Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
DOA HUSNUL KHATIMAH AL IMAM AL QUTHBIR RABBANI AS SAYYID ABDULLAH BIN ALWY AL AHADDAD
Al Imam Al Quthb Al Habib Abdullah bin ‘Alwi Al Hadad berkata,
“Diantara yang menjadikan seseorang meninggal dunia dalam keadaan husnul
khotimah adalah, setiap selesai mengerjakan sholat Maghrib ia
mengucapkan,
استغفر الله الذي لا اله الا هو الحي القيوم الذي لا يموت و اتوب اليه رب اغفرلي
Astagfirulloohalladzii laa ilaa-ha illaa huwal Hayyul Qoyyuum alladzii laa yamuut wa atuubu ilaih, robbighfirlii
Kemudian dilanjutkan dengan membaca sholawat Husnul Khotimah berikut ini,
اللهم صل على سيدنا محمد و على اله وصحبه وسلم بعدد كل حرف جرى به القلم
Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad in wa ‘ala aaliihi washohbihi wasallim bi’adadi kulli harfin jaro bihil qolam
Artinya: Yaa Allah limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina
Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya sebanyak bilangan huruf
yang digariskan oleh qolam.
Barangsiapa membaca semua itu
(setelah sholat Maghrib), sebelum mengucapkan yang lain, niscaya ia akan
meninggal dalam keadaan beriman.” Insyaa Allah. Wallahu A’lam.
Sumber :
(As Sayyid Al Habib Al ‘Alim Al Faqih Abdurrahman bin Muhammad bin
Husain bin Umar Al Masyhur Al Ba’alawi, dalam kitab Bughyatul
Mustarsyidin fi Talkhish Fatawa Ba’dhil A’immati minal ‘Ulama’ Al
Muta-akhkhirin)
TIGA DOA yang Jangan engkau lupakan dalam Sujudmu .
1. Mintalah di wafatkan dalam keadaan Husnul Khotimah
١. اللهم إني أسألك حسن الخاتمة.
Allahumma inni as-aluka Husnal Khotimah.
Artinya : " Yaa Allah... Aku meminta kepadaMu Husnul Khotimah "
2. Mintalah agar kita diberikan Kesempatan Taubat sebelum wafat
٢. اللهم ارزقني توبة نصوحا قبل الموت
.Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal mauti.
Artinya: " Yaa Allah... Berilah aku rezeki Taubat Nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat "
3. Mintalah agar Hati kita ditetapkan diatas Agama-Nya
٣. اللهمّ يا مقلب القلوب ثبّت قلبي على دينك
Allahumma yaa Muqollibal Quluub tsabbit qolbii ala diinik.
Artinya: " Yaa Allah... Wahai Sang Pembolak Balik Hati.., Tetapkanlah Hatiku diatas AgamaMu"
Semoga bermanfaat
1. Mintalah di wafatkan dalam keadaan Husnul Khotimah
١. اللهم إني أسألك حسن الخاتمة.
Allahumma inni as-aluka Husnal Khotimah.
Artinya : " Yaa Allah... Aku meminta kepadaMu Husnul Khotimah "
2. Mintalah agar kita diberikan Kesempatan Taubat sebelum wafat
٢. اللهم ارزقني توبة نصوحا قبل الموت
.Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal mauti.
Artinya: " Yaa Allah... Berilah aku rezeki Taubat Nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat "
3. Mintalah agar Hati kita ditetapkan diatas Agama-Nya
٣. اللهمّ يا مقلب القلوب ثبّت قلبي على دينك
Allahumma yaa Muqollibal Quluub tsabbit qolbii ala diinik.
Artinya: " Yaa Allah... Wahai Sang Pembolak Balik Hati.., Tetapkanlah Hatiku diatas AgamaMu"
Semoga bermanfaat
Doa ketika membasih anggota wudhu....
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
1. Doa ketika membasuh dua pergelangan tangan:
اللَّهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِيكَ كلها
Allohummahfidz Yadayya Min Ma a'syika Kulliha
Artinya: Ya Allah, peliharalah kedua tanganku daripada melakukan maksiat
kepadaMu.
2. Doa ketika berkumur:
اللَّهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allohumma a'inni 'Ala Dzikrika wa Syukrika wahusni 'Ibadatika
Artinya: Ya Allah, bantulah aku supaya aku dapat berzikir kepadaMu, dan
bersyukur kepadaMu, dan perelok ibadah kepadaMu.
3. Doa ketika membasuh hidung:
اَللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَة الجَـنَّةْ
Allohumma Arihni Roihatal Jannati
Artinya: Ya Allah, berilah aku ciuman daripada haruman bau Syurga.
4. Doa ketika membasuh muka (setelah membaca niat wudhu dalam
hati):
اَللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ
وُجُوْهٌ
Artinya: Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari putihnya wajah-wajah
dan hitamnya wajah-wajah.
5. Doa ketika basuh tangan kanan:
اَللَّهُمَّ اَعْطِنِى كِتاَبِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَاباً
يَسِيْرًا
Allohumma A'thini kitabi biyamini wa hasibni hisaban yasiro
Artinya: Ya Allah! berikanlah kepadaku kitabku dari sebelah kanan dan
hitunglah amalanku dengan perhitungan yang mudah.
6. Doa ketika membasuh tangan kiri:
اَللَّهُمَّ لاَ تُعْطِنِى كِتاَبِى بِشِمَالِى وَ لاَ مِنْ وَرَاءِ
ظَهْرِىْ
Allohumma Laa Ta'thini Kitabi bisyimali walaa min waro,i dzohri
Artinya: Ya Allah, janganlah beri kepadaku kitab amalanku dari sebelah
kiri atau dari sebelah belakang.
7. Doa saat membasahi kepala:
اَللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
Allohumma harrim sya'ri wabasyari 'Alannari.
Artinya: Ya Allah, haramkan rambutku dan kulit kepalaku daripada
neraka.
8. Doa ketika membasuh dua telinga:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ
فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ
Allohummaj'Alni minalladzina yastami'unal Qoula fayattabi'una ahsanahu
Artinya: Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengar
ucapan yang baik dan mengikuti sesuatu yang terbaik.
9. Doa saat membasuh dua telapak kaki:
اَللَّهُمَّ ثَبِّتْ قدَمِي عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ
اْلاَقْدَامِ
Allohumma Tsabbit Qodami 'Alaa Syirothika yauma tazillul Aqdam
Artinya: Ya Allah, tetapkan kedua kakiku di atas titian shirothol
mustaqim pada hari dimana banyak kaki-kaki yang tergelincir.
10. Doa setelah berwudhu:
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ
أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنَ
اْلمُتَطَهِّرِيْنَ وَصَلَى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, tiada sekutu
baginya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusanNya.
Ya Allah! Jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan
jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci. Dan selawat dan
salam kepada penghulu kami Muhammad, keluarganya, dan
sahabat-sahabatnya
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
1. Doa ketika membasuh dua pergelangan tangan:
اللَّهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِيكَ كلها
Allohummahfidz Yadayya Min Ma a'syika Kulliha
Artinya: Ya Allah, peliharalah kedua tanganku daripada melakukan maksiat
kepadaMu.
2. Doa ketika berkumur:
اللَّهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allohumma a'inni 'Ala Dzikrika wa Syukrika wahusni 'Ibadatika
Artinya: Ya Allah, bantulah aku supaya aku dapat berzikir kepadaMu, dan
bersyukur kepadaMu, dan perelok ibadah kepadaMu.
3. Doa ketika membasuh hidung:
اَللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَة الجَـنَّةْ
Allohumma Arihni Roihatal Jannati
Artinya: Ya Allah, berilah aku ciuman daripada haruman bau Syurga.
4. Doa ketika membasuh muka (setelah membaca niat wudhu dalam
hati):
اَللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ
وُجُوْهٌ
Artinya: Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari putihnya wajah-wajah
dan hitamnya wajah-wajah.
5. Doa ketika basuh tangan kanan:
اَللَّهُمَّ اَعْطِنِى كِتاَبِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَاباً
يَسِيْرًا
Allohumma A'thini kitabi biyamini wa hasibni hisaban yasiro
Artinya: Ya Allah! berikanlah kepadaku kitabku dari sebelah kanan dan
hitunglah amalanku dengan perhitungan yang mudah.
6. Doa ketika membasuh tangan kiri:
اَللَّهُمَّ لاَ تُعْطِنِى كِتاَبِى بِشِمَالِى وَ لاَ مِنْ وَرَاءِ
ظَهْرِىْ
Allohumma Laa Ta'thini Kitabi bisyimali walaa min waro,i dzohri
Artinya: Ya Allah, janganlah beri kepadaku kitab amalanku dari sebelah
kiri atau dari sebelah belakang.
7. Doa saat membasahi kepala:
اَللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
Allohumma harrim sya'ri wabasyari 'Alannari.
Artinya: Ya Allah, haramkan rambutku dan kulit kepalaku daripada
neraka.
8. Doa ketika membasuh dua telinga:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ
فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ
Allohummaj'Alni minalladzina yastami'unal Qoula fayattabi'una ahsanahu
Artinya: Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengar
ucapan yang baik dan mengikuti sesuatu yang terbaik.
9. Doa saat membasuh dua telapak kaki:
اَللَّهُمَّ ثَبِّتْ قدَمِي عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ
اْلاَقْدَامِ
Allohumma Tsabbit Qodami 'Alaa Syirothika yauma tazillul Aqdam
Artinya: Ya Allah, tetapkan kedua kakiku di atas titian shirothol
mustaqim pada hari dimana banyak kaki-kaki yang tergelincir.
10. Doa setelah berwudhu:
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ
أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنَ
اْلمُتَطَهِّرِيْنَ وَصَلَى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, tiada sekutu
baginya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusanNya.
Ya Allah! Jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan
jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci. Dan selawat dan
salam kepada penghulu kami Muhammad, keluarganya, dan
sahabat-sahabatnya
7 BACAAN DZIKIR PEMBUKA PINTU REZEKI : >>>
====================
1. Memperbanyak Membaca"Lahawla Wala Quwwata Illa billah" Barang siapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan "La hawla Wala Quwwata Illa billah." (HR. At-Tabrani)
2. Membaca "La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin" Barang siapa setiap hari membaca La ilaha illallahul malikul haqqul mubin maka bacaan itu akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penenteram dari rasa takut dalam kubur. (HR. Abu Nu’aim dan Ad Dailami)
3. Melanggengkan Ber-Istighfar"Barang siapa melanggengkan beristighfar niscaya Allah SWT akan mengeluarkan dia dari segala kesusahan dan memberikan rezki dari arah yang tidak diduga²." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah)
4. Membaca Surat Al-Ikhlas"Barangsiapa mmbaca Surat Al-Ikhlas ketika masuk rumah maka berkah bacaan menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangganya." (HR. At-Tabrani)
5. Membaca Surat Al-Waqiah"Barangsiapa membaca surat Al-Waqiah setiap malam, maka tidak akan ditimpa kesempitan hidup." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman)
6. Memperbanyak Shalawat Atas Nabi "Ubay Bin Ka’ab meriwayatkan, bila telah berlalu sepertiga malam, Rasulullah Salallahu’alaih ¬ iwassalam berdiri seraya bersabda: "Wahai Manusia Berdzikirlah Mengingat Allah, berdzikirlah mengingat Allah. Akan datang tiupan (sangkakala kiamat) pertama, kemudian diiringi tiupan kedua. Akan datang kematian dan segala kesulitan didalamnya."
7. "Membaca Subhanallah wabihamdihi Subhanallahil adziim. Dari setiap kalimat itu seorang malaikat yang bertasbih kepada Allah Ta’ala sampai hari kiamat yang pahala tasbihnya itu diberikan untukmu." (HR. Al-Mustagfiri dalam Ad-Da’awat).
Semoga kita semua diberikan oleh Allah rezki dari arah yang tanpa di sangka-sangka. ....
Aamiin YRA.
====================
1. Memperbanyak Membaca"Lahawla Wala Quwwata Illa billah" Barang siapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan "La hawla Wala Quwwata Illa billah." (HR. At-Tabrani)
2. Membaca "La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin" Barang siapa setiap hari membaca La ilaha illallahul malikul haqqul mubin maka bacaan itu akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penenteram dari rasa takut dalam kubur. (HR. Abu Nu’aim dan Ad Dailami)
3. Melanggengkan Ber-Istighfar"Barang siapa melanggengkan beristighfar niscaya Allah SWT akan mengeluarkan dia dari segala kesusahan dan memberikan rezki dari arah yang tidak diduga²." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah)
4. Membaca Surat Al-Ikhlas"Barangsiapa mmbaca Surat Al-Ikhlas ketika masuk rumah maka berkah bacaan menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangganya." (HR. At-Tabrani)
5. Membaca Surat Al-Waqiah"Barangsiapa membaca surat Al-Waqiah setiap malam, maka tidak akan ditimpa kesempitan hidup." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman)
6. Memperbanyak Shalawat Atas Nabi "Ubay Bin Ka’ab meriwayatkan, bila telah berlalu sepertiga malam, Rasulullah Salallahu’alaih ¬ iwassalam berdiri seraya bersabda: "Wahai Manusia Berdzikirlah Mengingat Allah, berdzikirlah mengingat Allah. Akan datang tiupan (sangkakala kiamat) pertama, kemudian diiringi tiupan kedua. Akan datang kematian dan segala kesulitan didalamnya."
7. "Membaca Subhanallah wabihamdihi Subhanallahil adziim. Dari setiap kalimat itu seorang malaikat yang bertasbih kepada Allah Ta’ala sampai hari kiamat yang pahala tasbihnya itu diberikan untukmu." (HR. Al-Mustagfiri dalam Ad-Da’awat).
Semoga kita semua diberikan oleh Allah rezki dari arah yang tanpa di sangka-sangka. ....
Aamiin YRA.
Diantara
karamah para Wali adalah mampu membantu keadaan orang yang terdesak. Ia
datang dari arah yang tak diduga dan membebaskan kesulitan yang menimpa
orang lain. Seperti yang terjadi pada Syeikh Saltuq Ash-Shubi dari
Turki. Satu waktu beliau tiba-tiba melepas bajunya dan mengibaskan
pedang kesana-kemari seolah beliau sedang berperang, bahkan darah yang
entah darimana datangnya banyak membasahi tubuh beliau. Namun beliau
tidak terluka sedikitpun. Kejadian ini berlangsung selama tiga jam dan
disaksikan banyak orang, termasuk oleh Sayyid Bahram Syah Al-Haidari,
seolah pembesar ulama zaman itu.Tujuh hari kemudian tibalah rombongan
Mujahid yang baru berperang melawan kaum kuffar. Mereka tidak pulang ke
rumahnya masing-masing, namun langsung menuju rumah Syeikh Saltuq dan
menjatuhkan diri di hadapan beliau. Mereka mengucapkan banyak syukur dan
terima kasih atas apa yang beliau lakukan.Rupanya kala mereka
berperang, mereka kewalahan karena jumlah musuh yang sangat besar,
hampir 1:3 antara jumlah mereka dan kaum kuffar. Ketika mereka terdesak,
tanpa diduga Syeikh Saltuq muncul dan menyerang musuh seorang diri
hingga menewaskan 2.000 orang lebih musuh. Sehingga jumlah kaum kuffar
dan pasukan Muslimin menjadi berimbang, 1.000 lawan 1.000, dan merekapun
akhirnya dapat memenangkan pertempuran.Tambahan;
Kisah-kisah seperti ini pernah terjadi juga dalam diri Sayyidina Umar bin Khattab, Muqaddam Ats-TsaniAl-Imam Abdurrahman Assegaf dan yang paling baru zaman ini ada Syeikh Nazim Addil Haqqani yang hadir memberikan pertolongan kepada para penambang yang terjebak di kedalaman700 meter di bawah di Chile. Setelah bebas, mereka menuturkan bahwa selama dua bulan lebih mereka terjebakdi dalam perut bumi, sehari-hari yang memberi mereka makan dan kekuatan ruhani adalah Syeikh Nazim.
Semua penambang itupun memeluk Islam. Peristiwa ini terjadi tahun 2010 silam.Rujukan : Buku Kisah Para Kekasih Allah terjemah kitab Jami Karamatul Aulya hal. 369 karya Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani
Ket. Foto : Syeikh Nazim sedang bersama para penambang Chile yang sengaja datang ke kediaman beliau dan memeluk Islam di tangan beliau.
Kisah-kisah seperti ini pernah terjadi juga dalam diri Sayyidina Umar bin Khattab, Muqaddam Ats-TsaniAl-Imam Abdurrahman Assegaf dan yang paling baru zaman ini ada Syeikh Nazim Addil Haqqani yang hadir memberikan pertolongan kepada para penambang yang terjebak di kedalaman700 meter di bawah di Chile. Setelah bebas, mereka menuturkan bahwa selama dua bulan lebih mereka terjebakdi dalam perut bumi, sehari-hari yang memberi mereka makan dan kekuatan ruhani adalah Syeikh Nazim.
Semua penambang itupun memeluk Islam. Peristiwa ini terjadi tahun 2010 silam.Rujukan : Buku Kisah Para Kekasih Allah terjemah kitab Jami Karamatul Aulya hal. 369 karya Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani
Ket. Foto : Syeikh Nazim sedang bersama para penambang Chile yang sengaja datang ke kediaman beliau dan memeluk Islam di tangan beliau.
TANGAN INI KELAK YANG AKAN MEMBAWAMU KE SORGA...
Dikisahkan ada seorang Ulama di Libanon yang termasyhur dizaman itu :
Al Imam Al Qodhy Syekh Yusuf bin Ismail An Nabhani yang menjabat sebagai
Qodhy (Hakim).
Suatu saat ia dihadapkan pada suatu kasus
pembunuhan...Dan saat persidangan berlangsung, didatangkan seorang
pemuda yang menjadi tersangka pembunuhan. Maka terjadi dialog antara
Syekh Yusuf An Nabhani selaku Qodhy dengan pemuda tersebut...
Syekh Yusuf bertanya, "Apa betul kamu telah melakukan pembunuhan? Dan
pemuda itupun menjawab, "Betul, aku telah membunuh seseorang wahai
Syaikh".
Lalu Syekh Yusuf berkata lagi, "Sekarang kau jelaskan
apa motif dari pembunuhan itu? Dan pemuda itupun menjawab, "Orang itu
telah menghina Rasulullah Saw terang-terangan...Aku tidak sanggup lagi
menahan amarah terhadap orang yang menghina dan mencaci Rasulullah Saw
dihadapanku dan langsung aku bunuh orang itu...!
Setelah
mendengar jawaban pemuda itu, Syekh Yusuf seorang hakim yang terkenal
adil dan bijaksana itu langsung terdiam dan bertanya lagi, "Tangan mana
yang kau gunakan untuk membunuh orang tersebut? Tangan kanan atau tangan
kiri? Dan pemuda itu menjawab, "Tangan kananku ini wahai Syaikh".
Tiba-tiba Syaikh Yusuf turun dari singgasana Hakim dan menghampiri
tempat duduk sipemuda dan meraih tangan kanan pemuda tersebut lalu
menciumnya berkali-kali, seraya berkata, "Tangan ini kelak yang akan
membawamu ke Sorga...Wahai hadirin sekalian, saksikanlah...Mulai hari
ini aku mengundurkan diri dari jabatanku selaku qodhy disini...Karena
aku tidak sanggup menghukum seseorang yang telah membunuh karena MEMBELA
KEHORMATAN RASULULLAH SAW...
Demikian wujud Cinta dan hormatnya
Syaikh Yusuf An Nabhani kepada Rasulullah Saw...Dan masih banyak kisah
orang-orang yang dengan caranya menjaga kehormatan Rasulullah Saw...
Lalu, dimana ghiroh kita...Bagaimana perasaan kita saat wahabi sesat mengatakan bahwa orang tua Rasulullah Saw masuk Neraka...?
Marilah kita teruskan da'wah Rasullullah Saw...Jadikanlah Rasullullah
bangga dengan kita...Marilah senantiasa kita tanamkan perasaan Cinta
kepada Allah Swt dan kepada Baginda Rasulullah Saw...
Allahuma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad.
HIKMAHNYA MENENGADAHKAN KEPALA KE LANGIT...
Allahuma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad.
Jika dalam hatimu terlintas bisikan buruk atau ajakan untuk bermaksiat, angkatlah kepalamu ke langit lalu ucapkan: "Allah…" dengan satu nafas.
Perbuatan ini akan membakar dan menghapus dengan seketika bisikan-bisikan buruk dalam hati.
Perbuatan ini akan membakar dan menghapus dengan seketika bisikan-bisikan buruk dalam hati.
Hikmah dari menengadahkan kepala ke langit adalah karena setan tidak dapat mendatangi manusia dari atas kepalanya.
Allah Ta’ala berfirman : “Kemudian Saya (iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.(QS
Al-A’raf, 7:17).
Allah Ta’ala berfirman : “Kemudian Saya (iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.(QS
Al-A’raf, 7:17).
Allah swt tidak mengatakan bahwa iblis akan mendatangi mereka dari atas.
Sumber : Group Bani AlawiyyinAllahuma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad.
CIUMAN RASULULLAH SAW KEPADA KEDUA CUCUNYA (SAYYIDINA HASAN DAN SAYYIDINA HUSEIN)
Dan rumah kecil yang penuh cahaya surgawi itupun pecah oleh tangisan .
Yaa Ahlul Bait Rasulullah...Shalawat dan salam untukmu wahai pemimpin pemuda di Surga...
Allahuma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad.
Dikisahkan, suatu saat Sayyidina Husein kecil mendatangi bundanya
(Sayyidatina Fatimah) sambil menangis ia berkata, "Bunda...Kakek
(Muhammad Saw) lebih mencintai kakakku, Hasan"
"Mengapa kau berkata demikian duhai anakku sayang?" ujar Sayyidatina Fatimah dengan penuh kelembutan.
Sayyidina Husein berkata, "Kakek sering mencium bibir Hasan dan hanya mencium leherku".
Akhirnya Sayyidatina Fatimah membawa kedua putranya kepada Rasulullah Saw dan menceritakan keluhan Sayyidina Husein...
Sembari menatap tajam dan lama...Rasulullah Saw berkata dengan penuh
kesedihan, "Fatimah anakku...Ketahuilah, aku selalu mencium bibir
Hasan...Kelak ia akan meninggal karena diracun oleh orang
terdekatnya...Dan engkau Husein...
Saat akan menceritakan tentang
cucu keduanya Husein...Rasulullah menatap Sayyidina Husein lama sekali
dan tak bisa meneruskannya lagi yang akhirnya Rasulullah pingsan
beberapa saat...Setelah siuman beliau kembali menatap wajah cucu
kesayangannya itu, dan berkata "Sedangkan engkau Husein...Selalu kucium
lehermu...Karena engkau akan syahid dengan leher terputus..."
Yaa Ahlul Bait Rasulullah...Shalawat dan salam untukmu wahai pemimpin pemuda di Surga...
Allahuma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad.
Ada 7(tujuh) Mahkota menuju Ridhonya ALLAH
تاج الذكر :
لا إله إلا الله وحده لا شريك له
له الملك وله الحمد و هو على كل شيء قدير ..
1. Mahkota Dzikir :
Lailaha illallah wahdahu la syarikalahu lahul mulku wallahul hamdu wahua 'ala kulli sya'in qodir.
تاج التسبيح :
سبحان الله و بحمده عدد خلقه ورضا نفسه وزنة عرشه و مداد كلماته ..
2. Mahkota Tasbih:
Subhanallah wabihamdihi 'adada kholqihi waridho nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimatihi.
تاج الدعاء :
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة و قنا عذاب النار ..
3. Mahkota Doa:
Robbana atina fiddunya hasanah wafil 'akhiroti hasanatau waqina 'adzabannaar.
تاج الإستغفار :
اللهم أنت ربي ﻻ إله إﻻ أنت ، خلقتني وأنا عبدك ، و أنا على عهدك ووعدك ما استطعت ، أعوذ بك من شر ما صنعت ، أبوء لك بنعمتك عليّ ، و أبوء بذنبي ، فاغفر لي فإنه ﻻ يغفر الذنوب إﻻ أنت ..
4. Mahkota Istighfar:
Allahumma Anta robbi Lailahailla anta, kholaktani wa ana abdika wa ana ala 'ahdika wawa'dika mas tato'tu, 'adhubika min syarri mashona'tu, wa abubishshawab
ni'matika 'alayya wa abu'u bidzambi faghfirli fainnahu la yaghfirudz dzunuba illa anta.
تاج التحصين :
بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شئ في الارض ولا في السماء وهو السميع العليم ..
5. Mahkota Perlindungan:
Bismillahil ladzi layadhurru ma'asmihi syaiun fil Ardhi wala fissamaa' wahuas samii'ul 'aliim.
تاج تفريج الكرب :
لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين ..
6. Mahkota Pelepas Bencana:
Lailaha illa anta subhanaka inni kuntu minadholimin.
تاج راحة البال :
لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم ..
7. Mahkota Penenang Hati:
Lahaula wala quwwata illah bilahil 'aliyyil 'adhim.
Jadikanlah Mahkota-mahkota ini menghiasi kepalamu & membasahi Lisanmu.
~ Bagikan Doa-doa ini dgn niat baik kpd sesama, mudah2an Allah mengangkat segala Cobaan & Musibah kita di dunia ini & di akhirat nanti,Semoga dgn Kita berbagi akan menjadi Shodaqoh dan ladang amal bagi Kita semua.
Karena Kita tdk pernah akan tau pahala mana yg akan memasukkan Kita kedalam Surga-surganya Allah SWT.
Wallahu a'lam bishshawab
تاج الذكر :
لا إله إلا الله وحده لا شريك له
له الملك وله الحمد و هو على كل شيء قدير ..
1. Mahkota Dzikir :
Lailaha illallah wahdahu la syarikalahu lahul mulku wallahul hamdu wahua 'ala kulli sya'in qodir.
تاج التسبيح :
سبحان الله و بحمده عدد خلقه ورضا نفسه وزنة عرشه و مداد كلماته ..
2. Mahkota Tasbih:
Subhanallah wabihamdihi 'adada kholqihi waridho nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimatihi.
تاج الدعاء :
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة و قنا عذاب النار ..
3. Mahkota Doa:
Robbana atina fiddunya hasanah wafil 'akhiroti hasanatau waqina 'adzabannaar.
تاج الإستغفار :
اللهم أنت ربي ﻻ إله إﻻ أنت ، خلقتني وأنا عبدك ، و أنا على عهدك ووعدك ما استطعت ، أعوذ بك من شر ما صنعت ، أبوء لك بنعمتك عليّ ، و أبوء بذنبي ، فاغفر لي فإنه ﻻ يغفر الذنوب إﻻ أنت ..
4. Mahkota Istighfar:
Allahumma Anta robbi Lailahailla anta, kholaktani wa ana abdika wa ana ala 'ahdika wawa'dika mas tato'tu, 'adhubika min syarri mashona'tu, wa abubishshawab
ni'matika 'alayya wa abu'u bidzambi faghfirli fainnahu la yaghfirudz dzunuba illa anta.
تاج التحصين :
بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شئ في الارض ولا في السماء وهو السميع العليم ..
5. Mahkota Perlindungan:
Bismillahil ladzi layadhurru ma'asmihi syaiun fil Ardhi wala fissamaa' wahuas samii'ul 'aliim.
تاج تفريج الكرب :
لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين ..
6. Mahkota Pelepas Bencana:
Lailaha illa anta subhanaka inni kuntu minadholimin.
تاج راحة البال :
لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم ..
7. Mahkota Penenang Hati:
Lahaula wala quwwata illah bilahil 'aliyyil 'adhim.
Jadikanlah Mahkota-mahkota ini menghiasi kepalamu & membasahi Lisanmu.
~ Bagikan Doa-doa ini dgn niat baik kpd sesama, mudah2an Allah mengangkat segala Cobaan & Musibah kita di dunia ini & di akhirat nanti,Semoga dgn Kita berbagi akan menjadi Shodaqoh dan ladang amal bagi Kita semua.
Karena Kita tdk pernah akan tau pahala mana yg akan memasukkan Kita kedalam Surga-surganya Allah SWT.
Wallahu a'lam bishshawab
Adat Para Leluhur Ba'alawi
ﻋﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻣﻦ ﺳﺎﺩﺗﻨﺎ ﺍﻝ ﺑﺎﻋﻠﻮﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ
١١ ﻋﺎﺩﺓ ﻣﻦ ﻋﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻓﻲ ﺗﺮﺑﻴﺔ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ
Kebiasaan para pendahulu kita yaitu orang-orang Sholeh dari Keluarga Ba'alawi (semoga Allah meridhoi mereka).
Ada 11 kebiasaan Salaf dalam mendidik Anak-anak mereka:
١. ﺍﻻﻡ ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺮﺿﺎﻋﺔ ﺗﻘﺮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﺍﻳﺔ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﻭﺍﻟﻤﻌﻮﺫﺗﻴﻦ ﻭﺗﻜﺮﺭﻫﻤﺎ
Seorang Ibu ketika menyusui sambil membaca Ayat Kursi dan Al ikhlas, Al falaq ,An nas dan mengulang-ulang nya.
٢. ﺍﻭﻝ ﻣﺎﻳﻠﻘﻨﻮﻥ ﺍﻟﻄﻔﻞ ﻋﻨﺪ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﻨﻄﻖ (ﺭﺿﻴﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﺑﺎﻻﺳﻼﻡ ﺩﻳﻨﺎ ﻭﺑﻤﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺭﺳﻮﻻ)
Pertama kali yg diajarkan ke anak ketika baru bisa bicara.
"Rodhitu billahi Robba Wa bil Islami diina Wa bimuhammadin sholla Allahu ‘alayhi wa sallam Nabiyyan wa Rosuula"
artinya (aku ridho Allah sbg Tuhanku dan Islam agamaku dan Nabi Muhammad Nabi dan Rosulku )
٣. ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﺑﺎﻷﻭﻻﺩ ﺍﻟﺼﻐﺎﺭ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻬﻢ ﻋﺎﺩﺓ
Mengajak keluar anak-anak kecil ketika waktu malam yg terakhir(sebelum subuh) ke masjid agar menjadi kebiasaan.
٤. ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻤﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﺪﻳﻨﺔ ﻭﻣﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﻨﻔﺤﺎﺕ ، ﻛﺸﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻳﺠﻤﻌﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﻭﻳﺴﻠﻮﻫﻢ ﻣﺎﺫﺍ ﺳﻴﻌﻤﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻮﺍﺳﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺍﻟﺒﺮ ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ
Sebelum memasuki Bulan-bulan berkah seperti Ramadhon, mereka mengumpulkan anak-anak mereka dan bertanya kpd mereka, apa yg akan kalian kerjakan dibulan yg berkah ini? dari amalan membaca Al Qur'an, dzikir,dan sedekah dll.
٥. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺔ ﻛﻤﺎ ﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻬﻢ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ
Mereka mengajari anak-anak mereka niat-niat yg baik sebagaimana mengajari mereka Surat Al Fatihah.
٦. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻘﺪﻭﻥ ﻣﺠﻠﺲ ﻋﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻳﺠﺘﻤﻊ ﻓﻴﻪ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻳﻮﻣﻲ ﺍﻭ ﺍﺳﺒﻮﻋﻲ ﻳﻘﺮﺅﻥ ﻣﺎﺗﻴﺴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ( ﺣﺰﺏ ) ﻭﻛﺘﺐ
ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ
ﻭﻳﺨﺘﻤﻮﻧﺔ ﺑﺎﻻﺩﻋﻴﺔ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Mereka mengadakan majelis ilmu di rumah, dan berkumpul semua yang ada dirumah, majlis harian atau mingguan, mereka membaca sedikit dr alqur'an Al kariem(tadarus) dan kitab hadits serta fiqih
dan mereka menutup majelis dengan doa dan solawat kepada Nabi Muhammad SAW.
٧. ﻓﻲ ﺣﺎﻝ ﺑﻠﻮﻍ ﺍﺣﺪ ﺍﺑﻨﺎﺋﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻪ ﺍﻧﻪ ﺑﻠﻎ ﻭﺍﻧﻪ ﺻﺎﺭ ﻣﻜﻠﻒ ﻭﺍﻥ ﺍﻻﻥ ﺻﺎﺭ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻠﻜﺎﻥ ﻳﺴﺠﻼﻥ ﺣﺴﻨﺎﺗﻪ ﻭﺳﻴﺌﺎﺗﻪ ﻭﻳﻜﺘﺒﺎﻥ ﺍﻗﻮﺍﻟﻪ ﻭﺍﻓﻌﺎﻟﻪ ،ﻭﻳﻜﻮﻥ ﺫﺍﻟﻚ ﻓﻲ ﺟﻤﻊ ﻳﺤﻀﺮﻩ ﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﻭﺍﻟﻜﺒﺎﺭ
Ketika masuk baligh anak mereka, mereka memberi tahu anaknya klo sudah Mukallaf dan sekarang dua Malaikat akan mencatat kebaikan dan kejelekan dan menulis ucapan dan perbuatannya, dan hal itu diadakan perayaan yg dihadiri para ulama' dan orang orang sholeh.
٨. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻻﻳﺆﺧﺮﻭﻥ ﺯﻭﺍﺝ ﺍﺑﻨﺎﺋﻬﻢ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺒﻠﻮﻍ ﺧﻮﻓﺎ ﺍﻥ ﻳﻘﻌﻮﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺤﻈﻮﺭ
Mereka tidak menunda pernikahan anak-anak mereka setelah baligh kawatir terjerumus kpd kemaksiatan.
٩. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺘﻀﺮﻉ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺍﻻﺣﻮﺍﻝ،
ﻓﺎﺫﺍ ﺍﺭﺍﺩ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺷﻲ ﻣﻦ ﻭﺍﻟﺪﻩ ﺍﻭ ﻭﺍﻟﺪﺗﻪ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻟﻪ ﻗﻢ ﻭﺗﻮﺿﺎﺀ ﻭﺻﻞ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﻭﺍﺳﺌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻲ ﺣﺎﺟﺘﻚ ﻭﺑﻌﺪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻳﺎﻋﻄﻮﻩ ﻣﺎﻃﻠﺐ ،ﻭﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻗﺪ ﺍﺳﺘﺠﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺩﻋﺎﻙ
Mereka mengajari anak-anak dgn berdoa memohon kpd Allah dlm setiap keadaan, maka apabila anaknya ingin sesuatu dr orang tuanya, mereka berkata kpd anaknya wudhu'lah dan sholat 2 rokaat dan mintaklah kepada Allah hajat-hajatmu. dan setelah sholat orang tua memberikan yg anak minta seraya berkata Sungguh Allah yang mengabulkan doamu.
١٠. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﺠﻌﻠﻮﻥ ﻟﻜﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻋﻤﻞ ﻣﺨﺼﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ،ﻓﻬﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻠﺐ ﺍﻻﻏﺮﺍﺽ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻨﺲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺧﺪﻣﺔ ﺍﻟﻀﻴﻮﻑ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻠﺐ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻭﻫﻜﺬﺍ
Mereka membagi tugas kepada setiap anak, ada yg tugas belanja ke pasar, dan ada yg menyapu rumah dan ada yg tugas melayani tamu dan ngambil air dsb.
١١. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻬﺘﻤﻮﺍ ﺑﺘﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻛﻮﺭ ﻻﻧﻬﻦ ﺣﺒﻴﺴﺎﺕ ﺍﻟﺒﻴﻮﺕ .
Mereka lebih banyak memperhatikan pembelajaran putri-putri mereka lebih serius dari anak laki-laki karena anak perempuan tidak keluar rumah.
يا آل باعلوي شفاعة
كل كربة تنجلي وبكم ياأهل الولاية
كل حاجة تنقضي
ﻋﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻣﻦ ﺳﺎﺩﺗﻨﺎ ﺍﻝ ﺑﺎﻋﻠﻮﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ
١١ ﻋﺎﺩﺓ ﻣﻦ ﻋﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻓﻲ ﺗﺮﺑﻴﺔ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ
Kebiasaan para pendahulu kita yaitu orang-orang Sholeh dari Keluarga Ba'alawi (semoga Allah meridhoi mereka).
Ada 11 kebiasaan Salaf dalam mendidik Anak-anak mereka:
١. ﺍﻻﻡ ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺮﺿﺎﻋﺔ ﺗﻘﺮﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﺍﻳﺔ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﻭﺍﻟﻤﻌﻮﺫﺗﻴﻦ ﻭﺗﻜﺮﺭﻫﻤﺎ
Seorang Ibu ketika menyusui sambil membaca Ayat Kursi dan Al ikhlas, Al falaq ,An nas dan mengulang-ulang nya.
٢. ﺍﻭﻝ ﻣﺎﻳﻠﻘﻨﻮﻥ ﺍﻟﻄﻔﻞ ﻋﻨﺪ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﻨﻄﻖ (ﺭﺿﻴﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﺑﺎﻻﺳﻼﻡ ﺩﻳﻨﺎ ﻭﺑﻤﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺭﺳﻮﻻ)
Pertama kali yg diajarkan ke anak ketika baru bisa bicara.
"Rodhitu billahi Robba Wa bil Islami diina Wa bimuhammadin sholla Allahu ‘alayhi wa sallam Nabiyyan wa Rosuula"
artinya (aku ridho Allah sbg Tuhanku dan Islam agamaku dan Nabi Muhammad Nabi dan Rosulku )
٣. ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﺑﺎﻷﻭﻻﺩ ﺍﻟﺼﻐﺎﺭ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻬﻢ ﻋﺎﺩﺓ
Mengajak keluar anak-anak kecil ketika waktu malam yg terakhir(sebelum subuh) ke masjid agar menjadi kebiasaan.
٤. ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻤﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﺪﻳﻨﺔ ﻭﻣﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﻨﻔﺤﺎﺕ ، ﻛﺸﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻳﺠﻤﻌﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﻭﻳﺴﻠﻮﻫﻢ ﻣﺎﺫﺍ ﺳﻴﻌﻤﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻮﺍﺳﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺍﻟﺒﺮ ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ
Sebelum memasuki Bulan-bulan berkah seperti Ramadhon, mereka mengumpulkan anak-anak mereka dan bertanya kpd mereka, apa yg akan kalian kerjakan dibulan yg berkah ini? dari amalan membaca Al Qur'an, dzikir,dan sedekah dll.
٥. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺔ ﻛﻤﺎ ﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻬﻢ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ
Mereka mengajari anak-anak mereka niat-niat yg baik sebagaimana mengajari mereka Surat Al Fatihah.
٦. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻘﺪﻭﻥ ﻣﺠﻠﺲ ﻋﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻳﺠﺘﻤﻊ ﻓﻴﻪ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻳﻮﻣﻲ ﺍﻭ ﺍﺳﺒﻮﻋﻲ ﻳﻘﺮﺅﻥ ﻣﺎﺗﻴﺴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ( ﺣﺰﺏ ) ﻭﻛﺘﺐ
ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ
ﻭﻳﺨﺘﻤﻮﻧﺔ ﺑﺎﻻﺩﻋﻴﺔ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Mereka mengadakan majelis ilmu di rumah, dan berkumpul semua yang ada dirumah, majlis harian atau mingguan, mereka membaca sedikit dr alqur'an Al kariem(tadarus) dan kitab hadits serta fiqih
dan mereka menutup majelis dengan doa dan solawat kepada Nabi Muhammad SAW.
٧. ﻓﻲ ﺣﺎﻝ ﺑﻠﻮﻍ ﺍﺣﺪ ﺍﺑﻨﺎﺋﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻪ ﺍﻧﻪ ﺑﻠﻎ ﻭﺍﻧﻪ ﺻﺎﺭ ﻣﻜﻠﻒ ﻭﺍﻥ ﺍﻻﻥ ﺻﺎﺭ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻠﻜﺎﻥ ﻳﺴﺠﻼﻥ ﺣﺴﻨﺎﺗﻪ ﻭﺳﻴﺌﺎﺗﻪ ﻭﻳﻜﺘﺒﺎﻥ ﺍﻗﻮﺍﻟﻪ ﻭﺍﻓﻌﺎﻟﻪ ،ﻭﻳﻜﻮﻥ ﺫﺍﻟﻚ ﻓﻲ ﺟﻤﻊ ﻳﺤﻀﺮﻩ ﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﻭﺍﻟﻜﺒﺎﺭ
Ketika masuk baligh anak mereka, mereka memberi tahu anaknya klo sudah Mukallaf dan sekarang dua Malaikat akan mencatat kebaikan dan kejelekan dan menulis ucapan dan perbuatannya, dan hal itu diadakan perayaan yg dihadiri para ulama' dan orang orang sholeh.
٨. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻻﻳﺆﺧﺮﻭﻥ ﺯﻭﺍﺝ ﺍﺑﻨﺎﺋﻬﻢ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺒﻠﻮﻍ ﺧﻮﻓﺎ ﺍﻥ ﻳﻘﻌﻮﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺤﻈﻮﺭ
Mereka tidak menunda pernikahan anak-anak mereka setelah baligh kawatir terjerumus kpd kemaksiatan.
٩. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﺍﻭﻻﺩﻫﻢ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺘﻀﺮﻉ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺍﻻﺣﻮﺍﻝ،
ﻓﺎﺫﺍ ﺍﺭﺍﺩ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺷﻲ ﻣﻦ ﻭﺍﻟﺪﻩ ﺍﻭ ﻭﺍﻟﺪﺗﻪ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻟﻪ ﻗﻢ ﻭﺗﻮﺿﺎﺀ ﻭﺻﻞ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﻭﺍﺳﺌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻲ ﺣﺎﺟﺘﻚ ﻭﺑﻌﺪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻳﺎﻋﻄﻮﻩ ﻣﺎﻃﻠﺐ ،ﻭﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻗﺪ ﺍﺳﺘﺠﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺩﻋﺎﻙ
Mereka mengajari anak-anak dgn berdoa memohon kpd Allah dlm setiap keadaan, maka apabila anaknya ingin sesuatu dr orang tuanya, mereka berkata kpd anaknya wudhu'lah dan sholat 2 rokaat dan mintaklah kepada Allah hajat-hajatmu. dan setelah sholat orang tua memberikan yg anak minta seraya berkata Sungguh Allah yang mengabulkan doamu.
١٠. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﺠﻌﻠﻮﻥ ﻟﻜﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻋﻤﻞ ﻣﺨﺼﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ،ﻓﻬﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻠﺐ ﺍﻻﻏﺮﺍﺽ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻮﻕ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻨﺲ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺧﺪﻣﺔ ﺍﻟﻀﻴﻮﻑ ﻭﻫﺬﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻠﺐ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻭﻫﻜﺬﺍ
Mereka membagi tugas kepada setiap anak, ada yg tugas belanja ke pasar, dan ada yg menyapu rumah dan ada yg tugas melayani tamu dan ngambil air dsb.
١١. ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻬﺘﻤﻮﺍ ﺑﺘﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻛﻮﺭ ﻻﻧﻬﻦ ﺣﺒﻴﺴﺎﺕ ﺍﻟﺒﻴﻮﺕ .
Mereka lebih banyak memperhatikan pembelajaran putri-putri mereka lebih serius dari anak laki-laki karena anak perempuan tidak keluar rumah.
يا آل باعلوي شفاعة
كل كربة تنجلي وبكم ياأهل الولاية
كل حاجة تنقضي
12 ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT*
Berikut golongan-golongan yang didoakan oleh malaikat:
*1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.*
_"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa; Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena tidur dalam keadaan suci."_
(HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)
*2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu sholat.*
_"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu sholat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia."_
(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim: 469)
*3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam sholat berjamaah.*
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan."_
(HR. Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra' bin 'Azib)
*4. Orang yang menyambung shaf sholat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf).*
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf."_
(HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)
*5. Para malaikat mengucapkan "aamiin" ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah.*
_"Jika seorang Imam membaca; ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian "aamiin", karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu."_
(HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 782)
*6. Orang yang duduk di tempat sholatnya setelah melakukan sholat.*
_"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat sholat di mana ia melakukan sholat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata; Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia."_
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 8106)
*7. Orang-orang yang melakukan sholat shubuh dan ashar secara berjama'ah.*
_"Para malaikat berkumpul pada saat sholat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu sholat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga sholat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, "Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?", mereka menjawab; kami datang sedangkan mereka sedang melakukan sholat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan sholat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat."_
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 9140)
*8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.*
_"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata; "aamiin" dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan."_
(HR. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim: 2733)
*9. Orang-orang yang berinfak.*
_"Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak", dan lainnya berkata, "Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil)"._
(HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 1442 dan Shahih Muslim: 1010)
*10. Orang yang sedang makan sahur.*
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk di saat sahur untuk puasa "sunnah"._
(HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath-Thabrani, dari Abdullah bin Umar)
*11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.*
_" Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh."_
(HR. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al-Musnad: 754)
*12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.*
_"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bsemut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain."_
(Al-Hadits dari Abu Umamah Al-Bahily).
Berikut golongan-golongan yang didoakan oleh malaikat:
*1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.*
_"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa; Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena tidur dalam keadaan suci."_
(HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)
*2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu sholat.*
_"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu sholat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia."_
(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim: 469)
*3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam sholat berjamaah.*
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan."_
(HR. Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra' bin 'Azib)
*4. Orang yang menyambung shaf sholat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf).*
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf."_
(HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)
*5. Para malaikat mengucapkan "aamiin" ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah.*
_"Jika seorang Imam membaca; ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian "aamiin", karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu."_
(HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 782)
*6. Orang yang duduk di tempat sholatnya setelah melakukan sholat.*
_"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat sholat di mana ia melakukan sholat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata; Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia."_
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 8106)
*7. Orang-orang yang melakukan sholat shubuh dan ashar secara berjama'ah.*
_"Para malaikat berkumpul pada saat sholat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu sholat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga sholat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, "Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?", mereka menjawab; kami datang sedangkan mereka sedang melakukan sholat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan sholat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat."_
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 9140)
*8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.*
_"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata; "aamiin" dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan."_
(HR. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim: 2733)
*9. Orang-orang yang berinfak.*
_"Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak", dan lainnya berkata, "Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil)"._
(HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 1442 dan Shahih Muslim: 1010)
*10. Orang yang sedang makan sahur.*
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk di saat sahur untuk puasa "sunnah"._
(HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath-Thabrani, dari Abdullah bin Umar)
*11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.*
_" Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh."_
(HR. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al-Musnad: 754)
*12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.*
_"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bsemut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain."_
(Al-Hadits dari Abu Umamah Al-Bahily).
Diriwayatkan pada masa kecil menjelang lebaran, Alhasan dan
Alhusain tidak memiliki pakaian baru untuk lebaran, sedangkan hari raya
sebentar lagi datang. Mereka bertanya kepada ibunya,
"Wahai ummah anak2 di Madinah telah dihiasi dg pakaian lebaran kecuali kami, mengapa bunda tidak menghiasi kami?"
Sayyidah Fathimah menjawab,
"sesungguhnya baju kalian berada di tukang jahit". Ketika malam hari raya tiba, mereka berdua mengulangi pertanyaan yg sama, Sayyidah Fathimah menangis karena tidak memiliki uang untuk membeli baju buat kedua buah hatinya itu.., Ketika malam tiba, ada yg mengetuk pintu rumah, lalu Sayyidah Fathimah bertanya, "siapa?"
Orang itu menjawab, "Wahai putri Rosulullah, aku adalah tukang jahit, aku datang membawa hadiah pakaian untuk putra2mu". Maka beliaupun membuka pintu, tampak seseorang membawa sebuah bingkisan hadiah, lalu diberikan kepada Sayyidah Fathimah....
Kemudian beliau membuka bingkisan tersebut, ternyata didalamnya terdapat 2 gamis, 2 celana, 2 mantel, 2 sorban serta 2 pasang sepatu hitam yang kesemuanya sangat indah. Lalu Sayyidah Fathimah membangunkan kedua putra kesayangannya lalu memakaikan hadiah tersebut kepada mereka....
Kemudian Rosulullah SAW datang dan melihat keduanya sudah dihiasi dari semua hadiah yg terdapat dalam bingkisan tsb.
Kemudian Rosulullah SAW menggendong kedua cucunya dan menciumi mereka dg penuh cinta dan kasih sayang.
Rosulullah SAW bertanya kpd Sayyidah Fathimah, "Apakah engkau melihat tukang jahit tersebut?"
Sayyidah Fathimah menjawab:
"Iya, aku melihatnya", Lalu Rosulullah SAW bersabda, "Duhai putriku, dia bukanlah tukang jahit, melainkan Malaikat Ridwan penjaga surga..." Bahkan para penghuni langit dan bumi pun berbahagia jika kedua cucu Rosulullah berbahagia dan bersedih jika mereka bersedih....
313 Senarai / daftar nama para sahabat yang terlibat dalam perang Badar
1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah s.a.w.
2. Abu Bakar al-Siddiq r.a.
3. Umar bin al-Khattab r.a.
4. Uthman bin Affan r.a.
5. Ali bin Abu Tolib r.a.
6. Talhah bin ‘Ubaidillah r.a.
7. Bilal bin Rabbah r.a.
8. Hamzah bin Abdul Muttolib r.a.
9. Abdullah bin Jahsyi r.a.
10. Al-Zubair bin al-Awwam r.a.
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim r.a.
12. Abdur Rahman bin ‘Auf r.a.
13. Abdullah bin Mas’ud r.a.
14. Sa’ad bin Abi Waqqas r.a.
15. Abu Kabsyah al-Faris r.a.
16. Anasah al-Habsyi r.a.
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi r.a.
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi r.a.
19. Abu Marthad al-Ghanawi r.a.
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib r.a.
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah r.a.
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) r.a.
26. Salim (maula Abu Huzaifah) r.a.
27. Sinan bin Muhsin r.a.
28. ‘Ukasyah bin Muhsin r.a.
29. Sinan bin Abi Sinan r.a.
30. Abu Sinan bin Muhsin r.a.
31. Syuja’ bin Wahab r.a.
32. ‘Utbah bin Wahab r.a.
33. Yazid bin Ruqais r.a.
34. Muhriz bin Nadhlah r.a.
35. Rabi’ah bin Aksam r.a.
36. Thaqfu bin Amir r.a.
37. Malik bin Amir r.a.
38. Mudlij bin Amir r.a.
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i r.a.
40. ‘Utbah bin Ghazwan r.a.
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) r.a.
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi r.a.
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) r.a.
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah r.a.
45. Umair bin Abi Waqqas r.a.
46. Al-Miqdad bin ‘Amru r.a.
47. Mas’ud bin Rabi’ah r.a.
48. Zus Syimalain Amru bin Amru r.a.
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi r.a.
50. Amir bin Fuhairah r.a.
51. Suhaib bin Sinan r.a.
52. Abu Salamah bin Abdul Asad r.a.
53. Syammas bin Uthman r.a.
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam r.a.
55. Ammar bin Yasir r.a.
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i r.a.
57. Zaid bin al-Khattab r.a.
58. Amru bin Suraqah r.a.
59. Abdullah bin Suraqah r.a.
60. Sa’id bin Zaid bin Amru r.a.
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) r.a.
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi r.a.
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
65. Amir bin Rabi’ah r.a.
66. Amir bin al-Bukair r.a.
67. Aqil bin al-Bukair r.a.
68. Khalid bin al-Bukair r.a.
69. Iyas bin al-Bukair r.a.
70. Uthman bin Maz’un r.a.
71. Qudamah bin Maz’un r.a.
72. Abdullah bin Maz’un r.a.
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un r.a.
74. Ma’mar bin al-Harith r.a.
75. Khunais bin Huzafah r.a.
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm r.a.
77. Abdullah bin Makhramah r.a.
78. Abdullah bin Suhail bin Amru r.a.
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah r.a.
80. Hatib bin Amru r.a.
81. Umair bin Auf r.a.
82. Sa’ad bin Khaulah r.a.
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah r.a.
84. Amru bin al-Harith r.a.
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah r.a.
86. Safwan bin Wahab r.a.
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah r.a.
88. Sa’ad bin Muaz r.a.
89. Amru bin Muaz r.a.
90. Al-Harith bin Aus r.a.
91. Al-Harith bin Anas r.a.
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik r.a.
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi r.a.
94. ‘Ubbad bin Waqsyi r.a.
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi r.a.
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz r.a.
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi r.a.
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj r.a.
99. Salamah bin Aslam bin Harisy r.a.
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan r.a.
101. ‘Ubaid bin Tayyihan r.a.
102. Abdullah bin Sahl r.a.
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid r.a.
104. Ubaid bin Aus r.a.
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd r.a.
106. Mu’attib bin ‘Ubaid r.a.
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi r.a.
108. Mas’ud bin Sa’ad r.a.
109. Abu Absi Jabr bin Amru r.a.
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi r.a.
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah r.a.
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail r.a.
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid r.a.
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar r.a.
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib r.a.
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir r.a.
117. Mubasyir bin Abdul Munzir r.a.
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir r.a.
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man r.a.
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy r.a.
121. Rafi’ bin Anjadah r.a.
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid r.a.
123. Tha’labah bin Hatib r.a.
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah r.a.
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi r.a.
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi r.a.
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi r.a.
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi r.a.
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi r.a.
130. Jubr bin ‘Atik r.a.
131. Malik bin Numailah al-Muzani r.a.
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi r.a.
133. Abdullah bin Jubair r.a.
134. Asim bin Qais bin Thabit r.a.
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
137. Salim bin Amir bin Thabit r.a.
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah r.a.
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man r.a.
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah r.a.
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah r.a.
142. Sa’ad bin Khaithamah r.a.
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah r.a.
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) r.a.
145. Al-Harith bin Arfajah r.a.
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair r.a.
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru r.a.
148. Abdullah bin Rawahah r.a.
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah r.a.
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah r.a.
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah r.a.
154. Abdullah bin Abbas r.a.
155. Yazid bin al-Harith bin Qais r.a.
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah r.a.
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah r.a.
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah r.a.
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru r.a.
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais r.a.
161. Abdullah bin Umair r.a.
162. Zaid bin al-Marini bin Qais r.a.
163. Abdullah bin ‘Urfutah r.a.
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais r.a.
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai r.a.
166. Aus bin Khauli bin Abdullah r.a.
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru r.a.
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah r.a.
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid r.a.
170. Amir bin Salamah r.a.
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad r.a.
172. Amir bin al-Bukair r.a.
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah r.a.
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan r.a.
175. ‘Ubadah bin al-Somit r.a.
176. Aus bin al-Somit r.a
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah r.a.
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus r.a.
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah r.a.
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam r.a.
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam r.a.
182. Amru bin Iyas r.a.
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru r.a.
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy r.a.
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid r.a.
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah r.a.
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais r.a.
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah r.a.
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan r.a.
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus r.a.
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani r.a.
194. Dhamrah bin Amru r.a.
195. Ziyad bin Amru r.a.
196. Basbas bin Amru r.a.
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi r.a.
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru r.a.
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh r.a.
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh r.a.
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) r.a.
202. Abdullah bin Amru bin Haram r.a.
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh r.a.
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid r.a.
207. Hubaib bin Aswad r.a.
208. Thabit bin al-Jiz’i r.a.
209. Umair bin al-Harith bin Labdah r.a.
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur r.a.
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ r.a.
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ r.a.
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais r.a.
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr r.a.
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr r.a.
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr r.a.
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr r.a.
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah r.a.
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid r.a.
222. Sawad bin Razni bin Zaid r.a.
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
225. Abdullah bin Abdi Manaf r.a.
226. Jabir bin Abdullah bin Riab r.a.
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man r.a.
228. An-Nu’man bin Yasar r.a.
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir r.a.
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah r.a.
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah r.a.
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) r.a.
233. Abbas bin Amir bin Adi r.a.
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad r.a.
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais r.a.
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah r.a.
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus r.a.
238. Qais bin Mihshan bin Khalid r.a.
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid r.a.
240. Jubair bin Iyas bin Khalid r.a.
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman r.a.
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah r.a.
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid r.a.
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih r.a.
245. Al-Fakih bin Bisyr r.a.
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah r.a.
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah r.a.
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan r.a.
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah r.a.
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan r.a.
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid r.a.
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir r.a.
257. Khalifah bin Adi bin Amru r.a.
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan r.a.
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari r.a.
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man r.a.
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid r.a.
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza r.a.
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru r.a.
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani r.a.
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid r.a.
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid r.a.
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid r.a.
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah r.a.
272. Abdullah bin Qais bin Khalid r.a.
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani r.a.
274. Ishmah al-Asyja’i r.a.
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi r.a.
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man r.a.
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan r.a.
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru r.a.
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais r.a.
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais r.a.
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram r.a.
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit r.a.
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl r.a.
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit r.a.
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith r.a.
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi r.a.
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik r.a.
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru r.a.
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik r.a.
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid r.a.
291. Muhriz bin Amir bin Malik r.a.
292. Sawad bin Ghaziyyah r.a.
293. Abu Zaid Qais bin Sakan r.a.
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim r.a.
295. Sulaim bin Milhan r.a.
296. Haram bin Milhan r.a.
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah r.a.
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru r.a.
299. ‘Ishmah al-Asadi r.a.
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik r.a.
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah r.a.
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah r.a.
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud r.a.
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru r.a.
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah r.a.
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud r.a.
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal r.a.
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais r.a.
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi r.a.
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan r.a.
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah r.a.
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj r.a.
313. Oleh bin Syuqrat r.a. (khadam Nabi s.a.w.)
🌷🌹🌸سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله ،والله اكبر🌷🌹🌸✨
✨🌷🌹🌸للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم🌷🌹🌸✨
✨🌷🌹🌸رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا🌷🌹🌸✨
✨🌷🌹🌸استغفر الله للمؤمنين و المؤمنات x27 ✨🌷🌹🌸
💞🌹🌻✨Darkah Yaa Ahlal Madinah, Yaa Tarim Wa Ahlaha ✨🌻🌹💞
1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah s.a.w.
2. Abu Bakar al-Siddiq r.a.
3. Umar bin al-Khattab r.a.
4. Uthman bin Affan r.a.
5. Ali bin Abu Tolib r.a.
6. Talhah bin ‘Ubaidillah r.a.
7. Bilal bin Rabbah r.a.
8. Hamzah bin Abdul Muttolib r.a.
9. Abdullah bin Jahsyi r.a.
10. Al-Zubair bin al-Awwam r.a.
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim r.a.
12. Abdur Rahman bin ‘Auf r.a.
13. Abdullah bin Mas’ud r.a.
14. Sa’ad bin Abi Waqqas r.a.
15. Abu Kabsyah al-Faris r.a.
16. Anasah al-Habsyi r.a.
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi r.a.
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi r.a.
19. Abu Marthad al-Ghanawi r.a.
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib r.a.
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah r.a.
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) r.a.
26. Salim (maula Abu Huzaifah) r.a.
27. Sinan bin Muhsin r.a.
28. ‘Ukasyah bin Muhsin r.a.
29. Sinan bin Abi Sinan r.a.
30. Abu Sinan bin Muhsin r.a.
31. Syuja’ bin Wahab r.a.
32. ‘Utbah bin Wahab r.a.
33. Yazid bin Ruqais r.a.
34. Muhriz bin Nadhlah r.a.
35. Rabi’ah bin Aksam r.a.
36. Thaqfu bin Amir r.a.
37. Malik bin Amir r.a.
38. Mudlij bin Amir r.a.
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i r.a.
40. ‘Utbah bin Ghazwan r.a.
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) r.a.
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi r.a.
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) r.a.
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah r.a.
45. Umair bin Abi Waqqas r.a.
46. Al-Miqdad bin ‘Amru r.a.
47. Mas’ud bin Rabi’ah r.a.
48. Zus Syimalain Amru bin Amru r.a.
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi r.a.
50. Amir bin Fuhairah r.a.
51. Suhaib bin Sinan r.a.
52. Abu Salamah bin Abdul Asad r.a.
53. Syammas bin Uthman r.a.
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam r.a.
55. Ammar bin Yasir r.a.
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i r.a.
57. Zaid bin al-Khattab r.a.
58. Amru bin Suraqah r.a.
59. Abdullah bin Suraqah r.a.
60. Sa’id bin Zaid bin Amru r.a.
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) r.a.
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi r.a.
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
65. Amir bin Rabi’ah r.a.
66. Amir bin al-Bukair r.a.
67. Aqil bin al-Bukair r.a.
68. Khalid bin al-Bukair r.a.
69. Iyas bin al-Bukair r.a.
70. Uthman bin Maz’un r.a.
71. Qudamah bin Maz’un r.a.
72. Abdullah bin Maz’un r.a.
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un r.a.
74. Ma’mar bin al-Harith r.a.
75. Khunais bin Huzafah r.a.
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm r.a.
77. Abdullah bin Makhramah r.a.
78. Abdullah bin Suhail bin Amru r.a.
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah r.a.
80. Hatib bin Amru r.a.
81. Umair bin Auf r.a.
82. Sa’ad bin Khaulah r.a.
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah r.a.
84. Amru bin al-Harith r.a.
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah r.a.
86. Safwan bin Wahab r.a.
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah r.a.
88. Sa’ad bin Muaz r.a.
89. Amru bin Muaz r.a.
90. Al-Harith bin Aus r.a.
91. Al-Harith bin Anas r.a.
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik r.a.
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi r.a.
94. ‘Ubbad bin Waqsyi r.a.
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi r.a.
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz r.a.
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi r.a.
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj r.a.
99. Salamah bin Aslam bin Harisy r.a.
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan r.a.
101. ‘Ubaid bin Tayyihan r.a.
102. Abdullah bin Sahl r.a.
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid r.a.
104. Ubaid bin Aus r.a.
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd r.a.
106. Mu’attib bin ‘Ubaid r.a.
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi r.a.
108. Mas’ud bin Sa’ad r.a.
109. Abu Absi Jabr bin Amru r.a.
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi r.a.
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah r.a.
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail r.a.
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid r.a.
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar r.a.
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib r.a.
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir r.a.
117. Mubasyir bin Abdul Munzir r.a.
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir r.a.
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man r.a.
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy r.a.
121. Rafi’ bin Anjadah r.a.
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid r.a.
123. Tha’labah bin Hatib r.a.
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah r.a.
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi r.a.
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi r.a.
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi r.a.
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi r.a.
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi r.a.
130. Jubr bin ‘Atik r.a.
131. Malik bin Numailah al-Muzani r.a.
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi r.a.
133. Abdullah bin Jubair r.a.
134. Asim bin Qais bin Thabit r.a.
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
137. Salim bin Amir bin Thabit r.a.
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah r.a.
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man r.a.
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah r.a.
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah r.a.
142. Sa’ad bin Khaithamah r.a.
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah r.a.
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) r.a.
145. Al-Harith bin Arfajah r.a.
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair r.a.
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru r.a.
148. Abdullah bin Rawahah r.a.
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah r.a.
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah r.a.
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah r.a.
154. Abdullah bin Abbas r.a.
155. Yazid bin al-Harith bin Qais r.a.
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah r.a.
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah r.a.
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah r.a.
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru r.a.
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais r.a.
161. Abdullah bin Umair r.a.
162. Zaid bin al-Marini bin Qais r.a.
163. Abdullah bin ‘Urfutah r.a.
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais r.a.
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai r.a.
166. Aus bin Khauli bin Abdullah r.a.
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru r.a.
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah r.a.
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid r.a.
170. Amir bin Salamah r.a.
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad r.a.
172. Amir bin al-Bukair r.a.
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah r.a.
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan r.a.
175. ‘Ubadah bin al-Somit r.a.
176. Aus bin al-Somit r.a
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah r.a.
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus r.a.
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah r.a.
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam r.a.
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam r.a.
182. Amru bin Iyas r.a.
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru r.a.
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy r.a.
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid r.a.
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah r.a.
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais r.a.
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah r.a.
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan r.a.
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus r.a.
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani r.a.
194. Dhamrah bin Amru r.a.
195. Ziyad bin Amru r.a.
196. Basbas bin Amru r.a.
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi r.a.
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru r.a.
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh r.a.
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh r.a.
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) r.a.
202. Abdullah bin Amru bin Haram r.a.
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh r.a.
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid r.a.
207. Hubaib bin Aswad r.a.
208. Thabit bin al-Jiz’i r.a.
209. Umair bin al-Harith bin Labdah r.a.
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur r.a.
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ r.a.
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ r.a.
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais r.a.
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr r.a.
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr r.a.
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr r.a.
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr r.a.
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah r.a.
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid r.a.
222. Sawad bin Razni bin Zaid r.a.
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
225. Abdullah bin Abdi Manaf r.a.
226. Jabir bin Abdullah bin Riab r.a.
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man r.a.
228. An-Nu’man bin Yasar r.a.
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir r.a.
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah r.a.
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah r.a.
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) r.a.
233. Abbas bin Amir bin Adi r.a.
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad r.a.
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais r.a.
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah r.a.
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus r.a.
238. Qais bin Mihshan bin Khalid r.a.
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid r.a.
240. Jubair bin Iyas bin Khalid r.a.
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman r.a.
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah r.a.
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid r.a.
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih r.a.
245. Al-Fakih bin Bisyr r.a.
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah r.a.
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah r.a.
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan r.a.
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah r.a.
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan r.a.
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid r.a.
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir r.a.
257. Khalifah bin Adi bin Amru r.a.
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan r.a.
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari r.a.
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man r.a.
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid r.a.
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza r.a.
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru r.a.
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani r.a.
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid r.a.
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid r.a.
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid r.a.
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah r.a.
272. Abdullah bin Qais bin Khalid r.a.
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani r.a.
274. Ishmah al-Asyja’i r.a.
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi r.a.
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man r.a.
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan r.a.
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru r.a.
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais r.a.
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais r.a.
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram r.a.
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit r.a.
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl r.a.
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit r.a.
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith r.a.
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi r.a.
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik r.a.
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru r.a.
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik r.a.
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid r.a.
291. Muhriz bin Amir bin Malik r.a.
292. Sawad bin Ghaziyyah r.a.
293. Abu Zaid Qais bin Sakan r.a.
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim r.a.
295. Sulaim bin Milhan r.a.
296. Haram bin Milhan r.a.
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah r.a.
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru r.a.
299. ‘Ishmah al-Asadi r.a.
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik r.a.
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah r.a.
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah r.a.
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud r.a.
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru r.a.
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah r.a.
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud r.a.
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal r.a.
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais r.a.
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi r.a.
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan r.a.
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah r.a.
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj r.a.
313. Oleh bin Syuqrat r.a. (khadam Nabi s.a.w.)
🌷🌹🌸سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله ،والله اكبر🌷🌹🌸✨
✨🌷🌹🌸للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وسلم🌷🌹🌸✨
✨🌷🌹🌸رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا,رب اغفر لي و لوالديا🌷🌹🌸✨
✨🌷🌹🌸استغفر الله للمؤمنين و المؤمنات x27 ✨🌷🌹🌸
💞🌹🌻✨Darkah Yaa Ahlal Madinah, Yaa Tarim Wa Ahlaha ✨🌻🌹💞
KAROMAH SULTHONUL DAROJATIL AULIYA’ SYAIKH ABU HASAN ASY SYADZILI
SAYYID ABU HASAN ASYADILI RA..
( THORIQOH SYADILIYYAH ).
KAROMAH AULIYA’ SYAIKH ABU HASAN ASY SYADZILI RA
Asy-Syadzili berkulit sawo matang, berbadan kurus, perawakannya tinggi, pipinya tipis, jari-jari kedua tangannya panjang, dan lidahnya fasih serta perkataannya baik.[1] Dia tidak terlalu membatasi diri dalam makan dan minum. Dia selalu mengenakan pakaian yang indah setiap kali memasuki masjid. Dia tidak pernah terlihat memakai baju-baju bertambalan sebagaimana yang dipakai oleh sebagian sufi, bahkan selalu mengenakan pakaian bagus. Dia menyukai kuda, memelihara, dan menungganginya. Dia selalu menasihatkan untuk bersikap moderat.[1]
SAYYID ABU HASAN ASYADILI RA..
( THORIQOH SYADILIYYAH ).
KAROMAH AULIYA’ SYAIKH ABU HASAN ASY SYADZILI RA
Abul Hasan Asy-Syadzili (bahasa Arab: أبو الحسن الشاذلي) (lahir
Ghumarah, Maroko, 1197 - wafat Humaitsara, Mesir, 1258) adalah pendiri
Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di
dunia. Ia dipercayai oleh para pengikutnya sebagai salah seorang
keturunan Nabi Muhammad, yang lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah,
daerah Maghreb (sekarang termasuk wilayah Maroko, Afrika Utara) pada
tahun 593 H/1197 M.
Sulthonul Auliya’ Syaikh Abul Hasan Asy
Syadzili ra adalah seorang yang dianugerahi karomah yang sangat banyak,
tidak ada yang bisa menghitung karomahnya kecuali Allah SWT. Dan
sebagian dari karomah beliau antara lain adalah :
1.Allah SWt
menganugerahkan kepada beliau kunci seluruh Asma-Asma, sehingga
seandainya seluruh manusia dan jin menjadi penulis beliau (untuk menulis
ilmu-ilmu beliau) mereka akan lelah dan letih, sedangkan ilmu beliau
belum habis.
2.Beliau adalah sangat terpuji akhlaqnya, sifat
mudah menolong dan kedermawanannya dari sejak usia anak-anak sampai
ketika umur enam tahun telah mengenyangkan orang-orang yang kelaparan
pada penduduk Negara Tunisia dengan uang yang berasal dari alam ghoib
(uang pemberian Allah secara langsung kepada beliau.
3.Beliau
didatangi Nabiyulloh Khidir as untuk menetapkan “wilayatul adzimah”
kepada beliau (menjadi seorang wali yang mempunyai kedudukan tinggi)
ketika beliau baru berusia enam tahun.
4.Beliau bisa mengetahui batin isi hati manusia
5.Beliau pernah berbicara dengan malaikat dihadapan murid-muridnya
6.Beliau menjaga murid-muridnya meskipun di tempat yang jauh
7.Beliau mampu memperlihatkan/menampakkan ka’bah dari negara Mesir
8.Beliau tidak pernah putus melihat/menjumpai Lailatul Qodar semenjak
usia baligh hingga wafatnya beliau. Sehingga beliau berkata : Apabila
Awal Puasa ramadhan jatuh pada hari Ahad maka Lailatul Qodarnya jatuh
pada malam 29, Awal Puasa pada hari Senin Lailatul Qodarnya malam 21,
Awal puasa pada hari Selasa Lailatul Qodarnya malam 27, Awal puasa pada
hari Rabu Lailatul Qodarnya malam 19, awal puasa pada hari Kamis
Lailatul Qodarnya malam 25, awal puasa pada hari jum’at maka Lailatul
Qodarnya pada malam 17, sedangkan bila awal puasa pada hari Sabtu maka
Lailatul Qodarnya jatuh pada malam 23
9.Barang siapa yang
meninggal dan dikubur sama dengan hari meninggal dan dikuburkannya
beliau, maka Allah akan mengampuni seluruh dosanya
10.Doa Beliau Mustajabah (dikabulkan oleh Allah SWT)
11.Beliau tidak pernah terhalang sekejap mata pandangannya dari
Rasulullah saw selama 40 tahun (artinya beliau selalu berjumpa dengan
Rasulullah selama 40 tahun)
12.Beliau dibukakan (oleh Allah) bisa
melihat lembaran buku murid-murid yang masuk kedalam thoriqohnya,
padahal lebar bukunya tersebut berukuran sejauh mata memandang. Hal ini
berlaku bagi orang yang langsung baiat kepada beliau dan juga bagi orang
sesudah masa beliau sampai dengan akhir zaman. Dan seluruh
murid-muridnya (pengikut thoriqohnya) diberi karunia bebas dari neraka.
Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra sungguh telah digembirakan diberi
karunia, barang siapa yang melihat beliau dengan rasa cinta dan rasa
hormat tidak akan mendapatkan celaka.
13.Beliau menjadi sebab keselamatan murid-muridnya/pengikutnya (akan memberikan syafaat di akhirat)
14.Beliau berdo’a kepada Allah SWT, agar menjadikan tiap-tiap wali
Qutub sesudah beliau sampai akhir zaman diambil dari golongan
thoriqohnya. Dan Allah telah mengabulkan Do’a beliau tersebut. Maka dari
itu wali Qutub sesudah masa beliau sampai akhir zaman diambil dari
golongan pengikut beliau.
15.Syaikh Abul Abbas Al Mursi ra
berkata : “Apabila Allah SWT menurunkan bala/bencana yang bersifat umum
maka pengikut thoriqoh syadziliyah akan selamat dari bencana tersebut
sebab karomah syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra”.
16.Syaikh
Syamsudin Al-Hanafi ra mengatakan bahwa pengikut thoriqoh syadziliyah
dikaruniai kemulyaan tiga macam yang tidak diberikan pada golongan
thoriqoh yang lainnya :
a. Pengikut thoriqoh Syadziliyah telah dipilih di lauhil mahfudz
b. Pengikut thgoriqoh syadziliyah apabila jadzab/majdub akan cepat kembali seperti sedia kala.
c. Seluruh Wali Qutub yang diangkat sesudah masa syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra akan diambil dari golongan ahli thoriqoh Sadziliyah.
b. Pengikut thgoriqoh syadziliyah apabila jadzab/majdub akan cepat kembali seperti sedia kala.
c. Seluruh Wali Qutub yang diangkat sesudah masa syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra akan diambil dari golongan ahli thoriqoh Sadziliyah.
17.Apabila beliau mengasuh/mengajar murid-muridnya sebentar saja, sudah akan terbuka hijab.
18.Rasulullah saw memberikan izin bagi orang yang berdo’a Kepada Allah
SWT dengan bertawasul kepada Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili.
Asy-Syadzili berkulit sawo matang, berbadan kurus, perawakannya tinggi, pipinya tipis, jari-jari kedua tangannya panjang, dan lidahnya fasih serta perkataannya baik.[1] Dia tidak terlalu membatasi diri dalam makan dan minum. Dia selalu mengenakan pakaian yang indah setiap kali memasuki masjid. Dia tidak pernah terlihat memakai baju-baju bertambalan sebagaimana yang dipakai oleh sebagian sufi, bahkan selalu mengenakan pakaian bagus. Dia menyukai kuda, memelihara, dan menungganginya. Dia selalu menasihatkan untuk bersikap moderat.[1]
Sumber : “Tanwirul
Ma’ali manaqibi Ali bin Abil Hasan Asy Syadzili“ karya Syaikh Muhammad
Nahrowi (mbah Dalhar) bin Abdurrahman, Watu Congol, Muntilan – Magelang.
Dahsyatnya
لا حول ولا قوة إلا بالله
'Auf bin Malik Al-Asyja'i pergi menemui Rosulullah saw. Dan berkata :
Ya Rosulullah sesungguhnya anakku Malik pergi bersamamu berperang di jalan Allah dan ia blm pulang, apa yg harus saya perbuat?
Padahal seluruh pasukan sdh pulang.
Rosulullah saw bersabda :
Ya 'Auf perbanyaklah kamu dan istrimu mengucapkan
لا حول ولا قوة إلا بالله
Auf pulang ke rmh dan istrinya sendiri menanti anaknya yg blm datang.
melihat suaminya datang istrinya bertanya :
Wahai 'Auf apa yg diberikan Rosulullah saw ?
Auf menjawab : beliau mewasiatkan utk ku dan kamu juga agar kita banyak mengucapkan
لا حول ولا قوة إلا بالله
Apa jawaban istri yg sholehah dan sabar ini ?
Ya sungguh benar Rosulullah saw.
Akhirnya mereka berdua duduk terus berdzikir dg
لا حول ولا قوة إلا بالله
Malik menjawab:
Maka Auf berkata : wahai ananda bukankah jarak antara musuh dan kita jauh sekali?
Bagaimana kamu bisa datang dalam waktu satu malam?
Malik jawab: wahai ayahanda, demi Allah ketika ikatan itu lepas saya merasa ada Malaikat yang membawa saya.
Subhanallahal 'adzim
Maka Auf mendatangi Rosulullah saw utk memberi kabar beliau.
Tapi sebelum Auf memberi kabar beliau.
Rosulullah saw mengatakan kepada Auf : wahai Auf bergembiralah bahwa Allah swt menurunkan ayatnya tentang urusanmu:
ومن يتق الله يجعل له مخرجا
ويرزقه من حيث لا يحتسب ومن يتوكل على الله فهو حسبه إن الله بالغ أمره قد جعل الله لكل شيئ قدرا
Ketahuilah sesungguhnya
لا حولا ولا قوة إلا بالله
Adalah harta terpendam dibawah singgasana 'Arsy Ar-Rahman.
Ia adalah obat bagi 99 penyakit, yg paling ringan adalah penyakit gundah.
Subhanallah..
Saudara2ku..
Jika mau share niatkanlah dg baik mudah2an bisa jadi obat bagi masalah kita semua.
لا حول ولا قوة إلا بالله
'Auf bin Malik Al-Asyja'i pergi menemui Rosulullah saw. Dan berkata :
Ya Rosulullah sesungguhnya anakku Malik pergi bersamamu berperang di jalan Allah dan ia blm pulang, apa yg harus saya perbuat?
Padahal seluruh pasukan sdh pulang.
Rosulullah saw bersabda :
Ya 'Auf perbanyaklah kamu dan istrimu mengucapkan
لا حول ولا قوة إلا بالله
Auf pulang ke rmh dan istrinya sendiri menanti anaknya yg blm datang.
melihat suaminya datang istrinya bertanya :
Wahai 'Auf apa yg diberikan Rosulullah saw ?
Auf menjawab : beliau mewasiatkan utk ku dan kamu juga agar kita banyak mengucapkan
لا حول ولا قوة إلا بالله
Apa jawaban istri yg sholehah dan sabar ini ?
Ya sungguh benar Rosulullah saw.
Akhirnya mereka berdua duduk terus berdzikir dg
لا حول ولا قوة إلا بالله
Sampai saat malam yg gelap tiba, seketika ada yg mengetuk pintu, dan
Auf berdiri membuka pintu, ternyata yg datang adalah anaknya Malik
membawa banyak sekali domba sbgai gonimah.
maka Auf bertanya : apa ini?Malik menjawab:
Sesungguhnya musuh menangkapku dan mengikatku dg rantai besi dan
mengikat dua kakiku, maka ketika malam tiba saya berusaha keras utk
kabur tp tidak bisa, karena kuatnya ikatan dikedua tangan dan kaki,
Tiba-tiba ikatan borgol yg dari besi perlahan-lahan longgar sehingga ikatan dikedua tangan dan kaki bisa lepas.
Maka saya bisa datang sekarang dg kambing2 orang Musyrikin ini.Maka Auf berkata : wahai ananda bukankah jarak antara musuh dan kita jauh sekali?
Bagaimana kamu bisa datang dalam waktu satu malam?
Malik jawab: wahai ayahanda, demi Allah ketika ikatan itu lepas saya merasa ada Malaikat yang membawa saya.
Subhanallahal 'adzim
Maka Auf mendatangi Rosulullah saw utk memberi kabar beliau.
Tapi sebelum Auf memberi kabar beliau.
Rosulullah saw mengatakan kepada Auf : wahai Auf bergembiralah bahwa Allah swt menurunkan ayatnya tentang urusanmu:
ومن يتق الله يجعل له مخرجا
ويرزقه من حيث لا يحتسب ومن يتوكل على الله فهو حسبه إن الله بالغ أمره قد جعل الله لكل شيئ قدرا
Ketahuilah sesungguhnya
لا حولا ولا قوة إلا بالله
Adalah harta terpendam dibawah singgasana 'Arsy Ar-Rahman.
Ia adalah obat bagi 99 penyakit, yg paling ringan adalah penyakit gundah.
Subhanallah..
Saudara2ku..
Jika mau share niatkanlah dg baik mudah2an bisa jadi obat bagi masalah kita semua.
KAPAN KITA BICARA & KAPAN KITA DIAM...
• Alangkah indahnya DIAM,
bila BICARA dapat menyakiti orang lain...
• Alangkah terhormatnya DIAM,
bila BICARA hanya untuk merendahkan
orang lain...
• Alangkah bagusnya DIAM,
bila BICARA bisa mengakibatkan terhinanya
orang lain...
• Alangkah cerdiknya DIAM,
bila BICARA dapat menjerumuskan orang lain...
• Alangkah bijaknya DIAM,
bila BICARA hanya untuk merugikan orang lain...
Akan tetapi...
» Betapa dahsyatnya BICARA,
bila DIAM itu mengakibatkan celakanya orang lain...
» Betapa saktinya BICARA,
bila DIAM itu menjadikan ruginya orang lain...
» Betapa hebatnya BICARA,
bila DIAM membuat tidak sadarnya kesalahan yang terus dilakukan orang lain...
» Betapa pentingnya BICARA,
bila DIAM mengakibatkan semakin bodohnya
orang lain...
» Betapa TAJAM-nya kata2 kita saat kita sedang marah & betapa TEDUH-nya kata2 kita saat kita sedang senang...
Maka pertimbangkanlah...
Kapan kita DIAM & kapan kita harus BICARA...
"Jangan bicara tentang Hartamu dihadapan
orang miskin...
"Jangan bicara Kesehatanmu dihadapan
orang sakit...
"Jangan bicara Kekuatanmu dihadapan
orang lemah...
"Jangan bicara Kebahagiaanmu dihadapan
orang yang sedang sedih...
"Jangan bicara Kebebasanmu dihadapan
orang yang terpenjara...
"Jangan bicara tentang Anakmu dihadapan
orang yang tidak punya anak...
Seorang yang BIJAK ibarat AIR
yang selalu
Tenang dan menenangkan...
Suci dan menyucikan...
Sejuk dan menyejukkan...
Segar dan menyegarkan...
Lembut dan melembutkan...
Jadilah seperti Air yang selalu mencari tempat yang lebih rendah... Bermakna
(rendah hati, tidak pernah menyombongkan diri dan tidak pernah merendahkan atau menghina orang lain...)
Jadilah seperti air yang selalu
memberi kehidupan bagi apapun dan siapapun...
MARI BERUSAHA MENCINTAI SEMUA ORANG DAN TIDAK MEMBENCI SIAPAPUN
• Alangkah indahnya DIAM,
bila BICARA dapat menyakiti orang lain...
• Alangkah terhormatnya DIAM,
bila BICARA hanya untuk merendahkan
orang lain...
• Alangkah bagusnya DIAM,
bila BICARA bisa mengakibatkan terhinanya
orang lain...
• Alangkah cerdiknya DIAM,
bila BICARA dapat menjerumuskan orang lain...
• Alangkah bijaknya DIAM,
bila BICARA hanya untuk merugikan orang lain...
Akan tetapi...
» Betapa dahsyatnya BICARA,
bila DIAM itu mengakibatkan celakanya orang lain...
» Betapa saktinya BICARA,
bila DIAM itu menjadikan ruginya orang lain...
» Betapa hebatnya BICARA,
bila DIAM membuat tidak sadarnya kesalahan yang terus dilakukan orang lain...
» Betapa pentingnya BICARA,
bila DIAM mengakibatkan semakin bodohnya
orang lain...
» Betapa TAJAM-nya kata2 kita saat kita sedang marah & betapa TEDUH-nya kata2 kita saat kita sedang senang...
Maka pertimbangkanlah...
Kapan kita DIAM & kapan kita harus BICARA...
"Jangan bicara tentang Hartamu dihadapan
orang miskin...
"Jangan bicara Kesehatanmu dihadapan
orang sakit...
"Jangan bicara Kekuatanmu dihadapan
orang lemah...
"Jangan bicara Kebahagiaanmu dihadapan
orang yang sedang sedih...
"Jangan bicara Kebebasanmu dihadapan
orang yang terpenjara...
"Jangan bicara tentang Anakmu dihadapan
orang yang tidak punya anak...
Seorang yang BIJAK ibarat AIR
yang selalu
Tenang dan menenangkan...
Suci dan menyucikan...
Sejuk dan menyejukkan...
Segar dan menyegarkan...
Lembut dan melembutkan...
Jadilah seperti Air yang selalu mencari tempat yang lebih rendah... Bermakna
(rendah hati, tidak pernah menyombongkan diri dan tidak pernah merendahkan atau menghina orang lain...)
Jadilah seperti air yang selalu
memberi kehidupan bagi apapun dan siapapun...
MARI BERUSAHA MENCINTAI SEMUA ORANG DAN TIDAK MEMBENCI SIAPAPUN
SATU KALI DZIKIR SIRR SEBANDING DENGAN 35 JUTA DZIKIR LISAN.
(SAYID ALI JAMAAT SHAH NAQSYBANDI-MUJADDIDI)
ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINA MUHAMMAD WA 'ALAA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD.
JIKA ASMA ALLAH DIUCAPKAN SEKALI SAJA DENGAN LISAN, ITU DISEBUT DZIKIR
(MENGINGAT) LISAN...NAMUN JIKA NAMA ALLAH DIINGAT DENGAN HATI, MAKA ITU
AKAN SEBANDING DENGAN TIGA PULUH LIMA JUTA UCAPAN-UCAPAN (DZIKIR)
LISAN...ITULAH DZIKIR HATI ATAU DZIKIR SIRR.
ADA 35 JUTA PEMBULUH
DARAH DALAM TUBUH DAN SEMUA TERHUBUNG KE JANTUNG...JIKA NAMA ALLAH
DIUCAPKAN, BAHKAN SEKALI SAJA (DENGAN HATI) MAKA SEMUA YANG MENGALIR
MENGUCAPKAN JUGA.
ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINA MUHAMMAD WA 'ALAA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD.
Keistimewaan
sholawat al-Fatih itu sangat sulit di terima oleh akal, karena ia
merupakan rahasia Allah SWT yang tersembunyi.Seandainya ada 100,000
bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100,000 kaum, dan setiap
kaum terdiri dari 100,000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang
oleh Allah SWT sampai 100,000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada
nabi setiap hari 100,000 x, semua pahala itu belum dapat menandingi
pahala membaca sholawat al-Fatih 1x.
Di ambil dr kitab ( al-Fathur Robbany karyaSayyid Muhammad bin Abdillah as-Syafi`ieat-Thoshfaawy at-Tijany hal 99-100 )
Di ambil dr kitab ( al-Fathur Robbany karyaSayyid Muhammad bin Abdillah as-Syafi`ieat-Thoshfaawy at-Tijany hal 99-100 )
Keagungan Shalat 5 Waktu
(Kitab Raudhatul Ulama)
Wallahua'lam
Dari Muadz Bin Jabbal dan Dari Jabir bin Abdullah meriwayatkan "
Tatkala Rasulullah di mi'rajkan ,pada langit pertama beliau melihat para
malaikat yang berdzikir kepada Allah ta'ala sejak mereka di ciptakan
Allah ,tanpa mengangkat kepala.
Pada langit kedua " beliau
melihat para malaikat yang beruku' kepada Allah sejak mereka di ciptakan
Allah ,tanpa mengangkat kepala mereka
pada langit ke tiga "
beliau melihat para malaikat yang bersujud kepada Allah sejak mereka di
ciptakan ,tanpa mengangkat kepala mereka ,selain ketika Rasulullah
menyampaikan salamnya kepada mereka ,barulah mereka mengangkat kepala
mereka dan menjawab salam Rasulullah Saw ,selanjutnya mereka bersujud
lagi sampai hari kiyamat dan oleh karenanya sujud dalam Shalat menjadi
dua kali
pada langit ke empat " beliau melihat para malaikat yang bertasyahud
pada langit kelima " beliau melihat para malaikat yang bertasbih
pada langit ke enam " beliau melihat malaikat yang bertakbir dan bertahlil
pada langit ke tujuh " beliau melihat para malaikat yang membaca salam
sejak mereka di ciptakan ,Rasulullah pun ingin agar beliau dan umatnya
mempunyai ibadah ibadah seperti malaikat" yang beliau jumpai dari langit
pertama sampai ke tujuh tersebut ,Allah pun mengetahui keinginan dan
kerinduan Nabi ,, ,lalu dia kumpulkan ibadah malaikat di langit yang
tujuh itu ,dan dengan ibadah itu dia memuliakan Nabi seraya berfirman "
Barangsiapa menunaikan Shalat yang lima (Lima waktu) ,maka dia akan
memperoleh pahala ibadah para malaikat di tujuh langit
Wallahua'lam
Ada
seorang yang berpaham Wahabi bertanya kepada al-Habib Umar bin
Hafidz.“Kenapa ziarah maqam Awliya (Para Wali Allah) ? sedangkan mereka
tiada memberi kuasa apa-apa dan tempat meminta hanya pada
Allah…!!!”Al-Habib Umar bin Hafidz lantas menjawab:“Benar wahai
saudaraku, aku juga sama pegangan denganmu bahwa mereka tiada mempunyai
kekuasaan apa-apa. Tetapi sedikit perbedaan aku dengan dirimu, karena
aku lebih senang menziarahi mereka karena bagiku mereka tetap hidup
dalam membangkitkan jiwa yang mati ini kepada cinta Tuhan.Tapi aku juga
heran, kenapa engkau tiada melarang aku menziarahi ahli dunia, mereka
juga tiada kuasa apa-apa. Malah mematikan hati. Yang hidupnya mereka
bagiku seperti mayat yang berjalan. Kediaman mereka adalah pusara yang
tiada membangkitkan jiwa pada cinta Tuhan.Kematian dan kehidupan di sisi
Allah adalah jiwa. Banyak mereka yang dilihat hidup tapi sebenarnya
mati, banyak mereka yang dilihat mati tapi sebenarnya hidup, banyak yang
menziarahi pusara terdiri dari orang yang mati sedangkan dalam pusara
itulah orang yang hidup.Aku lebih senang menziarahi maqam kekasih Allah
dan para syuhada walaupun hanya pusara, tetapi ia mengingatkan aku akan
kematian, kerena ia mengingatkan aku bahwa hidup adalah perjuangan,
karena aku dapat melihat jiwa mereka ada kuasa cinta yang hebat sehingga
mereka dicintai oleh Tuhannya lantaran kebenarannya cinta.Wahai
saudaraku, aku ziarah maqam Awliya, karena pada maqam mereka ada cinta,
lantaran Cinta Allah pada mereka seluruh tempat persemadian mereka
dicintai Allah. Cinta tiada mengalami kematian, ia tetap hidup dan terus
hidup dan akan melimpah kepada para pencintanya.Aku berziarah karena
sebuah cinta mengambil semangat mereka agar aku dapat mengikut mereka
dalam mujahadahku mengangkat tangan di sisi maqam mereka bukan meminta
kuasa dari mereka, akan tapi memohon kepada Allah agar aku juga dicintai
Allah, sebagaimana mereka dicintai Allah.”
Ada kisah yang yang perlu kita renungkan, yaitu kisah Nabi Musa as.
Suatu ketika Nabi Musa as duduk bersandar di sebuah pohon, tiba-tiba
muncul dari dalam tanah seekor cacing merah. Saat itu Nabi Musa as
langsung bergumam sendiri: “Buat apa Allah menciptakan seekor cacing
merah yang menjijikan seperti ini.” Ternyata Allah mengijinkan pada
cacing itu dapat berbicara hingga Nabi Musa as dapat mendengar
ucapannya. Cacing berkata: “Wahai Nabi
Allah aku diciptakan Allah agar aku dapat membaca tasbih ( subhanalloh,
walhamdulillah, walaa ilaa ha illalloh, walloohu akbar) di siang hari
1000 kali dan membaca sholawat ( allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa
‘alaa ‘aali Muhammad saw ) kepada Nabi Muhammad SAW di malam hari 1000
kali.
Mendengar jawaban itu
Nabi Musa as tertunduk malu dengan cacing yang kelihatannya menjijikan.
Lalu beliau bertobat kepada Allah. Bagaimana dengan kita, sudahkan kita
bertasbih dan membaca sholawat 1000 kali dalam sehari? apakah kita
lebih mulia dari cacing atau lebih hina?
Jika belum mari kita berusaha dengan kemampuan kita masing-masing... jangan sampai kita dikalahkan oleh seekor cacing merah yang menjijikkan.
Sumber : MUKAASYAFATUL QULUB, karya Imam Ghozali
bab Al-Haya.
Jika belum mari kita berusaha dengan kemampuan kita masing-masing... jangan sampai kita dikalahkan oleh seekor cacing merah yang menjijikkan.
Sumber : MUKAASYAFATUL QULUB, karya Imam Ghozali
bab Al-Haya.
Cukup Mengejutkan buat kamu Katolik pada khususnya, Paus Yohanes II,
atau yang akrab di panggil Sri Paus, pimpinan umat katholik sedunia
lakukan pidato resmi Vatikan pada dunia internasional tentang sikap
resminya pada perseteruan berdarah Israel-Palestina di Timur Tengah yang
kembali memanas akhir-akhir ini. Tetapi apa yang lalu dikatakannya di
depan beberapa ribu umat katholik itu nyatanya betul-betul adalah momen
yang begitu mengagetkan! Bahkan juga bisa disebutkan sebagai " berita
era ini ". Seperti petir di siang bolong, pada jam 17. 00 saat setempat,
Sri Paus menginformasikan pada semua dunia kalau sejak saat itu, detik
itu, beliau menyebutkan dianya masuk kedalam agama Islam.
Karena sangat mengagetkannya pengumuman itu, 16 orang diantara beberapa
ribu umat yang dengarkan pidato segera Sri Paus, segera dilarikan ke
tempat tinggal sakit lantaran memperoleh serangan jantung mendadak. Cuma
5 nyawa diantara mereka yang sukses diselamatkan. Saat Sri Paus
menyampaikan sikapnya dalam pidato tanpa ada teksnya itu, semuanya umat
terlihat demikian serius dengarkan. Sebagian pimpinan Vatikan terlihat
seperti tidaklah terlalu kaget, bahkan juga sebagian diantara mereka
yang dengarkan pidato Sri Paus itu tengah memegang suatu hal.
Mungkin saja banyak umat katholik dihadapan Sri Paus yang heran dengan benda apa yang dipegang oleh sebagian Kardinal serta pimpinan Vatikan itu. Nyatanya mereka tengah memegang tasbih, sembari mulutnya tampak seperti tengah membacakan ayat-ayat. Nyatanya beberapa pimpinan serta pengurus Vatikan semuanya sudah mengetahui kalau sejak sebagian bln. paling akhir, Sri Paus bahkan juga telah mulai lakukan sholat serta puasa. Serta itu juga dikerjakan berbarengan dengan mereka semua.
Berikut sedetailnya pidato Sri Paus itu, yang sesudah jadi mu'allaf, namanya sudah beralih jadi Ahmad Sri Paus (agar umatnya tidaklah terlalu kaget, jadi Ahmad Sri Paus tak mengatakan salam sebelumnya mengawali pidatonya) :
" Yang terhormat umatku, yang ada dalam Kasih Tuhan. Hari ini yaitu hari minggu yang cerah. Maksud saya berdiri di podium ini tidak lain yaitu untuk bikin pengumuman utama yang perlu saya umumkan ke semua penjuru dunia sekarang ini juga. Yang mana menurut saya, makin saya tutup-tutupi apa yang menginginkan saya kemukakan itu, malah bakal makin tak baik. Ini semuanya terkait dengan pilihan jiwa serta hati nurani saya. Telah sepanjang beberapa puluh th. kalian semuanya tahu kalau saya yaitu seseorang pemeluk agama katholik yang ta'at. Bahkan juga saya yaitu pemimpin umat katholik di semua dunia, sekalian sebagai wakil Tuhan didunia ini, atau Ficarius Filii Dei. Saya mewakili masalah Allah untuk dunia ini, memberi amnesti, abolisi serta grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandat seutuhnya dari Allah ".
" Tetapi mulai saat ini saya tidak dapat berdusta lagi. Sebenarnya mulai sejak beberapa puluh th. lantas, saya telah tidak yakini lagi kebenaran dari agama katholik ini. Lantaran makin saya memahami alkitab, makin terang juga beberapa kekeliruan yang saya dapatkan dalam kitab ini. Jadi itu, saya berupaya membandingkannya dengan kitab-kitab suci yang lain. Dengan kitab injilnya kristen protestant, jadi makin rusak. Dengan kitab wedhanya umat hindhu, tuhannya ada juga 3. Barulah saat saya mulai membaca Al'Qur'anul Karim, saya ketahui apa yang sampai kini sebenarnya saya mencarinya. "
(Beberapa ribu umat yang ada dihadapan Sri Paus terlihat bingung serta sama-sama bertanya-tanya). Lalu Sri Paus meneruskan ucapannya :
" Namun saat itu saya masihlah takut dengan ancaman yang mungkin saja saya terima bila saya nekat keluar dari agama katholik. Tetapi saat ini saya berani memutuskan utama ini. Saya tidak bakal takut lagi pada ancaman pembunuhan yang mungkin saja bakal selekasnya saya hadapi. Saya cuma menginginkan hidup tenang, terlebih jiwa spiritual saya. Saya begitu berhadap supaya umat agama kristen, kristen apa pun itu, tidak bakal membunuh saya cuma lantaran pilihan hidup pribadi saya ini. Saya telah tua, telah udzur. Bahkan juga badan saya juga telah bongkok. "
(Hingga disini, sebagian umat terlihat mulai menitikkan air mata lantaran terharu).
" Saya yakin Allah itu satu. Serta saya juga yakin kalau Nabi Muhammad itu yaitu utusan-Nya. Asyhadu Allaaa ilaaa ha illallaaah, wa asyhaduannaaa muhammadur rasullullaaaah (Ahmad Sri Paus mengatakannya dengan terbata-bata). Saya ketahui konskwensi serta mungkin saja reaksi dari umat kristen di semua dunia bila saya lakukan pengumuman ini. Namun saya sangat terpaksa mengerjakannya, minimum untuk diri saya sendiri. Saya cemas bakal kehidupan saya di akhirat kelak apabila tetaplah ada dalam jeratan kekafiran. "
Dari info di atas kita bisa mengambil rangkuman kalau tak ada kesangsian buat kita memeluk islam. makin hari makin banyak beberapa pejabat kristen, ilmuwan, astronot, dan lain-lain yang sadar bakal kebenaran islam, mereka masuk islam bukanlah karna ada paksaan namun murni dari hati nurani mereka sendiri sesudah memperoleh hidayah serta bukti kebenaran dalam islam, islam bakal makin berjaya seperti sudah di sampaikan oleh rasulullah kalau islam bakal berjaya kelak diakhir jaman, syukurlah untuk mereka yang memperoleh hidayah dari tuhan, demikian sebaliknya celakalah mereka yg tidak memeluk islam. Silahkan cek di youtube untuk referensinya KLIK DISINI
Mungkin saja banyak umat katholik dihadapan Sri Paus yang heran dengan benda apa yang dipegang oleh sebagian Kardinal serta pimpinan Vatikan itu. Nyatanya mereka tengah memegang tasbih, sembari mulutnya tampak seperti tengah membacakan ayat-ayat. Nyatanya beberapa pimpinan serta pengurus Vatikan semuanya sudah mengetahui kalau sejak sebagian bln. paling akhir, Sri Paus bahkan juga telah mulai lakukan sholat serta puasa. Serta itu juga dikerjakan berbarengan dengan mereka semua.
Berikut sedetailnya pidato Sri Paus itu, yang sesudah jadi mu'allaf, namanya sudah beralih jadi Ahmad Sri Paus (agar umatnya tidaklah terlalu kaget, jadi Ahmad Sri Paus tak mengatakan salam sebelumnya mengawali pidatonya) :
" Yang terhormat umatku, yang ada dalam Kasih Tuhan. Hari ini yaitu hari minggu yang cerah. Maksud saya berdiri di podium ini tidak lain yaitu untuk bikin pengumuman utama yang perlu saya umumkan ke semua penjuru dunia sekarang ini juga. Yang mana menurut saya, makin saya tutup-tutupi apa yang menginginkan saya kemukakan itu, malah bakal makin tak baik. Ini semuanya terkait dengan pilihan jiwa serta hati nurani saya. Telah sepanjang beberapa puluh th. kalian semuanya tahu kalau saya yaitu seseorang pemeluk agama katholik yang ta'at. Bahkan juga saya yaitu pemimpin umat katholik di semua dunia, sekalian sebagai wakil Tuhan didunia ini, atau Ficarius Filii Dei. Saya mewakili masalah Allah untuk dunia ini, memberi amnesti, abolisi serta grasi atas ummat manusia yang berdosa dengan mandat seutuhnya dari Allah ".
" Tetapi mulai saat ini saya tidak dapat berdusta lagi. Sebenarnya mulai sejak beberapa puluh th. lantas, saya telah tidak yakini lagi kebenaran dari agama katholik ini. Lantaran makin saya memahami alkitab, makin terang juga beberapa kekeliruan yang saya dapatkan dalam kitab ini. Jadi itu, saya berupaya membandingkannya dengan kitab-kitab suci yang lain. Dengan kitab injilnya kristen protestant, jadi makin rusak. Dengan kitab wedhanya umat hindhu, tuhannya ada juga 3. Barulah saat saya mulai membaca Al'Qur'anul Karim, saya ketahui apa yang sampai kini sebenarnya saya mencarinya. "
(Beberapa ribu umat yang ada dihadapan Sri Paus terlihat bingung serta sama-sama bertanya-tanya). Lalu Sri Paus meneruskan ucapannya :
" Namun saat itu saya masihlah takut dengan ancaman yang mungkin saja saya terima bila saya nekat keluar dari agama katholik. Tetapi saat ini saya berani memutuskan utama ini. Saya tidak bakal takut lagi pada ancaman pembunuhan yang mungkin saja bakal selekasnya saya hadapi. Saya cuma menginginkan hidup tenang, terlebih jiwa spiritual saya. Saya begitu berhadap supaya umat agama kristen, kristen apa pun itu, tidak bakal membunuh saya cuma lantaran pilihan hidup pribadi saya ini. Saya telah tua, telah udzur. Bahkan juga badan saya juga telah bongkok. "
(Hingga disini, sebagian umat terlihat mulai menitikkan air mata lantaran terharu).
" Saya yakin Allah itu satu. Serta saya juga yakin kalau Nabi Muhammad itu yaitu utusan-Nya. Asyhadu Allaaa ilaaa ha illallaaah, wa asyhaduannaaa muhammadur rasullullaaaah (Ahmad Sri Paus mengatakannya dengan terbata-bata). Saya ketahui konskwensi serta mungkin saja reaksi dari umat kristen di semua dunia bila saya lakukan pengumuman ini. Namun saya sangat terpaksa mengerjakannya, minimum untuk diri saya sendiri. Saya cemas bakal kehidupan saya di akhirat kelak apabila tetaplah ada dalam jeratan kekafiran. "
Dari info di atas kita bisa mengambil rangkuman kalau tak ada kesangsian buat kita memeluk islam. makin hari makin banyak beberapa pejabat kristen, ilmuwan, astronot, dan lain-lain yang sadar bakal kebenaran islam, mereka masuk islam bukanlah karna ada paksaan namun murni dari hati nurani mereka sendiri sesudah memperoleh hidayah serta bukti kebenaran dalam islam, islam bakal makin berjaya seperti sudah di sampaikan oleh rasulullah kalau islam bakal berjaya kelak diakhir jaman, syukurlah untuk mereka yang memperoleh hidayah dari tuhan, demikian sebaliknya celakalah mereka yg tidak memeluk islam. Silahkan cek di youtube untuk referensinya KLIK DISINI