Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
Profil ideal yang selalu ditampakkan oleh para salaf ahlul bait adalah kerendahan hati dan selalu bersikap bahwa dirinya lebih hina dari yang lain. Sampai pernah dikisahkan, bahwa pada suatu saat ada seorang putra dari Ahlul Bait ingin rihlah untuk menuntut ilmu. Ketika ia meminta izin dari ayahnya, maka ayahnya berpesan sebelum ia berangkat rihlah, ia diharuskan untuk mencari suatu makhluk yang lebih hina daripada dirinya. Keluarlah ia untuk menjalankan perintah ayahnya dan menemukan seorang peminum khamer. Ia berpikir bahwa orang itulah yang lebih hina darinya. Tak lama kemudian ia berubah pikiran dan berkesimpulan kalau si peminum khamer tadi bertobat dan Allah menerima tobatnya, maka ia akan masuk surga. Sedangkan kalau dirinya belum tentu masuk surga.
Kemudian ia bertemu orang kafir, ia berpikir si kafir tadi lebih hina darinya. Tapi tidak lama ia berubah pikiran. Kalau si kafir tadi masuk Islam dan Allah menerimanya, maka ia akan mati husnul khatimah dan masuk surga. Sedangkan dirinya belum tentu.
Ia terus mencari makhluk lain lebih hina dari dirinya, sampai terakhir ia menemukan seekor anjing. Ia berpikir bahwa anjing itu lebih hina dari dirinya. Tapi akhirnya dia berpikir bahwa anjing itu kalau sudah mati tidak akan dibangkitkan lagi dan tidak ada tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Sedangkan dirinya setelah mati akan dibangkitkan kembali dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Sehingga ia kembali kepada ayahnya, dan menyatakan bahwa tidak ada yang lebih hina daripada dirinya. Setelah si anak sudah mempunyai komitmen semacam itu baru si ayah memberikan restunya.
Contoh lain, sesuai ketentuan etika bahwa adik harus menghormati kakak. Tapi apa yang dilakukan oleh salaf Ahlul Bait, Al-Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Alhaddad, terhadap adiknya, Al-Habib Husin. Beliau tidak semena-mena saja dalam menerima penghormatan dan prioritas khusus yang diberikan oleh si adik, padahal hal itu wajar. Mereka benar-benar menghayati sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa yang merendahkan diri maka Allah akan meninggikannya. "
Terbukti dimana saja mereka hidup dan mati pasti masyarakat di sekitarnya menjunjung tinggi kebaikan dan kerendahan hatinya. Jadi intinya, sikap tawadhu' selalu dikedepankan oleh para salaf Ahlul Bait. Keinginan orang lain untuk memberikan penghormatan dan prioritas khusus terhadap pribadi mereka selalu gagal dan justru mereka selalu memberikan penghormatan dan prioritas bagi yang lain. Untuk itu setiap muslim dihimbau harus mengedepankan prinsip, "Apa yang dapat saya berikan kepada yang lain dan bukan malah sebaliknya."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar