Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
Dalam kitab Durrotun Nashihin diriwayatkan bahwa disyari’atkannya puasa adalah setelah Allah menciptakan hawa nafsu. Ceritanya demikian : Allah S.W.T telah menciptakan akal, maka Allah SWT telah berfirman: “Wahai akal mengadaplah engkau.” Maka akal pun menghadap kehadapan Allah SWT., kemudian Allah SWT berfirman: “Wahai akal berbaliklah engkau!”, lalu akalpun berbalik.
Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi: “Wahai akal! Siapakah aku?”. Lalu akal pun berkata, “Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang lemah.” Lalu Allah SWT berfirman: “Wahai akal, tidakKu-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.”
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya: “Wahai nafsu, menghadaplah kamu!”. Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah SWT berfirman lagi: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Lalu nafsu berkata, “Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau.”
Setelah itu Allah SWT menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah SWT berfirman: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Lalu nafsu berkata, “Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.”
Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu’ selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah SWT berfirman: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, ” Aku adalah hamba-Mu danEngkau adalah Tuhanku.”
Diterangkan dalam kitab tersebut bahwa dengan sebab itulah maka Allah SWT mewajibkan puasa. Dari kisah itu dapatlah kita pahami bahwa hawa nafsu itu adalah sangat jahat, nakal, dan semaunya sendiri. Oleh karena itu hendaklah kita pandai mengawal dan mengendalikan nafsu itu, jangan sampai membiarkan hawa nafsu itu mengawal dan mengendalikan kita, sebab kalau dia yang mengawal dan mengendalikan diri kita maka kita akan menjadi musnah dan binasa.
Maka bisa dimaklumi ketika kembali dari satu peperangan yang dahsyat yaitu perang badar melawan kaum musyrikin, Rasulullah SAW tiba-tiba bersabda di tengah-tengah para sahabat: “Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar”. Sahabat terkejut dan bertanya, “Peperangan apakah itu wahai Rasulullah ? “Beliau menjawab, “Peperangan melawan hawa nafsu.”
Wallahu A'lam...
Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi: “Wahai akal! Siapakah aku?”. Lalu akal pun berkata, “Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang lemah.” Lalu Allah SWT berfirman: “Wahai akal, tidakKu-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.”
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya: “Wahai nafsu, menghadaplah kamu!”. Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah SWT berfirman lagi: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Lalu nafsu berkata, “Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau.”
Setelah itu Allah SWT menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah SWT berfirman: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Lalu nafsu berkata, “Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.”
Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu’ selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah SWT berfirman: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, ” Aku adalah hamba-Mu danEngkau adalah Tuhanku.”
Diterangkan dalam kitab tersebut bahwa dengan sebab itulah maka Allah SWT mewajibkan puasa. Dari kisah itu dapatlah kita pahami bahwa hawa nafsu itu adalah sangat jahat, nakal, dan semaunya sendiri. Oleh karena itu hendaklah kita pandai mengawal dan mengendalikan nafsu itu, jangan sampai membiarkan hawa nafsu itu mengawal dan mengendalikan kita, sebab kalau dia yang mengawal dan mengendalikan diri kita maka kita akan menjadi musnah dan binasa.
Maka bisa dimaklumi ketika kembali dari satu peperangan yang dahsyat yaitu perang badar melawan kaum musyrikin, Rasulullah SAW tiba-tiba bersabda di tengah-tengah para sahabat: “Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar”. Sahabat terkejut dan bertanya, “Peperangan apakah itu wahai Rasulullah ? “Beliau menjawab, “Peperangan melawan hawa nafsu.”
Wallahu A'lam...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar