya. Mata para malaikat terkesima melihatnya. Pada saat itu juga malaikat bersujud kepada Allah SWT dan berkata, ‘Wahai Tuhanku cahaya apakah ini?’

Allah SWT menjawab, ‘Ini adalah cahaya-Ku yang Aku letakkan kepada Fathimah dan dia dari cahaya-Ku. Aku ciptakan dia dari keagungan-Ku. Aku keluarkan dia dari sulbi kekasih tercinta-Ku, Muhammad. Dari cahaya ini, Aku ciptakan para imam yang akan berdiri menegakkan agama-Ku. Mereka akan memberi petunjuk kepada seluruh manusia dan mengajak mereka kepada kebenaran agama-Ku. Aku akan menjadikan mereka khalifah di dunia setelah kekasih-Ku Muhammad SAW’.”

Riwayat lain menjelaskan, Abu Hasyim Ja’fari bertanya kepada Imam Hasan Askari, mengapa Fathimah diberi gelar Az-Zahra.

Imam Hasan Askari menjawab, “Karena wajah Fathimah bagi Amirul Mu’minin, Ali bin Abi Thalib, di pagi hari seperti matahari, di siang hari seperti bulan, dan di malam hari seperti bintang-bintang yang bersinar terang.”

Menurut beberapa riwayat, yang dimaksud cahaya tersebut yaitu cahaya maknawi, bukan sekadar cahaya materi. Dari perkataan Imam Ash-Shadiq bahwa Az-Zahra adalah cahaya-Nya, jelaslah bahwa yang dimaksud cahaya adalah cahaya maknawi, karena cahaya Allah SWT bukanlah cahaya materi. Kemudian juga dikatakan cahaya tersebut adalah ruh Sayyidah Fathimah yang suci dan bersih dari segala kotoran maknawi.

Sementara riwayat lain menjelaskan, cahaya Az-Zahra juga berupa cahaya materi, karena, pada saat Fathimah dilahirkan ke dunia, rumah-rumah di sekelilingnya diterangi oleh cahaya. Dan Sayyidah Fathimah Az-Zahra adalah pembimbing dan pemberi petunjuk kepada jalan yang benar, sehingga kelak ia akan menjadi ratu kaum wanita penghuni surga.

Pembawaan Fathimah lembut, memiliki budi pekerti tinggi, ramah, sopan, murah hati, simpatik, terjaga dari hal-hal yang bathil dan haram. Fathimah sangat mirip dengan ayahnya, baik paras wajah maupun dalam hal kebiasaan amal shalih. Segala tindak-tanduknya sesuai dengan syari’at Islam. Sehingga Allah SWT memberikannya kedudukan begitu istimewa di surga, yaitu sebagai “ratu kaum wanita penghuni surga”.

Ini dijelaskan dalam Al-Mustadrak dari riwayat Al-Hakim dengan sanad yang hasan, “Bahwa suatu ketika ada malaikat yang datang menemui Rasulullah SAW dan berkata, ‘Sesungguhnya Fathimah adalah penghulu seluruh wanita di dalam surga’.”

Demikian sepenggal ma’uizhah hasanah yang disampaikan Ustadzah Hj. Syarifah Halimah Alaydrus pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW di MT Al-Kifahi Ats-Tsaqafi Kaum Ibu, Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (26/3).

Sumber :
http://majalah-alkisah.com/index.php/berita-terhangat/884--ratu-kaum-wanita-penghuni-surga
0 Responses

Posting Komentar


Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"