Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
Ketahuilah, dosa itu dapat mencegah turunnya hujan, walau hanya dilakukan oleh satu orang saja.
Pada suatu hari Nabiyullah Musa Al-Kalim AS, keluar untuk memohon hujan bagi bani Israil. Ini adalah yang ketiga kalinya beliau memohon, namun hujan tak kunjung datang.
“Ya Tuhan, kali ini jangan jatuhkan namaku di kalangan bani israil, aku adalah kalim-Mu.”
“Ya Musa, bagaimana aku dapat menurunkan hujan, sedangkan di antara kalian ada seorang pendosa.”
“Beritahu aku siapa dia. Akan kukeluarkan dia dari kelompokku.”
“Tidak, tapi umumkanlah kepada mereka, ‘Wahai lelaki yang suka bermaksiat, keluarlah kamu dari kelompokku, karena kamulah hujan tidak turun.”
“Bagaimana mereka dapat mendengar suaraku, sedang jumlah mereka sangat banyak..”
“Tugasmu hanya berseru, Aku nanti yang akan menyampaikan suaramu ke telinga mereka.”
abiyullah Musa kemudian berdiri dan dengan suara lantang mengumumkan, “Wahai orang yang suka bermaksiat, keluarlah kamu dari kelompok kami, sesungguhnya karena kamu hujan tidak turun.”
Si pendosa menoleh ke kanan dan ke kiri, namun tak melihat seorang pun berdiri. Ia letakkan kepalanya di antara kedua kakinya, lalu berkata, “Tuhan, jika aku berdiri, namaku akan ternoda di kalangan bani Israil. Karena itu, aku bertobat kepada-Mu.”
Seketika itu juga Allah mengirimkan mendung yang tebal dan hujan pun turun.
“Ya Allah, tadi Engkau berkata bahwa Engkau takkan menurunkan hujan sebelum orang yang bermaksiat itu keluar dari kelompokku. Mengapa sekarang Engkau turunkan hujan padahal orang itu masih berada di antara kami,” tanya Nabi Musa AS.
“Sesungguhnya hujan ini Aku turunkan karena orang itu. Dia telah bertobat kepadaku-Ku.”
“Beritahulah kami siapa dia, agar kami dapat memuliakannya.”
“Telah kututupi aib-aibnya sewaktu bermaksiat, Aku pun sekarang akan menutupi kemuliaannya setelah ia tobat,” jawab Allah. (I:145)
Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul Asyraf, Kisah dan Hikmah, Putera Riyadi.
Pada suatu hari Nabiyullah Musa Al-Kalim AS, keluar untuk memohon hujan bagi bani Israil. Ini adalah yang ketiga kalinya beliau memohon, namun hujan tak kunjung datang.
“Ya Tuhan, kali ini jangan jatuhkan namaku di kalangan bani israil, aku adalah kalim-Mu.”
“Ya Musa, bagaimana aku dapat menurunkan hujan, sedangkan di antara kalian ada seorang pendosa.”
“Beritahu aku siapa dia. Akan kukeluarkan dia dari kelompokku.”
“Tidak, tapi umumkanlah kepada mereka, ‘Wahai lelaki yang suka bermaksiat, keluarlah kamu dari kelompokku, karena kamulah hujan tidak turun.”
“Bagaimana mereka dapat mendengar suaraku, sedang jumlah mereka sangat banyak..”
“Tugasmu hanya berseru, Aku nanti yang akan menyampaikan suaramu ke telinga mereka.”
abiyullah Musa kemudian berdiri dan dengan suara lantang mengumumkan, “Wahai orang yang suka bermaksiat, keluarlah kamu dari kelompok kami, sesungguhnya karena kamu hujan tidak turun.”
Si pendosa menoleh ke kanan dan ke kiri, namun tak melihat seorang pun berdiri. Ia letakkan kepalanya di antara kedua kakinya, lalu berkata, “Tuhan, jika aku berdiri, namaku akan ternoda di kalangan bani Israil. Karena itu, aku bertobat kepada-Mu.”
Seketika itu juga Allah mengirimkan mendung yang tebal dan hujan pun turun.
“Ya Allah, tadi Engkau berkata bahwa Engkau takkan menurunkan hujan sebelum orang yang bermaksiat itu keluar dari kelompokku. Mengapa sekarang Engkau turunkan hujan padahal orang itu masih berada di antara kami,” tanya Nabi Musa AS.
“Sesungguhnya hujan ini Aku turunkan karena orang itu. Dia telah bertobat kepadaku-Ku.”
“Beritahulah kami siapa dia, agar kami dapat memuliakannya.”
“Telah kututupi aib-aibnya sewaktu bermaksiat, Aku pun sekarang akan menutupi kemuliaannya setelah ia tobat,” jawab Allah. (I:145)
Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul Asyraf, Kisah dan Hikmah, Putera Riyadi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar