Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
Jangan Berbicara Yang Tak Berguna
Imam
al-Ghazali berkata, “Janganlah kalian membicarakan yang tidak berguna,
karena hal tersebut akan menyia-nyiakan waktu dan membuat lidah kalian
lelah. Alihkan peluang pembicaraan yang tidak perlu kepada yang perlu,
yang tidak penting kepada hal yang penting. Karena jika kalian
mengalihkan peluang pembicaraan yang tidak perlu untuk dimanfaatkan
berfikir, bisa jadi Allah SWT membukan pintu rahmat-Nya ketika kalian
sedang melakukan perenungan. Daripada melakukan pembicaraan yang tidak
penting, alihkanlah menjadi kegiatan untuk bertahlil dan berdzikir.
Betapa banyak kalimat thayyibah yang ketika dibaca berarti kalian sedang
membangun istana disurga. Ketika peluang untuk membangun istana di
surga ini disia-siakan, sungguh ini merupakan suatu kerugian yang sangat
besar bagi kalian.”
Pembicaraan yang memang dipandang perlu untuk dilakukan dengan
ringkas. Jika satu kalimat sudah memadai , maka kalimat yang selanjutnya
tentu tidak dibutuhkan.
Ulama Sufi Atha’illah berkata, “Para pendahulu kalian dahulu tidak
suka banyak bicara. Mereka memandang pembicaraan yang tidak perlu
sebagai suatu pemborosan, kecuali membicarakan AlQuran, As-Sunnah,
menyuruh manusia kepada yang baik dan mencegah kejahatan, dan
pembicaraan yang diperlukan guna mencari nafkah atau penghidupan.” Allah
SWT telah berfirman, yang artinya :
“Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS 50:18)
Ibnu ‘Abbas berkata,”Ada lima hal yang lebih aku sukai melebihi kuda yang bagus yang dipersiapkan untuk dikendarai, yaitu :
Pertama, Janganlah kamu berkata akan sesuatu yang tidak
berarti bagimu. Karena hal tersebut merupakan bentuk pembicaraan yang
berlebih-lebihan dan menjadikanmu tidak aman dari perbuatan dosa. Dan
jangan pula kamu membicarakan sesuatu yang kamu anggap penting, sebelum
kamu mendapat tempat yang pas untuk membicarakan hal tersebut. Karena
terlalu banyak orang yang berbicara tidak pada tempatnya, sehingga tidak
jarang mereka mendapatkan kesulitan akibat dari pembicaraannya itu.
Kedua, janganlah kamu bertengkar (bermusuhan) dengan orang yang lemah
lembut, dan jangan pula terhadap orang yang bodoh. Karena orang yang
lemah lembut itu akan marah padamu didalam hatinya, sementara orang yang
bodoh akan menyakitimu dengan lidahnya.
Ketiga, sebutlah saudaramu ketika ia jauh darimu dengan perkataan
yang ia sukai dengan perkataan tersebut. Dan maafkanlah dia mengenai
sesuatu sekiranya kamu suka ia memberikan pengampunan kepadamu,
sebagaimana (pengampunan) yang kamu berikan kepadanya.
Keempat, bergaullah dengan temanmu dengan cara sebagaimana yang kamu sukai ketika ia bergaul denganmu.
Kelima, berbuatlah sebagaimana perbuatan yang akan ia balas dengan
kebaikan, atau cegahlah perbuatan yang apabila dilakukan itu ia akan
mendapat siksaan.
Buku “Bahaya Lisan”
Karya K.H. Alawi al-Bantani
Dapatkan di www.TamanBuku.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar