Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad
Ya Rasulallah . . .
Beliau masyhur dikenal dengan julukan "Habib Basirih / Datuk Keramat Basirih". Begitulah orang kalimantan mengenal Beliau karena Beliau tinggal dan di makamkan di kampung Basirih (Banjarmasin-Kalimantan Selatan),Di mata orang Kalimantan Beliau adalah seorang Wali Quthub yang Waro' dan memiliki berbagai kelebihan/karomah yang luar biasa dan ajaib. Tanah makam beliau naik secara sendirinya membentuk sebuah tumpukkan gunungan kecil dan selalu tercium bau harum. Beliau memiliki sebuah kolam sumur tempat beliau mandi yang sampai sekarang masih terawat apik disekitar komplek makam beliau. Air kolam tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan memberikan banyak berkah lainnya.
Nasab Al Habib Hamid:Beliau seketurunan dengan Sunan Ampel (Surabaya). Yang mempertemukan keduanya adalah mereka sama-sama keturunan dari Waliyullah Muhammad Shohib Mirbath (keturunan generasi ke-16 dari Rosulullah SAW). Silsilah kedua Auliya ini bertemu di Alwi Ummul Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath. Sunan Ampel dari jalur putra Alwi Ummul Faqih yang bernama Abdul Malik (yang hijrah dari Tarim, Hadramaut, Yaman ke India) sedang Habib Basirih dari jalur putra Alwi yang bernama Abdurrahman. Jika Sunan Ampel adalah keturunan ke-23 dari Rasulullah Muhammad SAW, maka Habib Basirih merupakan keturunan ke-36.
Habib Hamid bin Abbas Bahasyim
Nama Basirih bersinar tak lepas dari sosok Habib
Hamid. Beliau pernah berkhalwat (mengurung diri dan melakukan sejumlah amalan)
sekian tahun di dalam sebuah rumah (gubuk) kecil tak jauh dari makamnya
sekarang. Pada zaman Jepang, Habib Hamid keluar dari pertapaannya. Sejumlah
kelakuan aneh beliau belakangan dipahami sebagai pekerjaan kewalian beliau
menyelamatkan orang lain. Suatu kali, misalnya, dengan menggunakan gayung,
Habib Hamid memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain. Orang-orang
menilai pekerjaan itu sebagai perbuatan tak bermakna. Padahal, itu adalah cara
Habib Hamid menyelamatkan kapal penumpang yang nyaris karam di lautan luas.
Sebab di belakang hari ada orang datang ke rumah beliau dan mengucapkan terima
kasih atas pertolongan Habib Basirih waktu kapal mereka hampir karam di tengah
laut.
Perbuatan Habib Hamid lainnya
yang spektakuler adalah menghidupkan kambing mati. Suatu hari, seorang tetangga
mengatakan kepada beliau bahwa di batang (rakitan kayu gelondongan di atas
sungai yang dapat berfungsi untuk tempat mandi dsbnya) milik Habib Basirih
terdapat bangkai kambing yang sudah membusuk. Bersama Habib Hamid, tetangga itu
turun ke batang untuk membuktikan penglihatannya. Tetangga itu kaget ketika
matanya menatap seekor kambing hidup terikat di batang Habib Hamid.
Ulah Habib Hamid lainnya adalah
beliau pernah duduk di atas tanggui (penutup kepala berbentuk bundar terbuat
dari daun nipah) menyeberangi Sungai Basirih menengok keponakannya Habib Ahmad
bin Hasan bin Alwi bin Idrus Bahasyim (Habib Batillantang).“Waktu kecil saya
pernah diberi gulungan benang layang-layang,” ujar Habib Abdul Kadir bin Ghasim
bin Thaha Bahasyim, 86 tahun. Gulungan benang layang-layang itu kemudian
dipahami oleh Habib Abdul Kadir sebagai perjalanan hidupnya yang sepanjang tali
benang layang-layang. HabibAbdul Kadir bekerja di kapal dagang dan berlayar
mengarungi berbagai penjuru wilayah pedalaman Kalimantan. Beberapa wanita tua
di Basirih mengungkapkan pernah diajak orangtuanya berziarah ke Habib Basirih
ketika beliau hidup untuk minta ‘berkah’. Beberapa orang tua meminta air kepada
Habib Basirih dengan hajat agar anak-anak mereka pandai mengaji. Setalah diberi
‘air penenang’ anak-anak kecil mereka pun lancar membaca Kitab Suci AlQur’an.
Allahumma sholli wa sallim ‘ala Sayyidi wa habibi..
Wa thobibi qolbi wa jasadi wa
ruuhi..
Sayyidi Rosulillah Muhammad ibni
‘Abdillah..
Ash-shodiqil amîn wa ‘ala alihi
wa shohbihi ajma’in..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar