Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

Agungnya bacaan Syahadat
"Ramadhan adalah kemuliaan dan anugerah yang sangat besar dari Allah bagi umat Nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat dipahami, salah satunya, dari dialog yang dilakuakn Nabi Musa AS dengan Allah melalui riwayat yang datang dari Nabi SAW.

Nabi Musa AS bertanya kepada Allah SWT, 'Ya Allah, apakah ada seorang manusia yang Engkau muliakan seperti Engkau memuliakan diriku, Engkau anugerahi aku dapat berdialog langsung dengan Engkau?'

Allah SWT menjawab, 'Wahai Musa, Aku benar berdialog denganmu. Akan tetapi ada jarak pemisah antara Engkau dan Aku sebanyak tujuh puluh ribu dinding cahaya. Namun apabila umat Muhammad sudah berpuasa sampai memutih bibir-bibir mereka karena haus dan menguning warna kulit mereka karena kurang tidur oleh banyaknya bangun malam, membaca Al-Quran, dan shalat Tahajjud, Aku angkat dinding itu ketika mereka sedang berbuka puasa, sehingga pada saat itu Aku lebih dekat dengan mereka daripada engkau.’

Itulah sebabnya, seorang sahabat Nabi SAW yang bernama Abdullah bin Umar bila hendak berbuka puasa dia kumpulkan keluarganya dan mengajak mereka untuk membaca 'Asyhadu alla ilaha illallah, astaghfirullah, Nas-alukal jannata wan a-`udzu bika minannar (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, aku memohon ampunan kepada Allah, kami memohon surga kepada-Mu, dan kami berlindung kepada-Mu dari api neraka).'

Hal itu berdasarkan tuntunan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, 'Perbanyaklah padanya (pada saat menjelang berbuka puasa) empat hal, dua hal membuat Allah senang dan dua hal lagi kalian butuh kepadanya. Dua hal pertama, yaitu membaca syahadat dan memohon ampunan kepada-Nya, dan dua hal lagi, yaitu permohonan surga dan permohonan agar dihindarkan dari neraka-Nya.'
 
Besarnya Nilai Syahadat

Suatu ketika setelah terjadinya Perang Khaibar, ketika Nabi SAW dan para sahabat tengah duduk-duduk istirahat di suatu temapat, tiba-tiba ada seseorang bertubuh hitam legam dengan pakaian yang lusuh datang dari kejauhan hendak menghampiri.

Para sahabat hendak mencegah orang tersebut mendekati Nabi SAW karena dalam keadaan darurat perang. Namun beliau memberi isyarat agar membiarkan orang itu mendekat.

Lalu orang itu berteriak dengan lantang, "Di mana Muhammad, nabi orang Arab?"

"Aku adalah nabi sekalian umat manusia?" jawab Nabi SAW dengan nada penuh wibawa.

"Apakah untungnya bila aku masuk ke dalam agamamu?" tanya orang itu lagi.
"Engkau akan mendapatkan surga," jawab Nabi lagi.

Orang itu kemudian mendekat kepada Nabi SAW.

Para sahabat pun menutup hidung mereka karena bau yang menusuk hidung yang berasal dari tubuh orang itu. Tapi tidak demikian dengan Nabi SAW.
Kemudian orang itu pun mengucapkan dua kalimah shahadat di hadapan Rasulullah SAW.

Setelah itu Nabi bertanya tentang pekerjaannya.

Orang itu menjelaskan bahwa ia bekerja sebagai penggembala kambing seorang Yahudi, namun ia menyatakan tidak akan pernah lagi menjadi penggembala kambing tetapi akan menjadi pembela agama Rasulullah SAW dan pembela setia beliau.

Nabi kemudian menyuruhnya untuk mengembalikan kambing-kambing gembalaannya kepada pemilikinya. Nabi pun membantu orang itu untuk mengembalikan kambing-kambing itu kepada pemilikinya. Beliau mengambil sedikit pasir dan menaburkannya di atas kepala kambing yang paling besar sehingga kambing-kambing itu pun kembali ke kandangnya masing-masing.

Di tengah perjalanan menuju Madinah, beberapa Yahudi yang sudah ditundukkan di Khaibar menggunakan sisa-sisa senjata mereka untuk menyerang pasukan Islam. Tiba-tiba sebusur anak panah melesit dari arah yang tidak terduga dan tepat menghunjam dada orang yang baru saja masuk Islam itu hingga tewas.

Setelah berhasil melumpuhkan segelintir penyerang Yahudi yang datang secara tiba-tiba, para sahabat sibuk mempersiapkan pemakaman.

Namun para sahabat merasa heran karena Nabi tidak ikut serta dalam pemakaman tersebut. Mereka menyaksikan Nabi tengah asyik memandangi langit, seolah ada sesuatu yang menyibukkan pandangan beliau. Para sahabat pun bertanya, "Apa yang tengah engkau pandangi, wahai Rasulullah?"

"Aku tengah bergembira memandangi calon istri-istri saudara kita yang baru saja gugur tadi," jawab Nabi SAW dengan bibir yang penuh dengan senyuman.

Perhatikanlah bagaimana besarnya nilai ucapan La Ilaha illallah Muhammadurrasulullah. Dengan ucapan itu sahabat Nabi yang baru saja masuk Islam ini sudah mendapatkan kemuliaan yang sangat tinggi bahkan calon istri-istrinya di surga kelak sudah Allah perlihatkan kepada Nabi-Nya pada saat pemakaman orang itu tengah dilaksanakan."

Sumber :
majalah-alkisah.com
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar


Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"