Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
AL-IMAM AL-FAQIH AL-SYEIKH SALIM BIN FADHOL BAFADHOL
ﺑﺴﻢ ﷲ ﺍﻟﺮﺣﻤﺎﻥ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ Kita mengenal bahwa Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawy adalah penghulu awliya' dan waliullah yang diutamakan di pemakaman Zambal di kota Tarim, Hadramaut, Yaman. Artinya jika kita tidak mempunyai banyak waktu untuk berziarah kepada semua aulia' yang berada di Zambal maka cukup berziarah ke makam Al-Faqihil-Muqaddam. Namun apakah kita mengenal waliullah yang diutamakan di pemakaman Furait dari sekian banyaknya awliya Allah yang dimakamkan di sana? Dialah Syeikh Salim bin Fadhol Bafadhol yang biasanya diziarahi Habib Ali bin Hafiz setiap akhir Jum'at bulan hijriyah.
Nasab keluarga Bafadhol ini adalah dari keturunan Sa'id Al Qusyairah Al Dzahzi dengan adanya khilaf bahwa siapa Sa'id Al Qusyairah Al Dzahzi itu. Ada yang berpendapat, beliau adalah salah satu sahabat Nabi SAW. Dan ada pula yang berpendapat, beliau adalah salah satu keturunan Ya'rub bin Qahtan bin Nabi Hud As. Dan pendapat yang lain mengatakan, beliau adalah anak dari Madzhaj yang merupakan qabilah terbanyak nantinya di dalam surga sebagaimana hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Sayyidah A'isyah RAha: ﺃﻛﺜﺮ ﺍﻟﻘﺒﺎﺋﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﺬﺣﺞ -(Terbanyak dari qabilah-qabilah di Surga; Madzhij).
KELAHIRAN DAN PENGEMBARAAN INTELEKTUAL Beliau dilahirkan dan tumbuh besar di kota Tarim dengan berkepribadian akhlaq yang mulia. Adapun tanggal kelahiran beliau tidak diketahui secara pasti. Tetapi Al-Alim Al-Amil Abdullah bin Alawi bin Zein Al-Habsyi berkata: "Syaikh Salim Bafadhol dilahirkan pada masa Syeikh Ghazali pengarang kitab Ihya' 'Ulumiddin yang wafat pada tahun 505H." Wallahu a'lam.
Beliau menimba ilmu pengetahuan dari orang tuanya Fadhol bin Muhammad, Sayyid Muhammad Sohibul-Mirbat dan ulama yang semasa dengannya sehingga bersinar teranglah cahaya kewalian dari rahasia mukanya. Kemudian untuk menyempurnakan rukun Islam, beliau pergi dari kampung halamannya ke Baitul-Haram untuk menunaikan ibadah haji dan ziarah ke Sayyidil-Anam SAW melalui jalan darat. Jalan Sya'ab Khilah, Tarim. Berkata Sayyid Al-Fadil Syeikh bin Abdurrahman Al-Kaff Rahimahullah: "Syeikh Salim Bafadhol bersafar untuk haji dari Tarim dengan melalui jalan darat dan telah kami dengar bahwasanya beliau berbekal sedikit dakik (tepung) dan sedikit kurma. Beliau melalui semua jalan sehingga sampai ke gunung Arafat dengan tidak memakan sedikitpun dari bekal yang dia bawa. Karena dalam perjalanan, beliau selalu melalui pemukiman yang ada penduduknya."
Dalam menuntut ilmu, beliau juga pergi ke Iraq dan memasuki beberapa daerah yang ada di sana dalam waktu yang begitu lama, yaitu sekitar 40 tahun. Dengan dasar mencari ridho Allah, maka Beliau menuntut ilmu yang begitu banyak sehingga menempati martabat yang tinggi di sisi Allah Ta'ala. Beliau juga merupakan salah satu dari muridnya Qutbur-Rabbani Sayyid Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dan hal itu dikarenakan beliau masuk kota Iraq pada masa dan waktu terkenalnya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani. Demikian juga beliau belajar dengan Syeikhul-Islam As-Sayyid Muhammad bin Ali Sohibul-Mirbat yang terkenal sebagai Zafarul-Qodimah (pemimpin yang beruntung) dalam waktu yang cukup lama. Dan beliau mempunyai hubungan dengan Al-Muhaddits Dzafar dan Al-Alim Muhammad bin Ali Al-Qal'i (seorang alim yang banyak mengarang kitab diantaranya kitab Syarh Muhadzab).
PULANG DAN MENGAJAR DI KAMPUNG HALAMAN
Dengan waktu yang begitu lama dalam menuntut ilmu yaitu selama 40 tahun, maka keluarganya pun mengira bahwa beliau sudah wafat. Kemudian setelah itu sebagian saadah (sayyid-sayyid) melihatnya di dalam mimpi datang ke kampung halamannya bersama unta yang membawa emas. Maka tidak lama kemudian datanglah beliau dengan membawa kitab-kitab ilmu hadits, fiqih dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh para ulama yang ada di Hadramaut pada masa itu. Setelah berada di kampung halaman, beliau membangun beberapa tempat pendidikan dalam bidang keagamaan untuk membentuk para muslimin agar memiliki pondasi yang kuat dan kokoh dalam ilmu agama, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kelompok-kelompok bid'ah seperti Ibadiyah dan Mu'tazilah.
Dua kelompok ini pada waktu itu sudah tersebar di beberapa tempat di Hadramaut. Dan beliau merupakan penentang keras kelompok yang menyimpang itu dengan hujjah dan dalil-dalil yang tidak bisa dibantah akan kebenarannya sehingga dengan demikian maka padam dan terbenamlah nyala api yang berkobar dari pengaruh dua kelompok yang menyimpang tersebut. Berkata Syeikh Ahmad bin Abdullah Al-Khotib: "Telah berkata sebagian Salaful-'Arifin: 'Tiga orang yang mempunyai keutamaan yang besar atas penduduk Hadramaut, yaitu: Sayyid Al-Muahajir Ahmad bin Isa dengan hijrah dari kota Basrah bersama keturunannya, Syeikh Salim Bafadhol di dalam menyebarkan ilmu dan meredakan bid'ah, dan Sayyid Faqih Muqaddam di dalam kasrissilah(*) dan memilih jalan tasawwuf."
(*) Dalam arti tidak mempergunakan pedang lagi. Karena pada waktu itu setiap orang selalu membawa pedang apabila keluar dari rumah (termasuk para penuntut ilmu).
Dengan keberadaan beliau di Hadramaut (khususnya di Tarim), maka banyaklah para penuntut ilmu yang datang dari pelbagai daerah ke tempatnya untuk mendapatkan ilmu dari tangan beliau sehingga pada waktu itu telah terkumpul di Tarim sebanyak 300 mufti. Demikian juga bermunculan banyak para pengarang kitab seperti Imam Ali bin Ahmad Bamarwan, Imam Abdullah bin Abdurrahman bin Abi Ubaid Zakariya, Qodi Ahmad Ba'isa, Imam Muhammad bin Ahmad bin Abi Hub dan lain-lain yang tidak diragukan hasil karya mereka dan menjadi ibarat di dalam hakikat ilmu agama dan ilmu sunnah.
WAFAT
Beliau RAhu wafat pada malam Jum'at, tanggal 8 Jumadil Akhir tahun 581H. Beliau, keturunannya serta anak pamannya dikuburkan di bawah gunung yang dikenal dengan sebutan Furait Ahmar. Beliau meninggalkan satu orang anak, yaitu Al-Faqih Syeikh Yahya bin Salim Bafadhol dan beberapa karangan yang berfaidah dalam bidang ilmu tafsir dan mempunyai kalam atau pendapat yang luar biasa dalam bentuk qosidah yang bersifat intelektual dan lain sebagainya.
BEBERAPA KOMENTAR ULAMA TERHADAP BELIAU
Salah satu anugerah Allah kepada beliau adalah apa yang disebutkan oleh pengarang kitab Al-Jauharul-Syafaf dari kakeknya (datuknya) yang berkata: "Aku bertanya kepada guruku Al Faqih Salim bin Fadhol Bafadhol RAhu, 'Apakah engkau meminta sesuatu kepada Allah Ta'ala yang terkabul untukmu?' Beliau menjawab: 'Ya, aku meminta kepada Allah agar memberi syafaat kepadaku setiap hari kepada 70 orang yang diazab, maka Allah mengabulkan permintaanku."
Sayyid Fadil Ali bin Abdurrahman Al-Masyhur berkata: "Aku mendengar ayahku Abdurrahman berkata: 'Bahwasanya Allah memberi syafaat kepadanya untuk dibagi ke 70 orang yang diazab setiap hari sampai hari kiamat."
Al-Imam Al-Muhaddits Muhammad bin Ali Al-Khirid berkata di dalam kitabnya Al-Ghurar: “Sayyid Jalil Muhammad bin Abdurrahman Al Asqa' berkata: 'Aku mendengar kakekku Al-Mu'allim Al-Wali Husein bin Muhammad bin Ali berkata: 'Barang siapa mempunyai hajat dan ingin agar dikabulkan maka hendaklah keluar berziarah ke Al-Faqihil-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawi dan Al-Faqih Al-Wali Salim bin Fadhol Bafadhol, kemudian naik ke masjid Bani Alawi dan solat dua rakaat di dalamnya, maka akan dikabulkan hajatnya itu."
Dan berkata sebagian orang-orang 'arif: "Syeikh Abdurrahman Assegaf membasuh mukanya yang mulia di sekitar makam Syaikh Salim bin Fadhol dan berkata: 'Aku menyaksikan bahwasanya engkau mempunyai taman dari taman-tamannya surga". Dan diriwayatkan bahwasanya Imam Ahmad bin Muhammad Bafadhol berkata: "Antara kuburku dan kubur pamanku yaitu Syeikh Salim adalah taman dari taman-tamannya surga".
MURID-MURID BELIAU
Adapun orang-orang yang mengambil ilmu dari beliau sangatlah banyak dan kesemuanya adalah imam-imam mursyid. Maka diantara mereka adalah:
*Al-Imam Al-Kabir Al-Muhaddits Al-Musnid Ali bin Muhammad bin Jadid
*Imam Alwi bin Muhammad Sohibul-Mirbat
*Imam Ali bin Muhammad Sohibul-Mirbat
*Sayyid Imam Ahmad Salim bin Basri
*Syaikh Ali bin Muhammad Al-Khatib Sohibul-Wa'al
dll.
Berkata pengarang kitab Al-Ghurar bahwa Al-Ustadzil-A'zom Al-Faqihil-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawi adalah termasuk dari murid Syeikh Salim Bafadhol. Tetapi Imam Al-Faqihil-Muqaddam tidak hidup dalam masa Syeikh Salim Bafadhol kecuali hanya 7 tahun, karena Imam Al-Faqihil-Muqaddam dilahirkan pada tahun 574H. dan Syeikh Salim Bafadhol wafat pada tahun 581H. Kemudian dijelaskan oleh Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Khirid bahwa Imam Al-Faqihil-Muqaddam membaca surat Al-Fatihah atas Syeikh Salim Bafadhol di tempat (zawiyah) Syaikh Salim Bafadhol Rahum. Wallahu a'lam. Berkata Syeikh Ahmad bin Abdullah bin Abu Bakar Al-Khatib Al-Ansari: "Telah belajar dengan Syeikh Salim 1000 pelajar.
KARAMAH BELIAU
Diantara karamah beliau setelah meninggal, bahwa beberapa orang zalim memusuhi dan menguasai rumah milik keturunan Syeikh Salim, kemudian keluarlah pemilik rumah ke makam Syeikh Salim untuk minta tolong kepada Allah Ta'ala dengan bertawassul kepada Syeikh Salim. Maka tidak lama kemudian orang yang zalim itu keluar dari rumahnya. Kemudian setelah dicari akan sebab keluarnya orang zalim tersebut, ternyata istri dan anaknya memaksanya untuk keluar disebabkan tidak tahan duduk di dalam rumah itu karena seakan-akan rumah itu berputar dengan mereka.
Dan diantara karamah beliau yang lain, bahwasanya antara beliau dan istrinya ada sebuah janji untuk tidak menikah lagi apabila salah satu dari mereka wafat terlebih dahulu. Kemudian wafatlah Syeikh Salim mendahului istrinya dan lalu datanglah melamar beberapa orang kepada istrinya namun ditolak dengan pelbagai cara sehingga akhirnya ada yang meminta dengan mendesak sampailah istrinya setuju. Maka manakala pada malam pesta pernikahan sebagian orang-orang soleh melihat Syeikh Salim mendatangi suami baru istrinya tersebut lalu memberi salam kepadanya seraya berkatalah Sheikh Salim: "Apakah pendapat engkau kepada ini (istrinya) yang engkau tipu dengan janji Allah sehingga dia berkhianat?"
Dan karamah Beliau yang lain, bahwa telah datang orang asing ke kota Tarim dan menginginkan bantuan dari penduduk setempat. Maka meminta tolonglah dia di depan pintu- pintu masjid seraya berkata: "Aku meminta kepada Allah dan hak Allah sebesar 75 riyal dan sedikit dari pakaian." Maka tinggallah dia di kota itu selama beberapa bulan atas keadaan seperti itu dan tidak ada seorangpun yang mengabulkan permintaannya. Kemudian dia memegang tangan seorang laki-laki dari keturunan Bafadhol yang berada di dekatnya dan berkata: "Aku ingin ziarah Syeikh Salim dan engkau pergilah bersamaku maka selagi engkau bersamaku maka akan dikabulkan hajatku dengan izinNya." Maka keduanya keluar bersama-sama untuk ziarah ke makam Syeikh Salim. Kemudian pada malam harinya salah satu penduduk Tarim memanggilnya dan memberikan uang sebesar yang dia perlukan dengan tanpa perlu dia memintanya. Maka besok harinya dia pun musafir meninggalkan kota Tarim. Masih ada banyak lagi karamah Beliau yang tidak kami sebutkan di sini.
SILSILAH KELUARGA BAFADHOL
Dari Al-Qutb Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf berkata bahwa keluarga Bafadhol adalah dari keturunan sahabat Ansor.
Dari kitab Al-Faqih Sheikh Muhammad bin Iwad Bafadhol, seorang ahli sejarah dan penyair W1369:
Sheikh Abdul Karim bin
Muhammad bin
Sa’ad bin
Ahmad bin
Muhammad bin
Fadhol bin
Abil-Fadhol Ahmad (beliau yang awal dari keluarga Bafadhol) bin
Abdullah (beliau yang awal dari yang musafir ke Hadramaut lebih kurang 500 tahun sebelum Al-Muhajir) bin
Sa’ad bin
Khoytsamah bin
Abdur Rohman bin
Maalik bin
Abdur Rohman bin
Abi Khoytsamah bin
Abdur Rohman bin
Abi Sibrah bin
Al-Imam Yaziid As-Sohaaby bin
Maalik bin
Abdullah bin
Dzuaib bin
Salamah bin
‘Amruu bin
Dzahl bin
Muroon bin
Ja’far bin
Sa’dul-‘Asyiiroh (mempunyai 300an anak cucu) bin
Madzhaj bin
Adad bin
Zayd bin
‘Amruu bin
‘Uroyb bin
Zayd bin
Kahlan bin
Saba bin
Yaskhob bin
Ya’rub bin
Qohthaan bin
Nabiyullah Hud AS bin
Abdullah bin
Rabah bin
Khuluud bin
‘Aad bin
AuS bin
Iraam bin
Saam bin
Nabiyullah Nuuh AS bin
La’ak bin
Mutawassigh bin
Makhnu’akh bin
Makhail bin
Qinan bin
Anuus bin
Syits bin
Nabiyullah Adam AS
ﻭﷲ ﺃﻋﻼﻡ ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”
آمين...
ﺑﺴﻢ ﷲ ﺍﻟﺮﺣﻤﺎﻥ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ Kita mengenal bahwa Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawy adalah penghulu awliya' dan waliullah yang diutamakan di pemakaman Zambal di kota Tarim, Hadramaut, Yaman. Artinya jika kita tidak mempunyai banyak waktu untuk berziarah kepada semua aulia' yang berada di Zambal maka cukup berziarah ke makam Al-Faqihil-Muqaddam. Namun apakah kita mengenal waliullah yang diutamakan di pemakaman Furait dari sekian banyaknya awliya Allah yang dimakamkan di sana? Dialah Syeikh Salim bin Fadhol Bafadhol yang biasanya diziarahi Habib Ali bin Hafiz setiap akhir Jum'at bulan hijriyah.
Nasab keluarga Bafadhol ini adalah dari keturunan Sa'id Al Qusyairah Al Dzahzi dengan adanya khilaf bahwa siapa Sa'id Al Qusyairah Al Dzahzi itu. Ada yang berpendapat, beliau adalah salah satu sahabat Nabi SAW. Dan ada pula yang berpendapat, beliau adalah salah satu keturunan Ya'rub bin Qahtan bin Nabi Hud As. Dan pendapat yang lain mengatakan, beliau adalah anak dari Madzhaj yang merupakan qabilah terbanyak nantinya di dalam surga sebagaimana hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Sayyidah A'isyah RAha: ﺃﻛﺜﺮ ﺍﻟﻘﺒﺎﺋﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﺬﺣﺞ -(Terbanyak dari qabilah-qabilah di Surga; Madzhij).
KELAHIRAN DAN PENGEMBARAAN INTELEKTUAL Beliau dilahirkan dan tumbuh besar di kota Tarim dengan berkepribadian akhlaq yang mulia. Adapun tanggal kelahiran beliau tidak diketahui secara pasti. Tetapi Al-Alim Al-Amil Abdullah bin Alawi bin Zein Al-Habsyi berkata: "Syaikh Salim Bafadhol dilahirkan pada masa Syeikh Ghazali pengarang kitab Ihya' 'Ulumiddin yang wafat pada tahun 505H." Wallahu a'lam.
Beliau menimba ilmu pengetahuan dari orang tuanya Fadhol bin Muhammad, Sayyid Muhammad Sohibul-Mirbat dan ulama yang semasa dengannya sehingga bersinar teranglah cahaya kewalian dari rahasia mukanya. Kemudian untuk menyempurnakan rukun Islam, beliau pergi dari kampung halamannya ke Baitul-Haram untuk menunaikan ibadah haji dan ziarah ke Sayyidil-Anam SAW melalui jalan darat. Jalan Sya'ab Khilah, Tarim. Berkata Sayyid Al-Fadil Syeikh bin Abdurrahman Al-Kaff Rahimahullah: "Syeikh Salim Bafadhol bersafar untuk haji dari Tarim dengan melalui jalan darat dan telah kami dengar bahwasanya beliau berbekal sedikit dakik (tepung) dan sedikit kurma. Beliau melalui semua jalan sehingga sampai ke gunung Arafat dengan tidak memakan sedikitpun dari bekal yang dia bawa. Karena dalam perjalanan, beliau selalu melalui pemukiman yang ada penduduknya."
Dalam menuntut ilmu, beliau juga pergi ke Iraq dan memasuki beberapa daerah yang ada di sana dalam waktu yang begitu lama, yaitu sekitar 40 tahun. Dengan dasar mencari ridho Allah, maka Beliau menuntut ilmu yang begitu banyak sehingga menempati martabat yang tinggi di sisi Allah Ta'ala. Beliau juga merupakan salah satu dari muridnya Qutbur-Rabbani Sayyid Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dan hal itu dikarenakan beliau masuk kota Iraq pada masa dan waktu terkenalnya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani. Demikian juga beliau belajar dengan Syeikhul-Islam As-Sayyid Muhammad bin Ali Sohibul-Mirbat yang terkenal sebagai Zafarul-Qodimah (pemimpin yang beruntung) dalam waktu yang cukup lama. Dan beliau mempunyai hubungan dengan Al-Muhaddits Dzafar dan Al-Alim Muhammad bin Ali Al-Qal'i (seorang alim yang banyak mengarang kitab diantaranya kitab Syarh Muhadzab).
PULANG DAN MENGAJAR DI KAMPUNG HALAMAN
Dengan waktu yang begitu lama dalam menuntut ilmu yaitu selama 40 tahun, maka keluarganya pun mengira bahwa beliau sudah wafat. Kemudian setelah itu sebagian saadah (sayyid-sayyid) melihatnya di dalam mimpi datang ke kampung halamannya bersama unta yang membawa emas. Maka tidak lama kemudian datanglah beliau dengan membawa kitab-kitab ilmu hadits, fiqih dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh para ulama yang ada di Hadramaut pada masa itu. Setelah berada di kampung halaman, beliau membangun beberapa tempat pendidikan dalam bidang keagamaan untuk membentuk para muslimin agar memiliki pondasi yang kuat dan kokoh dalam ilmu agama, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kelompok-kelompok bid'ah seperti Ibadiyah dan Mu'tazilah.
Dua kelompok ini pada waktu itu sudah tersebar di beberapa tempat di Hadramaut. Dan beliau merupakan penentang keras kelompok yang menyimpang itu dengan hujjah dan dalil-dalil yang tidak bisa dibantah akan kebenarannya sehingga dengan demikian maka padam dan terbenamlah nyala api yang berkobar dari pengaruh dua kelompok yang menyimpang tersebut. Berkata Syeikh Ahmad bin Abdullah Al-Khotib: "Telah berkata sebagian Salaful-'Arifin: 'Tiga orang yang mempunyai keutamaan yang besar atas penduduk Hadramaut, yaitu: Sayyid Al-Muahajir Ahmad bin Isa dengan hijrah dari kota Basrah bersama keturunannya, Syeikh Salim Bafadhol di dalam menyebarkan ilmu dan meredakan bid'ah, dan Sayyid Faqih Muqaddam di dalam kasrissilah(*) dan memilih jalan tasawwuf."
(*) Dalam arti tidak mempergunakan pedang lagi. Karena pada waktu itu setiap orang selalu membawa pedang apabila keluar dari rumah (termasuk para penuntut ilmu).
Dengan keberadaan beliau di Hadramaut (khususnya di Tarim), maka banyaklah para penuntut ilmu yang datang dari pelbagai daerah ke tempatnya untuk mendapatkan ilmu dari tangan beliau sehingga pada waktu itu telah terkumpul di Tarim sebanyak 300 mufti. Demikian juga bermunculan banyak para pengarang kitab seperti Imam Ali bin Ahmad Bamarwan, Imam Abdullah bin Abdurrahman bin Abi Ubaid Zakariya, Qodi Ahmad Ba'isa, Imam Muhammad bin Ahmad bin Abi Hub dan lain-lain yang tidak diragukan hasil karya mereka dan menjadi ibarat di dalam hakikat ilmu agama dan ilmu sunnah.
WAFAT
Beliau RAhu wafat pada malam Jum'at, tanggal 8 Jumadil Akhir tahun 581H. Beliau, keturunannya serta anak pamannya dikuburkan di bawah gunung yang dikenal dengan sebutan Furait Ahmar. Beliau meninggalkan satu orang anak, yaitu Al-Faqih Syeikh Yahya bin Salim Bafadhol dan beberapa karangan yang berfaidah dalam bidang ilmu tafsir dan mempunyai kalam atau pendapat yang luar biasa dalam bentuk qosidah yang bersifat intelektual dan lain sebagainya.
BEBERAPA KOMENTAR ULAMA TERHADAP BELIAU
Salah satu anugerah Allah kepada beliau adalah apa yang disebutkan oleh pengarang kitab Al-Jauharul-Syafaf dari kakeknya (datuknya) yang berkata: "Aku bertanya kepada guruku Al Faqih Salim bin Fadhol Bafadhol RAhu, 'Apakah engkau meminta sesuatu kepada Allah Ta'ala yang terkabul untukmu?' Beliau menjawab: 'Ya, aku meminta kepada Allah agar memberi syafaat kepadaku setiap hari kepada 70 orang yang diazab, maka Allah mengabulkan permintaanku."
Sayyid Fadil Ali bin Abdurrahman Al-Masyhur berkata: "Aku mendengar ayahku Abdurrahman berkata: 'Bahwasanya Allah memberi syafaat kepadanya untuk dibagi ke 70 orang yang diazab setiap hari sampai hari kiamat."
Al-Imam Al-Muhaddits Muhammad bin Ali Al-Khirid berkata di dalam kitabnya Al-Ghurar: “Sayyid Jalil Muhammad bin Abdurrahman Al Asqa' berkata: 'Aku mendengar kakekku Al-Mu'allim Al-Wali Husein bin Muhammad bin Ali berkata: 'Barang siapa mempunyai hajat dan ingin agar dikabulkan maka hendaklah keluar berziarah ke Al-Faqihil-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawi dan Al-Faqih Al-Wali Salim bin Fadhol Bafadhol, kemudian naik ke masjid Bani Alawi dan solat dua rakaat di dalamnya, maka akan dikabulkan hajatnya itu."
Dan berkata sebagian orang-orang 'arif: "Syeikh Abdurrahman Assegaf membasuh mukanya yang mulia di sekitar makam Syaikh Salim bin Fadhol dan berkata: 'Aku menyaksikan bahwasanya engkau mempunyai taman dari taman-tamannya surga". Dan diriwayatkan bahwasanya Imam Ahmad bin Muhammad Bafadhol berkata: "Antara kuburku dan kubur pamanku yaitu Syeikh Salim adalah taman dari taman-tamannya surga".
MURID-MURID BELIAU
Adapun orang-orang yang mengambil ilmu dari beliau sangatlah banyak dan kesemuanya adalah imam-imam mursyid. Maka diantara mereka adalah:
*Al-Imam Al-Kabir Al-Muhaddits Al-Musnid Ali bin Muhammad bin Jadid
*Imam Alwi bin Muhammad Sohibul-Mirbat
*Imam Ali bin Muhammad Sohibul-Mirbat
*Sayyid Imam Ahmad Salim bin Basri
*Syaikh Ali bin Muhammad Al-Khatib Sohibul-Wa'al
dll.
Berkata pengarang kitab Al-Ghurar bahwa Al-Ustadzil-A'zom Al-Faqihil-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawi adalah termasuk dari murid Syeikh Salim Bafadhol. Tetapi Imam Al-Faqihil-Muqaddam tidak hidup dalam masa Syeikh Salim Bafadhol kecuali hanya 7 tahun, karena Imam Al-Faqihil-Muqaddam dilahirkan pada tahun 574H. dan Syeikh Salim Bafadhol wafat pada tahun 581H. Kemudian dijelaskan oleh Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Khirid bahwa Imam Al-Faqihil-Muqaddam membaca surat Al-Fatihah atas Syeikh Salim Bafadhol di tempat (zawiyah) Syaikh Salim Bafadhol Rahum. Wallahu a'lam. Berkata Syeikh Ahmad bin Abdullah bin Abu Bakar Al-Khatib Al-Ansari: "Telah belajar dengan Syeikh Salim 1000 pelajar.
KARAMAH BELIAU
Diantara karamah beliau setelah meninggal, bahwa beberapa orang zalim memusuhi dan menguasai rumah milik keturunan Syeikh Salim, kemudian keluarlah pemilik rumah ke makam Syeikh Salim untuk minta tolong kepada Allah Ta'ala dengan bertawassul kepada Syeikh Salim. Maka tidak lama kemudian orang yang zalim itu keluar dari rumahnya. Kemudian setelah dicari akan sebab keluarnya orang zalim tersebut, ternyata istri dan anaknya memaksanya untuk keluar disebabkan tidak tahan duduk di dalam rumah itu karena seakan-akan rumah itu berputar dengan mereka.
Dan diantara karamah beliau yang lain, bahwasanya antara beliau dan istrinya ada sebuah janji untuk tidak menikah lagi apabila salah satu dari mereka wafat terlebih dahulu. Kemudian wafatlah Syeikh Salim mendahului istrinya dan lalu datanglah melamar beberapa orang kepada istrinya namun ditolak dengan pelbagai cara sehingga akhirnya ada yang meminta dengan mendesak sampailah istrinya setuju. Maka manakala pada malam pesta pernikahan sebagian orang-orang soleh melihat Syeikh Salim mendatangi suami baru istrinya tersebut lalu memberi salam kepadanya seraya berkatalah Sheikh Salim: "Apakah pendapat engkau kepada ini (istrinya) yang engkau tipu dengan janji Allah sehingga dia berkhianat?"
Dan karamah Beliau yang lain, bahwa telah datang orang asing ke kota Tarim dan menginginkan bantuan dari penduduk setempat. Maka meminta tolonglah dia di depan pintu- pintu masjid seraya berkata: "Aku meminta kepada Allah dan hak Allah sebesar 75 riyal dan sedikit dari pakaian." Maka tinggallah dia di kota itu selama beberapa bulan atas keadaan seperti itu dan tidak ada seorangpun yang mengabulkan permintaannya. Kemudian dia memegang tangan seorang laki-laki dari keturunan Bafadhol yang berada di dekatnya dan berkata: "Aku ingin ziarah Syeikh Salim dan engkau pergilah bersamaku maka selagi engkau bersamaku maka akan dikabulkan hajatku dengan izinNya." Maka keduanya keluar bersama-sama untuk ziarah ke makam Syeikh Salim. Kemudian pada malam harinya salah satu penduduk Tarim memanggilnya dan memberikan uang sebesar yang dia perlukan dengan tanpa perlu dia memintanya. Maka besok harinya dia pun musafir meninggalkan kota Tarim. Masih ada banyak lagi karamah Beliau yang tidak kami sebutkan di sini.
SILSILAH KELUARGA BAFADHOL
Dari Al-Qutb Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf berkata bahwa keluarga Bafadhol adalah dari keturunan sahabat Ansor.
Dari kitab Al-Faqih Sheikh Muhammad bin Iwad Bafadhol, seorang ahli sejarah dan penyair W1369:
Sheikh Abdul Karim bin
Muhammad bin
Sa’ad bin
Ahmad bin
Muhammad bin
Fadhol bin
Abil-Fadhol Ahmad (beliau yang awal dari keluarga Bafadhol) bin
Abdullah (beliau yang awal dari yang musafir ke Hadramaut lebih kurang 500 tahun sebelum Al-Muhajir) bin
Sa’ad bin
Khoytsamah bin
Abdur Rohman bin
Maalik bin
Abdur Rohman bin
Abi Khoytsamah bin
Abdur Rohman bin
Abi Sibrah bin
Al-Imam Yaziid As-Sohaaby bin
Maalik bin
Abdullah bin
Dzuaib bin
Salamah bin
‘Amruu bin
Dzahl bin
Muroon bin
Ja’far bin
Sa’dul-‘Asyiiroh (mempunyai 300an anak cucu) bin
Madzhaj bin
Adad bin
Zayd bin
‘Amruu bin
‘Uroyb bin
Zayd bin
Kahlan bin
Saba bin
Yaskhob bin
Ya’rub bin
Qohthaan bin
Nabiyullah Hud AS bin
Abdullah bin
Rabah bin
Khuluud bin
‘Aad bin
AuS bin
Iraam bin
Saam bin
Nabiyullah Nuuh AS bin
La’ak bin
Mutawassigh bin
Makhnu’akh bin
Makhail bin
Qinan bin
Anuus bin
Syits bin
Nabiyullah Adam AS
ﻭﷲ ﺃﻋﻼﻡ ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”
آمين...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar