Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
Kisah Talut Dan Jalut |
Kisah ini terjadi sesudah zaman Nabi Musa di mana orang Bani Israil telah meminta kepada nabi mereka yaitu Nabi Samuel untuk mengangkat seorang raja untuk memerangi Jalut yang telah mengusir mereka dari kampungnya."Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah." kata mereka. "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga," jawab Nabi Samuel. "Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dipisahkan dari anak-anak kami," jawab mereka. Namun, ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Terbuktilah anggapan Nabi Samuel tersebut. Kemudian, Nabi Samuel menyatakan bahwa Allah telah mengangkat Talut, seorang petani dan peternak miskin dari desa, menjadi raja mereka, dan keputusan itu telah dibangkang sepenuhnya oleh mereka. "Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?" jawab mereka. "Allah telah memilihnya menjadi raja kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan kekuatan. Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui," jawab Nabi Samuel. Lalu didatangkan kepada mereka bukti yaitu Tabut, peti kayu berlapiskan emas yang didalamnya berisi ketenangan dan peninggalan keluarga Nabi Musa dan Harun (At Thobari). Ketika Talut membawa bala tenteranya sejumlah 80 Ribu orang (riwayat lain 300 Ribu orang) untuk melawan tentara Jalut termasuk didalamnya Nabi Daud. Talut berkata, "Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barang siapa meminum airnya, dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali mengambil secukupnya dengan tangan" Tibalah mereka pada sebuah sungai antara Urdus (Jordan) dan palestin nafsu mereka mengalahkan segalanya. Banyak dari tentara Talut melanggar perintah tersebut dengan meminum air sepuas-puasnya pada sungai tersebut. Dan tentara Talut menyusut menjadi 319 orang (riwayat lain, 313) yang tetap taat terhadap perintah Talut dengan minum secukupnya. Setelah itu, mereka meneruskan perjalanan, Talut dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka yang tidak taat berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tenteranya". Namun, bagi mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah pula berkata, "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Dan Allah berserta orang-orang yang sabar." Maka, semakin berkuranglah tentera Talut yang terus berjuang. Mereka berhasil melewati ujian-ujian Allah. Mereka sangat kuat dan bersemangat. Mereka tidak seperti orang-orang yang luntur iman mereka, yang telah keluar sebelum sempat berhadapan dengan bala tentera Jalut. Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir" Meskipun dengan jumlah tentara yang sedikit, Talut tetap maju melawan Jalut. Kedua pasukan pun bertemu dan terjadilah perang tanding satu lawan satu. Daud juga mendapat giliran. Ia berani melawan Jalut, pemimpin pasukan lawan. Melihat sosok kecil Daud, Jalut meremehkannya dengan menggertak, " Enyahlah kau, aku tidak suka membunuh anak kecil." Tidak mau kalah, Daud menyahut, " Aku suka membunuhmu." Serangan Daud ternyata merepotkan Jalut. Daud mampu mengalahkan, bahkan membunuh Jalut. Dengan demikian, pasukan Talut memetik kemenangan. Keberhasilan Daud ini menjadi buah bibir di kalangan Bani Israil. Dan akhirnya beberapa tahun kemudian, Allah memberikan kekuasaan pada Daud menggantikan Talut dan mengangkat Daud menjadi Nabi. Sumber: Surah Al Baqoroh ayat 246-252 dan berbagai sumber. |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar