Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

Tangisan Di Hari Raya
Tangisan Dihari Raya Cetak
Dari Anas bin Malik Ra, dari Nabi Saw: “Bahwasannya Nabi Saw berangkat menuju shalat Ied, anak-anakpun asyik bermain gembira menyambut kehadiran ‘Idul fitri. Dan diantara mereka ada seorang anak duduk menyaksikan mereka yang tengah bergembira, pakaiannya bekas dan ia pun menangis.

Tangisan dihari raya Kemudian Nabi Saw bertanya, “Hai anak kecil, kenapa kamu menangis sendirian, sedang teman-temanmu yang lain tengah asyik bermain dan bergembira?” Anak kecil itu belum mengenal Rasul Saw, lalu ia menjawab, “Hai tuan, ayahku meninggal disisi Rasulullah Saw dalam berperang bersamanya. Dan sesudah itu ibuku menikah lagi dengan mengambil semua harta peninggalan ayahku, kemudian aku disingkirkan oleh suaminya atau ayah tiriku dari rumahku. Dan kini tiada makanan, minuman dan tempat tinggal bagiku. Sewaktu aku melihat teman-temanku pada hari raya ini, sedang mereka masih memiliki seorang ayah, maka ingatanku tertuju ketika ayahku meninggal, itulah yang menyebabkan aku menangis.”

Kemudian Rasulullah Saw memegang tangannya, seraya berkata,” Hai anak kecil, sukakah jika aku sebagai ayahmu, Aisyah sebagai ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husein sebagai saudaramu dan Fatimah sebagai saudara wanitamu?” Maka ia baru tahu bahwa pria dihadapannya adalah Rasulullah Saw, dan ia menjawab,”Kenapa tidak suka Ya Rasul?” Selanjutnya iapun dibawa pulang ke rumah Nabi Saw, diberi pakaian yang bagus, disuruh makan yang kenyang, dihiasi dan diberi minyak harum. Lalu iapun tertawa gembira, keluar menjumpai kawan-kawannya. Dan ketika itu kawan-kawannya bertanya,”Tadi kamu menangis, sekarang tertawa gembira, apakah yang terjadi padamu?” Jawabnya,”Ya, tadinya perutku lapar kini sudah kenyang, tadinya aku telanjang kini berpakaian, dan keberadaanku sebagai anak yatim maka Rasulullah Saw sebagai ayah dariku, Aisyah sebagai ibuku, Hasan dan Husein sebagai saudara lelakiku, Ali sebagai pamanku, Fatimah sebagai saudara wanitaku, kenapa aku tidak bergembira dengan hal yang demikian?” Sahut kawan-kawannya,”Sekiranya ayah kami gugur dalam perang tersebut, tentunya aku akan sepertimu.”

Alkisah, setelah Rasulullah Saw wafat, anak kecil itu keluar merasa sangat bersedih, sehingga ia menaburkan pasir pada kepalanya, ia minta bantuan, katanya,”Kini keberadaanku seperti semula menjadi anak yatim lagi.” Akhirnya ia ditampung oleh sahabat Abu Bakar Shiddiq, untuknya sendiri.
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar


Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"